Golongan Umur Pendidikan Pekerjaan

Mayoritas ibu yang mempunyai pengetahuan yang kurang tentang dampak kekerasan dalam rumah tangga yaitu sebanyak 33 orang 55,9, ibu-ibu yang mempunyai pengetahuan baik ada sebanyak 19 orang 32,2, dan minoritas ibu yang pengetahuan yang cukup ada sebanyak 7 orang 11,9.

5.2. Pembahasan

Kekerasan dalam rumah tangga adalah kekerasan yang terjadi dalam lingkungan rumah tangga. Pada umumnya, pelaku kekerasan dalam rumah tangga adalah suami, dan korbannya adalah istri dan atau anak- anaknya bisa terjadi dalam bentuk fisik, kekerasan psikologi emosional, kekerasan seksual dan kekerasan ekonomi Ahmad Fauzi, 6 - 8 – 2006. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memperoleh data yang merupakan keadaan nyata dengan cara menyebarkan kuisioner kepada 40 orang responden ibu mengenai dampak kekerasan dalam rumah tangga di Desa Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2008. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pemmbahasan dan sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut:

5.2.1. Data Umum

5.2.1.1. Golongan Umur

Ibu – ibu yang menjadi responden dalam penelitian mengenai dampak kekerasan dalam rumah tangga di Dusun VDesa Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2008, cenderung berumur diatas 30 tahun ada sebanyak 33 orang 82,5, daripada ibu-ibu yang berumur dibawah 25 tahun ada sebanyak 2 orang 5.

5.2.1.2. Pendidikan

Universitas Sumatera Utara Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi tingginya tingkat intelegensinya. Pendidikan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerime ide-ide baru Notoatmodjo, 2003. Kekerasan dalam rumah tangga bukan saja terjadi pada kelompok berpendidikan dan berpenghasilan rendah, namun kasus kekerasan terjadi dikelompok berpendidikan menengah keatas Ahmad Chusairi, 2006, hal 2. Pendidikan ibu yang tinggi akan membuat minat ibu yang tinggi untuk mngetahui dampak kekerasan dalam rumah tangga. Pendidikan ibu dibedakan atas ibu yang berpendidikan rendah SD dan SLTP, pendidikan sedang SMU, dan pendidikan tinggi D3 dan S1. Ibu-ibu di Dusun V Desa Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2008, mayoritas berpendidikan SMP ada sebanyak 21 orang 35,6, dan minoritas berpendidikan tinggi ada sebanyak 5 orang 8,5.

5.2.1.3. Pekerjaan

Pekerjaan ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ibu untuk mengerti mengenai dampak kekerasan dalam rumah tangga dibedakan atas ibu yang bekerja dan tidak bekerja. Ibu yang tidak bekerja mempunyai waktu luang atau dapat meluangkan waktunya untuk lebih sering melihat informasi mengenai dampak kekerasan dalam rumah tangga. Ibu-ibu di Dusun V Desa Sambi rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2008, mayoritas tidak bekerja yaitu ada sebanyak 46 orang 78, dan minoritas bekerja yaitu ada sebanyak 13 orang 22. Kurangnya pengetahuan ibu tentang kekerasan terhadap perempuan lebih banyak ditemukan pada ibu rumah tangga atau pada ibu yang tidak bekerja. Hal ini disebabkan ibu kurang mengetahui dampak kekerasan dan akibatnya, khususnya akibat pada kesehatan reproduksinya karena si ibu beranggapan bahwa seorang ibu rumah tangga jika mendapat kekerasan dalam hidupnya adalah hal Universitas Sumatera Utara biasa. Kurniati 1998 menyatakan kekerasan paling tinggi yang menimpa perempuan adalah wanita yang sudah berkeluarga. Perbedaan dan pembagian gender juga membuat kaum perempuan bekerja lebih keras dan lebih lama Doubel Burden. Bekerja bagi perempuan yang bersuami tentu berbeda artinya dengan perempuan yang harus menjadi tiang keluarga. Beban yang disanggah tentu lebih berat dirasakan oleh perempuan yang mencari nafkah sendirian. Jasil penelitian bekerja, punya kaitanna yang sangat erat dengan kelas sosial dimana mereka berada. Perempuan yang paling risau akan kesuksesan cenderung berasal dari keluarga menengah keatas, dimana ayah mereka berhasil dan ibu mereka tak perlu bekerja secara terikat dan profesional. Situasi ini kerap kali menjadi tempat dominan tindak kekerasan terjadi Ahmad Fauzi, 06-08-2006.

5.2.1.4. Sumber Informasi