Identifikasi Variabel Penelitian Metode Analisa Data

33

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan unsur penting dalam sebuah penelitian ilmiah sehingga metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah hasil penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan Hadi, 2000. Metode penelitian merupakan unsur yang paling penting dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatf dengan metode korelasional, dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional terhadap perilaku delinkuen pada remaja laki-laki.

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas : Kecerdasan Emosional 2. Variabel Tergantung : Perilaku Delinkuen

B. Definisi Operasional

1. Kecerdasan emosional

Kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan. Individu yang memiliki kecerdasan emosional yang baik mempunyai kemampuan intrapersonal dan kemampuan interpersonal Universitas Sumatera Utara yang baik, dapat menyesuaikan diri dengan baik, mampu menangani stres dan mampu mengelola suasana hati dengan baik. a. Kemampuan intrapersonal, meliputi : 1. Kesadaran diri emosional Merupakan kemampuan untuk mengakui atau mengenal perasaan diri, memahami hal yang sedang dirasakan dan mengetahui penyebabnya 2. Asertivitas Merupakan kemampuan untuk mengungkapkan perasaan, kemampuan mengungkapkan keyakinan dan gagasan secara terbuka, dan kemampuan mempertahankan kebenaran dengan cara yang tidak destruktif 3. Harga diri Merupakan kemampuan menghargai dan menerima diri sendiri sebagai sesuatu yang baik, atau kemampuan mensyukuri berbagai aspek positif dan kemampuan yang ada dan juga menerima aspek negatif dan keterbatasan yang ada pada diri kita dan tetap menyukai diri sendiri 4. Aktualisasi diri Merupakan kemampuan menyadari kapasitas potensial yang dimiliki. Aktualisasi diri adalah suatu proses dinamis dengan tujuan mengembangkan kemampuan dan bakat secara maksimal 5. Kemandirian Merupakan kemampuan mengatur atau mengarahkan diri dan mengendalikan diri dalam berfikir dan bertindak serta tidak tergantung pada orang lain secara emosional Universitas Sumatera Utara b. Kemampuan interpersonal, meliputi : 1. Empati Merupakan kemampuan menyadari, memahami, menghargai perasaan orang lain dan juga kemampuan untuk peka terhadap perasaan dan pikiran orang lain 2. Hubungan interpersonal Merupakan kemampuan menjalin dan mempertahankan hubungan yang saling memuaskan yang dicirikan dengan keakraban serta memberi dan menerima kasih sayang 3. Tanggungjawab sosial Merupakan kemampuan menunjukkan diri sendiri dengan bekerjasama, serta berpartisipasi dalam kelompok sosialnya. Komponen-komponen kecerdasan emosional ini meliputi bertindak secara bertanggungjawab, meskipun kita tidak mendapatkan keuntungan apapun secara pribadi c. Penyesuaian diri, meliputi : 1. Pemecahan masalah Merupakan kemampun mengenali masalah serta menghasilkan dan melaksanakan solusi yang secara potensial efektif. Kemampuan ini juga berkaitan dengan keinginan untuk melakukan yang terbaik dan tidak menghindari masalah tetapi dapat menghadapi masalah dengan baik 2. Uji realitas Universitas Sumatera Utara Merupakan kemampuan menilai kesesuaian antara apa yang dialami atau dirasakan dan kenyataan yang ada secara objektif dan sebagaimana adanya bukan sebagaimana yang diinginkan atau diharapkan 3. Fleksibilitas Merupakan kemampuan mengatur emosi, pikiran dan tingkah laku untuk mengubah situasi dan kondisi sikap fleksibilitas ini juga mencakup seluruh kemampuan kita untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tidak terduga dinamis d. Penanganan stres, meliputi : 1. Ketahanan menanggung stres Merupakan kemampuan menahan peristiwa yang tidak menyenangkan dan situasi stres dan dengan aktif serta sungguh-sungguh mengatasi stres tersebut. Ketahanan menanggung stres ini berkaitan dengan kemampuan untuk tetap tenang dan sabar 2. Pengendalian impuls Merupakan kemampuan menahan dan menunda gerak hati, dorongan dan godaan untuk bertindak e. Suasana hati, meliputi : 1. Kebahagiaan Merupakan kemampuan untuk merasa puas dengan kehidupan, menikmati kebersamaan dengan orang lain dan bersenang-senang Universitas Sumatera Utara 2. Optimisme Merupakan kemampuan untuk melihat sisi terang dalam hidup dan membangun sikap positif sekalipun dihadapkan dengan kesulitan. Optimisme mengasumsikan adanya harapan dalam menghadapi kesulitan Kecerdasan Emosional akan diukur dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Bar-On dalam Goleman, 2000.

