58 perilaku delinkuen=135,25+ -0.78 kecerdasan emosional. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Linieritas Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Perilaku
Delinkuen
Linear Regression
70 80
90 100
110
Kecerdasan Emosional
40 50
60 70
80 90
P e
ri la
k u
D e
li n
k u
e n
Perilaku Delinkuen = 135.25 + -0.78 EI R-Square = 0.32
2. Hasil analisa data
a. Hasil perhitungan korelasi
Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 99 yang artinya hipotesis dapat diterima apabila p0.01. Berdasarkan hasil perhitungan dari analisis
korelasi pearson product moment diperoleh r
xy
= -.563. dengan p0.01 p=0. Dengan demikian diketahui adanya korelasi negatif yang sangat signifikan antara
variabel kecerdasan emosional dengan variabel perilaku delinkuen. b.
Hasil perhitungan regresi Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 99 yang artinya hipotesis
dapat diterima apabila p0,01. Berdasarkan hasil analisa regresi diperoleh nilai β
sebesar -0,563 dengan signifikansi nol diperoleh persamaan regresi seperti:
Universitas Sumatera Utara
59 perilaku delinkuen = -0,563.kecerdasan emosional yang berarti setiap
penambahan satu skor kecerdasan emosional maka diprediksikan perilaku delinkuen akan turun sebesar 0,563.
Selanjutnya diperoleh pula koefisien determinasi r
2
dari regresi tersebut sebesar 0,32 yang menunjukkan bahwa kecerdasan emosional memiliki pengaruh
terhadap perilaku delinkuen sebesar 31,7 dan dengan nilai F= 71,04 dan signifikansi nol p0,01 menunjukkan bahwa model fit sesuai dengan data atau
dengan kata lain data yang diperoleh mendukung penelitian yaitu kecerdasan emosional mempengaruhi perilaku delinkuen secara linier negatif. Selebihnya
68,3 perilaku delinkuen remaja dipengaruhi oleh variabel lain yang dalam penelitian ini tidak diteliti.
3. Deskripsi data penelitian
Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Azwar 2006 menyatakan bahwa
kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal. Kriterianya terbagi atas tiga kategori yaitu: rendah, sedang, dan tinggi.
Menurut Azwar 2006, pengkategorisasian 3 jenjang tinggi, sedang, rendah ini merupakan pengkategorisasian minimal yang digunakan oleh peneliti.
Apabila hanya dilakukan pengkategorisasian dalam 2 jenjang misalnya tinggi dan rendah maka akan menghadapi resiko kesalahan yang cukup besar bagi skor-skor
yang terletak di sekitar mean kelompok Azwar, 2006. Pengkategorisasian dalam 3 jenjang ini digunakan untuk menghindari resiko kesalahan yang cukup besar
Universitas Sumatera Utara
60 dan untuk keefisienan. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan norma kategorisasi sebagai berikut Azwar, 2000: X µ - 1,0
σ rendah
µ - 1,0 σ ≤ X µ + 1,0 σ
sedang µ + 1,0
σ ≤ X tinggi
Dalam penelitian ini peneliti mengkategorikan data penelitian berdasarkan mean hipotetik dan mean empirik. Mean hipotetik untuk melihat posisi relatif
individu berdasarkan norma skor idealnya skala, sedangkan berdasarkan mean empirik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma skor dari subjek
penelitian. a.
Variabel kecerdasan emosional Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap kecerdasan emosional
adalah sebanyak 31 aitem dengan format skala likert dalam 4 alternatif pilihan jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam
tabel 12 berikut: Tabel 12. Skor Emprik dan Skor Hipotetik Kecerdasan Emosional
Variabel Skor Empirik Skor
Hipotetik
Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
Kecerdasan Emosional
66 120 95.45
8.054 31 124
77.5 15.5
Berdasarkan tabel 12 diperoleh mean empirik skala kecerdasan emosional adalah µ
e
=95,45 dengan standard deviasi empirik 8,054 dan mean hipotetiknya adalah µ
h
=77,5 dengan standard deviasi hipotetik sebesar 15,5. Hasil perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik menunjukkan bahwa
kecerdasan emosional subjek penelitian memiliki skor di atas rata-rata µ
e
µ
h
.
Universitas Sumatera Utara
61 Pada tabel 13 dapat dilihat bahwa rata-rata kecerdasan emosional subjek
penelitian terletak pada kategori tinggi dalam pengkategorisasian skor kecerdasan emosional berdasarkan mean hipotetik.
