Pembagian usia remaja Perkembangan emosi remaja

26 yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini. Lazimnya masa remaja dianggap dimulai pada saat secara seksual menjadi matang dan berakhir sampai ia menjadi matang secara hukum. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan masa remaja merupakan masa dimana individu mulai berada dalam perkembangan menjadi dewasa, ditandai dengan kematangan secara seksual dan matang secara hukum.

2. Pembagian usia remaja

Menurut Monks 2001 batasan usia remaja adalah antara 12 tahun sampai 21 tahun. Monks membagi batasan usia ini dalam tiga fase, yaitu : 1. Fase remaja awal : usia 12 tahun sampai 15 tahun 2. Fase remaja pertengahan : usia 15 tahun sampai 18 tahun 3. Fase remaja akhir : usia 18 tahun sampai 21 tahun Batasan usia remaja untuk masyarakat Indonesia adalah antara 11-24 tahun dan belum menikah, dengan pertimbangan bahwa usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak. Sedangkan batasan usia 24 tahun merupakan batas maksimal untuk individu yang belum dapat memenuhi persyaratan kedewasaan secara sosial maupun psikologis, dan individu yang sudah menikah, dianggap dan diperlakukan sebagai individu dewasa penuh sehingga tidak lagi digolongkan sebagai remaja Sarwono, 2003 . Berdasarkan pendapat–pendapat tersebut di atas, kiranya peneliti mengambil batasan rentang usia remaja untuk penelitian ini antara 12 – 15 tahun, atau usia remaja awal menurut Monks. Universitas Sumatera Utara 27

3. Perkembangan emosi remaja

Menurut Ali dan Asrori 2004 masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik, mental, sosial, dan emosional. Umumnya, masa ini berlangsung pada masa individu duduk di bangku sekolah menengah. Masa ini biasanya dirasakan sebagai masa sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga atau lingkungannya. Masa remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi yang berkobar-kobar, sedangkan pengendalian diri belum sempurna. Remaja juga sering mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang dan khawatir kesepian. Perkembangan emosi individu pada umumnya tampak jelas pada perubahan tingkah lakunya. Perkembangan emosi remaja juga demikian. Kualitas atau fluktuasi gejala yang tampak dalam tingkah laku itu sangat tergantung pada tingkat fluktuasi emosi yang ada pada individu tersebut. Sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja, yaitu : a. Perubahan jasmani Perubahan jasmani yanng ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang sangat cepat dari anggota tubuh. Tidak setiap remaja dapat menerima perubahan kondisi tubuh yang seperti itu. Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan dengan perkembangan alat kelaminnya sehingga dapat menyebabkan rangsangan di dalam tubuh remaja dan sering sekali menimbulkan masalah dalam perkembangan emosinya. Universitas Sumatera Utara 28 b. Perubahan pola interaksi dengan orangtua Pola asuh orangtua terhadap anak termasuk remaja sangat bervariasi. Perbedaan pola asuh orangtua dapat berpengaruh terhadap perkembangan emosi remaja. c. Perubahan interaksi dengan teman sebaya Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebaya secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan membentuk semacam geng. Pada masa ini para anggotanya biasanya membutuhkan teman-teman untuk melawan otoritaas atau melakukan perbuatan yang tidak baik atau bahkan kejahatan bersama. d. Perubahan pandangan luar Sikap dunia luar terhadap remaja sering tidak konsisten. Terkadanng mereka dianggap dewasa dan terkadang dianggap sebagai anak kecil sehingga menimbulkan kejengkelan pada diri remaja. Kejengkelan ini dapat berubah menjadi tingkah laku emosional. Selain itu, pihak luar yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan kekosongan remaja dengan melibatkan remaja ke dalam kegiatan-kegiatan yang merusak diri seperti penggunaan obat terlarang, minum minuman keras, serata bertindak kriminal dan kekerasan. e. Perubahan interaksi dengan sekolah Guru merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan remaja karena selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi para peserta didiknya. Namun demikian, tidak jarang terjadi bahwa dengan figur sebagai tokoh tersebut, guru memberikan ancaman-ancaman tertentu kepada Universitas Sumatera Utara 29 peserta didiknya. Peristiwa semacam ini sering tidak disadari oleh para guru. Hal seperti ini akan memberikan stimulus negatif bagi perkembangan emosi remaja.

D. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Perilaku Delinkuen pada Remaja Laki-laki