2. Perilaku delinkuen

Perilaku delinkuen merupakan suatu bentuk untuk berperilaku ilegal yang dilakukan oleh orang yang belum dewasa remaja dan merupakan perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial atau masyarakat, tidak pantas dan tidak sesuai dengan peran sosial dan status sosial pada usia tersebut. Individu yang delinkuen melakukan perilaku seperti membolos, mabuk-mabukan, lari dari rumah, suka berkeliaran pada malam hari dan melakukan tindakan kriminal dan tidak dapat dikendalikan. a. School truancy Membolos jam pelajaran, membolos sekolah, keinginan rendah untuk berada di sekolah, tidak betah berada di kelas untuk mengikuti pelajaran dan mendengarkan guru b. Alcoholic beverages Mengkonsumsi alkohol, dan obat-obatan Universitas Sumatera Utara c. Running away Keinginan yang rendah untuk berada di rumah, pergi dari rumah tanpa pamit dan tanpa batas yang wajar untuk seusianya d. Ungovernability Tidak dapat dikontrol, ketidakpatuhan, menentang aturan dan perintah orangtuafigur otoritas e. Curfew violation melanggar jam malam, keluar malam tanpa orangtua f. Crimes Bergaul dengan penjahat dan ikut terlibat, melakukan tindakan kriminal seperti penyerangan dan mencuri. Perilaku delinkuen akan diukur dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan pengkategorian perilaku delinkuen yang dikemukakan oleh Bynum Thompson 1996.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi dan sampel

Dalam suatu penelitian masalah populasi dan sampel yang dipakai merupakan satu faktor penting yang harus diperhatikan. Populasi adalah seluruh objek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama Hadi, 2000. Menyadari luasnya keseluruhan populasi dan keterbatasan yang dimiliki penulis, maka subjek penelitian yang dipilih adalah sebagian dari keseluruhan populasi Universitas Sumatera Utara yang dinamakan sampel. Sampel adalah sebahagian dari populasi yang merupakan penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi. Sampel harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama Hadi, 2000. Karakteristik populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Remaja laki-laki. b. Berusia 12-15 tahun. c. Bersekolah d. Kecamatan Medan Denai Kota Medan

2. Teknik pengambilan sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal, baik yang bersifat teoritis dimaksudkan untuk memperoleh derajat kecermatan statistik yang maksimal. Sedangkan pertimbangan yang bersifat praktis didasarkan pada keterbatasan peneliti, antara lain keterbatasan waktu dan dana. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik pengambilan sampel dengan random secara berkelas cluster random sampling. Pengambilan sampel menurut kelasnya dan bukan diambil per individu, melainkan dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik pengambilan sampel ini dipandang ekonomis, lebih mudah dan lebih murah, serta semua subjek memiliki peluang yang sama besar untuk terpilih menjadi sampel Hadi, 2000. Sugiarto 2003 berpendapat bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, besar sampel yang paling kecil adalah 30, walaupun ia juga mengakui bahwa banyak peneliti lain menganggap bahwa Universitas Sumatera Utara sampel sebesar 100 merupakan jumlah yang minimum. Sedangkan menurut Siegel 1997 tidak ada batasan mengenai berapa jumlah ideal sampel penelitian. Prosedur random pertama sekali dilakukan terhadap 21 buah sekolah yang ada di Kecamatan Medan Denai dengan mengambil tiga buah sekolah. Selanjutnya dilakukan prosedur random terhadap kelas-kelas yang ada pada sekolah-sekolah yang telah terpilih.