Tabel 13. Kategorisasi Kecerdasan Emosional Berdasarkan Mean Hipotetik
Kriteria Kriteria Jenjang
Kategori Frekuensi Persentase
Kecerdasan Emosional
X 62 Rendah
62 ≤ X 93
Sedang 60
38,71 93
≤ X Tinggi
95 61,29
Dari tabel 13 diketahui bahwa subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori kecerdasan emosional tinggi ada 61,29 , subjek yang tergolong ke
dalam kategori kecerdasan emosional sedang ada 38,71 , subjek yang tergolong ke dalam kategori kecerdasan emosional rendah tidak ada 0 .
Tabel 14. Kategorisasi Kecerdasan Emosional Berdasarkan Mean Empirik
Kriteria Kriteria Jenjang
Kategori Frekuensi
Persentase
Kecerdasan Emosional
X 87,396 Rendah
18 11,61
87,396 ≤ X 103,504
Sedang 112
72,23 103,504
≤ X Tinggi
25 16,13
Dari tabel 14 diketahui bahwa subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori kecerdasan emosional tinggi ada 16,13 , subjek yang tergolong ke dalam
kategori kecerdasan emosional sedang ada 72,23 , subjek yang tergolong ke dalam kategori kecerdasan emosional rendah 11,61.
b. Variabel perilaku delinkuen Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap perilaku delinkuen adalah
sebanyak 34 aitem dengan format skala likert dalam 4 alternatif pilihan jawaban.
Universitas Sumatera Utara
62 Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam tabel 15
berikut: Tabel 15. Skor Emprik dan Skor Hipotetik Perilaku Delinkuen
Variabel Skor Empirik Skor
Hipotetik
Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
Perilaku Delinkuen
35 94 60,47
11,206 34
136 85 17
Berdasarkan tabel 15 diperoleh mean empirik skala perilaku delinkuen adalah µ
e
=60,47 dengan standard deviasi empirik 11,206 dan mean hipotetiknya adalah µ
h
=85 dengan standard deviasi hipotetik sebesar 17. Hasil perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik menunjukkan bahwa perilaku delinkuen
subjek penelitian memiliki skor di bawah rata-rata µ
e
µ
h
. Pada tabel 16 dapat dilihat bahwa rata-rata perilaku delinkuen subjek
penelitian terletak pada kategori rendah dalam pengkategorisasian skor perilaku delinkuen berdasarkan mean hipotetik.
Tabel 16. Kategorisasi Perilaku Delinkuen Berdasarkan Mean Hipotetik
Kriteria Kriteria Jenjang
Kategori Frekuensi Persentase
Kecerdasan Emosional
X 68 Rendah
115 74,19
68 ≤ X 102
Sedang 40
25,8 102
≤ X Tinggi
Dari tabel 16 diketahui bahwa subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori perilaku delinkuen rendah ada 74,19 , subjek yang tergolong ke dalam kategori
perilaku delinkuen sedang ada 25,8 , subjek yang tergolong ke dalam kategori perilaku delinkuen tinggi tidak ada 0 .
Universitas Sumatera Utara
63 Tabel 17. Kategorisasi Perilaku Delinkuen Berdasarkan Mean Empirik
Kriteria Kriteria Jenjang
Kategori Frekuensi Persentase
Kecerdasan Emosional
X 49,444 Rendah
23 14,84
49,444 ≤ X
71,676 Sedang 105
67,74 71,676
≤ X Tinggi
27 17,42
Dari tabel 17 diketahui bahwa subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori perilaku delinkuen rendah ada 14,84 , subjek yang tergolong ke dalam kategori
perilaku delinkuen sedang ada 67,74 , subjek yang tergolong ke dalam kategori perilaku delinkuen tinggi ada 17,42.
Universitas Sumatera Utara
64
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan, diskusi, dan saran-saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian pertama
dijabarkan hasil penelitian yang dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian yang didapat dari sudut teori maupun penelitian yang ada. Kemudian pada bagian
terakhir akan dikemukakan saran-saran yang mungkin dapat berguna bagi penelitian yang akan datang dengan tema serupa.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data penelitian dapat ditarik kesimpulan mengenai hasil penelitian, bahwa:
1. Ada hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosional dan
perilaku delinkuen pada remaja laki-laki pada karakteristik yang telah ditetapkan R=-563.
2. Ada pengaruh kecerdasan emosional yang signifikan terhadap perilaku
delinkuen pada remaja laki-laki pada karakteristik yang telah ditetapkan. 3.
Sumbangan efektif yang diberikan kecerdasan emosional terhadap perilaku delinkuen adalah sebesar 31,7.
4. Berdasarkan deskripsi data penelitian kecerdasan emosional, diperoleh mean
empirik skala adalah 95,45 dan mean hipotetiknya adalah 77,5. Dari perbandingan mean empirik dan mean hipotetik terlihat bahwa mean hipotetik
Universitas Sumatera Utara