D. Alat Pengumpulan Data

Dalam usaha mengumpulkan data penelitian diperlukan suatu metode. Prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Skala adalah suatu prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur aspek afektif yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu Azwar, 2006. Dalam penelitian ini menggunakan dua skala yaitu dan skala kecerdasan emosional dan skala perilaku delinkuen.

1. Skala kecerdasan emosional

Skala kecerdasan emosional disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Bar-On dalam Goleman 2000, yaitu kemampuan intrapersonal, kemampuan interpersonal, penyesuaian diri, penanganan stres dan suasana hati. Skor kecerdasan emosional menunjukkan kemampuan dalam menggunakan dan mengelola emosi. Skor yang tinggi mengidentifikasikan Universitas Sumatera Utara seseorang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, begitu juga sebaliknya, skor yang rendah mengidentifikasikan seseorang memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Skala ini menggunakan skala Likert. Skala terdiri dari pernyataan dengan empat pilihan jawaban yaitu : Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favorable mendukung aspek yang diukur dan unfavorable tidak mendukung aspek yang diukur. Untuk lebih jelasnya, cara penilaian skala kecerdasan emosional yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Cara Penilaian Skala Kecerdasan Emosional BENTUK PERNYATAAN Favorable Unfavorable Respon Skor Respon Skor STS 1 SS 1 TS 2 S 2 S 3 TS 3 SS 4 STS 4 Nilai setiap pilihan bergerak dari 1-4, skor untuk setiap respon pada pernyataan favorable yaitu SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Sedangkan untuk skor pernyataan unfavorabel yaitu SS = 1, S = 2, TS = 3, dan STS = 4. Skala kecerdasan emosional disusun berdasarkan aspek-aspek dari teori Bar-On, berikut bentuk blueprint dan distribusi aitem-aitemnya: Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Distribusi aitem-aitem skala kecerdasan emosional sebelum uji coba No Aspek Indikator Aitem Jumlah Favorable Unfavorable Nomor Jumlah Nomor Jumlah 1. Kemampuan Intrapersonal a. Kesadaran diri emosional 1, 11, 12 3 2 1 24 33,3 b. Asertivitas 13, 24 2 23,33,43 3 c. Harga diri 15, 35 2 26,27,38 3 d. Aktualisasi diri 25,34,44 3 36,37 2 e. Kemandirian 6,7 2 5,16,17 3 2. Kemampuan Interpersonal a. Empati 31,32,42 3 21,22 2 14 19,4 b. Hubungan interpersonal 4,14 2 18,29 2 c. Tanggung jawab sosial 3,8,19 3 28,39 2 3. Penyesuaian Diri a. Pemecahan masalah 30,41,45 3 9,10 2 16 22,2 b. Uji realitas 20,40 2 46,55 2 c. Flexibilitas 52,62,63 3 56,64, 66,67 4 4. Penanganan Stres a. Ketahanan menanggung stres 51,53 2 61,71,72 3 10 13,9 b.Pengendalian impuls 47,57,58 3 54,65 2 5. Suasana Hati a. Kebahagiaan 48,49 2 59,68 2 8 11,1 b. Optimisme 50,60 2 69,70 2 Total 72 100

2. Skala perilaku delinkuen

Menurut Bynum Thompson 1996 yang termasuk dalam pengkategorian perilaku delinkuen meliputi: school truancy bolos sekolah, alcoholic beverages mengkonsumsi alkohol, running away pergi dari rumah, ungovernability tidakpatuh, curfew violation melanggar jam malam, crimes melakukan tindakan kriminal. Semakin tinggi skor yang dicapai oleh subjek penelitian berarti semakin tinggi tingkat perilaku delinkuennya. Sebaliknya semakin rendah skor yang Universitas Sumatera Utara dicapai oleh subjek penelitian berarti semakin rendah tingkat perilaku delinkuennya. Skala ini menggunakan skala Likert. Skala terdiri dari pernyataan dengan empat pilihan jawaban yaitu : Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favorable mendukung aspek yang diukur dan unfavorable tidak mendukung aspek yang diukur. Untuk lebih jelasnya, cara penilaian skala perilaku delinkuen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Cara Penilaian Skala Perilaku Delinkuen BENTUK PERNYATAAN Favorable Unfavorable Respon Skor Respon Skor STS 1 SS 1 TS 2 S 2 S 3 TS 3 SS 4 STS 4 Nilai setiap pilihan bergerak dari 1-4, skor untuk setiap respon pada pernyataan favorable yaitu SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Sedangkan untuk skor pernyataan unfavorabel yaitu SS = 1, S = 2, TS = 3, dan STS = 4. Skala perilaku delinkuen disusun berdasarkan pengkategorian perilaku delinkuen menurut Bynum Thompson 1996, berikut bentuk blueprint dan distribusi aitem-aitemnya: Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Distribusi aitem-aitem skala perilaku delinkuen sebelum uji coba No Aspek- Aspek Aitem JUMLAH Favourable Unfavourable Nomor Jumlah Nomor Jumlah 1. School truancy 24,32,33,53, 55 5 2,13,22,57 ,58 5 10 16,67 2. alcoholic beverages 23,25,27,28, 29 5 5,34,35,51 4 9 16,67 3. Running away 12,48,49,52, 56 5 6,16,26,36 ,46 5 10 16,67 4. Ungoverna bility 10,20,30,40, 50 5 1,11,21,31 4 9 16,67 5. Curfew violation 7,14,15,45,4 7 5 3,4,44,54 4 9 16,67 6 Crimes 9,17,19,37,4 2,43 6 8,18,38,39 ,41 5 11 16,67 Total 58 100

E. Validitas, Reliabilitas Alat Ukur dan Uji Daya Beda Aitem 1. Uji validitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji coba alat ukur dalam menjalankan fungsinya. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan tujuan adalah : pertama, seberapa jauh alat ukur skala kecerdasan emosional dan skala perilaku delinkuen mengukur atau mengungkap dengan tepat pada remaja laki-laki. Kedua, seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan atau ketelitian pengukuran atau dengan kata lain dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya Azwar, 1997. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional dan melalui professional judgement Azwar, 2004. Dalam penelitian ini, peneliti meminta professional judgement dari dosen eksperimen dan dosen pembimbing peneliti di Fakultas Psikologi USU. Universitas Sumatera Utara

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat reliabilitas alat ukur yang menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda Hadi, 2000. Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indikator konsistensi aitem-aitem tes dalam menjalankan fungsi ukurnya bersama-sama. Reliabilitas alat ukur ini sebenarnya mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 1997. Uji reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan pendekatan reliabilitas konsistensi internal yaitu single trial administration dimana skala psikologi hanya diberikan satu kali saja pada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi Azwar, 1997. Metode konsistensi internal yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach yaitu tes dibelah menjadi bagian-bagian sebanyak jumlah aitem.

3. Uji daya beda aitem

Uji daya beda aitem ini akan dilakukan pada alat ukur dalam penelitian yaitu skala kecerdasan emosional dan skala perilaku delinkuen. Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur Universitas Sumatera Utara tes. Dengan kata lain, memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes secara keseluruhan. Azwar, 2004. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu skor aitem dikorelasikan dengan skor total tes. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal dengan indeks diskriminasi aitem Azwar, 2004. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 13.0 for Windows.

4. Hasil uji coba alat ukur a. Skala kecerdasan emosional

Uji coba skala kecerdasan emosional dilakukan terhadap 69 orang subjek remaja laki-laki yang bersekolah. Adapun distribusi hasil uji coba skala akan dijelaskan pada tabel 5. Universitas Sumatera Utara Tabel 5. Distribusi aitem-aitem skala kecerdasan emosi setelah uji coba No Aspek Indikator Aitem Jumlah Favorable Unfavorable Nomor Jumlah Nomor Jumlah 1. Kemampuan Intrapersonal a. Kesadaran diri emosional 0 2 1 8 b. Asertivitas 0 0 c. Harga diri 35 1 38 1 d. Aktualisasi diri 25,34 2 36,37 2 e. Kemandirian 0 16 1 2. Kemampuan Interpersonal a. Empati 0 0 3 b. Hubungan interpersonal 0 18 1 c. Tanggung jawab sosial 3,19 2 0 3. Penyesuaian Diri a. Pemecahan masalah 30,41,45 3 10 1 9 b. Uji realitas 0 46,55 2 c. Flexibilitas 52 1 64,67 2 4. Penanganan Stres a. Ketahanan menanggung stres 51 1 71,72 2 6 b.Pengendalian impuls 57 1 54,65 2 5. Suasana Hati a. Kebahagiaan 48,49 2 68 1 5 b. Optimisme 50 1 70 1 Total 31 Berdasarkan blue-print di atas, diketahui setelah uji coba dari 72 aitem skala kecerdasan emosional dengan 69 orang subjek terdapat 31 aitem yang memiliki koefisien korelasi yang memenuhi syarat untuk dapat digunakan dalam penelitian r ≥0.275 dengan reliabilitas alpha α sebesar 0.876. Koefisien determinasi aitem-aitem yang reliable berkisar antara 0.285 – 0.647 Pada skala ini dilakukan perubahan tata letak urutan nomor aitem-aitem. Hal ini dilakukan karena aitem yang gugur tidak diikutsertakan lagi dalam skala penelitian. Distribusi aitem-aitem yang akan digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 6. Distribusi aitem-aitem skala kecerdasan emosional yang digunakan saat penelitian No Aspek Indikator Aitem Jumlah Favorable Unfavorable Nomor Jumlah Nomor Jumlah 1. Kemampuan Intrapersonal a. Kesadaran diri emosional 0 1 1 8 b. Asertivitas 0 0 c. Harga diri 11 1 14 1 d. Aktualisasi diri 7,10 2 12,13 2 e. Kemandirian 0 4 1 2. Kemampuan Interpersonal a. Empati 0 0 3 b. Hubungan interpersonal 0 5 1 c. Tanggung jawab sosial 2,6 2 0 3. Penyesuaian Diri a. Pemecahan masalah 9,15,16 3 3 1 9 b. Uji realitas 0 17,24 2 c. Flexibilitas 22 1 26,28 2 4. Penanganan Stres a. Ketahanan menanggung stres 21 1 31,8 2 6 b.Pengendalian impuls 25 1 23,27 2 5. Suasana Hati a. Kebahagiaan 18,19 2 29 1 5 b. Optimisme 20 1 30 1 Total 31

b. Skala perilaku delinkuen

Uji coba skala kecerdasan emosional dilakukan terhadap 69 orang subjek remaja laki-laki yang bersekolah. Adapun distribusi hasil uji coba skala akan dijelaskan pada tabel 7. Universitas Sumatera Utara Tabel 7. Distribusi aitem-aitem skala perilaku delinkuen setelah uji coba No Aspek- Aspek Aitem JUMLAH Favourable Unfavourable Nomor Jumlah Nomor Jumlah 1. School truancy 24,32,33,53, 55 5 22,57,58 3 8 2. alcoholic beverages 23,25,28, 29 4 4 3. Running away 12,48,52, 56 4 6,16,26,36 ,46 5 9 4. Ungoverna bility 10,40, 50 3 11,31 2 5 5. Curfew violation 14,47 2 2 6 Crimes 19,43 2 8,38,39,41 4 6 Total 34 Berdasarkan blue-print di atas, diketahui setelah uji coba dari 58 aitem skala perilaku delinkuen dengan 69 orang subjek terdapat 34 aitem yang memiliki koefisien korelasi yang memenuhi syarat untuk dapat digunakan dalam penelitian r ≥0.275 dengan reliabilitas alpha α sebesar 0.894. Koefisien determinasi aitem-aitem yang reliable berkisar antara 0.291 – 0.629 Pada skala ini dilakukan perubahan tata letak urutan nomor aitem-aitem. Hal ini dilakukan karena aitem yang gugur tidak diikutsertakan lagi dalam skala penelitian. Distribusi aitem-aitem yang akan digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 8. Distribusi aitem-aitem skala perilaku dellinkuen yang digunakan saat penelitian No Aspek- Aspek Aitem JUMLAH Favourable Unfavourable Nomor Jumlah Nomor Jumlah 1. School truancy 10, 17, 18, 30, 31 5 8, 33, 34 3 8 2. alcoholic beverages 9, 11,13, 14 4 4 3. Running away 4, 27, 29, 32 4 1,6 ,12, 19, 25 5 9 4. Ungoverna bility 15, 22, 28 3 3,16 2 5 5. Curfew violation 5, 26 2 2 6 Crimes 7, 24 2 2, 20, 21,23 4 6 Total 34

F. Prosedur Penelitian 1. Tahap persiapan penelitian

a. Persiapan alat ukur Pada tahapan ini yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat alat ukur dan mengujicobakan alat ukur tersebut. Penelitian ini menggunakan dua skala yang disusun oleh peneliti. Skala yang pertama yaitu skala kecerdasan emosional yang disusun berdasarkan teori aspek-aspek kecerdasan emosional dari Bar-On. Skala yang kedua yaitu skala perilaku delinkuen disusun berdasarkan teori pengkategorian perilaku delinkuen dari Bynum Thompson 1996. Penyusunan skala ini didahului dengan membuat blue print yang kemudian dilanjutkan dengan operasionalisisasi dalam bentuk aitem-aitem pernyataan yang jumlah aitemnya masing-masing 72 aitem dan 58 aitem. Universitas Sumatera Utara b. Perizinan Untuk melakukan penelitian ini, maka terlebih dahulu yang dilakukan adalah proses persiapan dalam hal perizinan untuk melakukan penelitian. Proses perizinan dimulai dari Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dalam hal ini pihak Program Studi Psikologi atas nama koordinator pendidikan Program Studi Psikologi, mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada pihak Kecamatan Medan Denai Kota Medan. Surat permohonan ini diberikan langsung oleh peneliti kepada pihak kecamatan yaitu Camat Kecamatan Medan Denai. Setelah diperoleh data mengenai sekolah-sekolah yang terdapat di Kecamatan Medan Denai, maka dipilih beberapa sekolah yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini. Pihak Fakultas Psikologi atas nama koordinator pendidikan Fakultas Psikologi, mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada pihak Dinas Pendidikan agar dapat mengambil data atau melakukan penelitian di beberapa sekolah. Setelah mendapat izin dari pihak Dinas Pendidikan, maka peneliti meminta izin kepada pihak sekolah yang terpilih menjadi sampel untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, yaitu SMP Negeri 23, SMP Swasta An-Nizam dan SMP Swasta Kebangsaan Medan. c. Uji coba alat ukur Sebelum skala kecerdasan emsosional dan skala perilaku delinkuen dijadikan alat ukur yang sebenarnya dalam penelitian, maka terlebih dahulu skala tersebut diujicobakan kepada sejumlah remaja laki-laki. Setelah diujicobakan Universitas Sumatera Utara maka data tersebut diolah untuk menentukan aitem-aitem mana saja yang dapat dijadikan sebagai aitem dalam penelitian yang sebenarnya.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian diadakan dengan mulai menyebarkan skala pada remaja laki-laki yang telah memenuhi karakteristik populasi yang telah ditentukan sebelumnya. Para remaja diberikan skala kecerdasan emosi dan skala perilaku delinkuen. Pengambilan data dilakukan pada siswa lak-laki SMP Negeri 23 Medan pada tanggal 25 April 2008, SMP Swasta An-Nizam Medan pada tanggal 26 April 2008 dan SMP Swasta Kebangsaan Medan pada tanggal 28 April 2008.

3. Tahap pengolahan data

Pengolahan data pada penelitian ini seluruhnya menggunakan bantuan program SPSS version 13.0 for Window.

G. Metode Analisa Data

Semua analisa data diperoleh melalui program SPSS version 13.0 for windows. Metode analisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Uji daya beda aitem Indeks daya diskriminasi aitem merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dgn fungsi skala secara keseluruhan yang disebut dengan konsistensi aitem-total. Besarnya koefisien korelasi aitem-total bergerak dari 0 – 1 dengan tanda + atau -. Semakin baik daya diskriminasi aitem maka koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1. Sebagai kriteria pemilihan Universitas Sumatera Utara aitem berdasar korelasi aitem-total, biasanya digunakan batasan r ≥ 0,30 Azwar, 2006. Namun aitem yang lolos ternyata tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka peneliti menurunkan sedikit batas kriteria menjadi r ≥ 0,275. 2. Reliabilitas Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Pada umumnya, reliabilitas telah dianggap memuaskan bila koefisiennya mencapai minimal r = 0,90. Namun koefisien yang tidak setinggi itu masih dapat dianggap cukup berarti Azwar, 2006. 3. Uji normalitas sebaran. Uji normalitas sebaran dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel yakni kecerdasan emosional dan perilaku delinkuen telah terdistribusi secara normal. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan one sample Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai p 0,01 Hadi, 2000. 4. Uji linearitas hubungan. Uji linearitas hubungan dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel kecerdasan emosi berkorelasi secara linear terhadap data variabel perilaku delinkuen. Data variabel dikatakan linear jika p α, dimana α = 0.01. 5. Uji korelasi Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan uji korelasi pearson product moment guna melihat hubungan kecerdasan emosional dengan perilaku delinkuen pada remaja laki-laki. Data variabel dikatakan memiliki korelasi yang sangat signifikan p α, dimana α = 0.01 Universitas Sumatera Utara 6. Analisa regresi Analisa regresi dilakukan untuk menguji hipotesa penelitian guna mengetahui seberapa besar pengaruh kecerdasan emosi terhadap perilaku delinkuen pada remaja laki-laki. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DATA DAN INTERPRETASI

Bab ini akan menguraikan analisa data dan interpretasi hasil sesuai dengan data yang diperoleh pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dan hasil penelitian.

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah remaja laki-laki di kecamatan medan denai. Subjek penelitian adalah siswa SMP Negeri 23, SMP Swasta An-Nizam dan SMP Swasta Kebangsaan Medan yang dipilih secara random yang berjumlah 155 orang yang memenuhi karakterisitik populasi penelitian. Melalui 155 orang yang terpilih, maka diperoleh gambaran subjek berdasarkan usia dan kelas.

1. Gambaran subjek penelitian berdasarkan usia

Berdasarkan usia subjek penelitian maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 9. Tabel 9.Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Usia Jumlah N Persentase 12 tahun 30 19,35 13 tahun 44 28,39 14 tahun 55 35,48 15 tahun 26 16,77 Total 155 100 Berdasarkan data pada tabel 9, jumlah subjek yang berusia 12 tahun sebanyak 30 orang 19,35, subjek yang berusia 13 tahun sebanyak 44 orang 28,39, Universitas Sumatera Utara