Perasaan keluarga saat berkomunikasi dengan klien

“Awalnya kita gak ngerti maksud bapak ini, tapi yah lama-lama ngerti juga… Yah itu ajalah gak ada yang sulit juga, karena juga udah terbiasa.” Partisipan 8

4. Perasaan keluarga saat berkomunikasi dengan klien

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap delapan partisipan, ada tiga perasaan yang dirasakan oleh keluarga saat berkomunikasi dengan klien yaitu merasa kelelahan, merasa khawatir kepada klien dan merasa kasihan kepada klien. a. Merasa kelelahan Partisipan merasa kelelahan saat berkomunikasi dengan klien tergambar dari dua kategori yaitu putus asa saat klien hanya diam ketika diajak berkomunikasi dan kesal saat klien memberi respon tidak sesuai dengan yang diharapkan. Satu dari delapan partisipan mengatakan putus asa saat klien hanya diam ketika diajak berkomunikasi. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut : “Sudah saya ancam-ancam juga dia supaya mau ngomong tapi tetap aja diam dia, udah capek lah. Paling cuma diliatin aja kita. Ujungnya nangis lah dia. Keluar air mata dia.” Partisipan 7 Dua partisipan mengungkapkan bahwa partisipan merasa kesal saat klien memberi respon tidak sesuai dengan yang diharapkan. Adapun pernyataan tersebut diungkapkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara “Cemanalah ya, terkadang ayah itu mau lah pula marah. Kesal juga ada lah menjaganya. Sudah kita capek begadang, dimarahi lagi. Dia macam mau merepet tapi nggak bisa “ehh..ehh..” macam gitulah.” Partisipan 3 “Awalnya emosi juga kita dibuatnya, karena diam aja terus dia sampe pernah itu saya pukul mulutnya supaya mau ngomong.” Partisipan 7 b. Merasa khawatir kepada klien Perasaan khawatir yang dirasakan partisipan tergambar dari kategori yaitu merasa takut saat klien tidak bisa berbicara. Seorang dari delapan partisipan mengungkapkan bahwa merasa takut saat klien tidak bisa berbicara. Adapun pernyataan tersebut diungkapkan sebagai berikut : “Bingungnya yah, tadi suara jelaskan tapi kok tiba-tiba lidahnya mereng mulutnya juga gitu. “aahh..aahh” katanya gak bisa ngomong gitu jadi cemas jugalah saya. Saya suruh juga coba ngomong tapi gak bisa.” Partisipan 6 c. Merasa kasihan kepada klien Partisipan merasa kasihan kepada klien tergambar dari dua kategori yaitu sedih saat klien tidak bisa mengucapkan kata-kata dan tetap sabar saat berbicara dengan klien. Dari hasil wawancara terhadap delapan partisipan, ada lima partisipan yang merasa sedih saat klien tidak bisa mengucapkan kata-kata. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pernyataan partisipan berikut : Universitas Sumatera Utara “Sedihlah kita ya kek manalah orangtua ya kan. Apalagi kita hidup sama orangtua. Tiap hari di rumah biasa tiba-tiba gini dia gak bisa komunikasi. Sakit dia gak bi sa dibilangnya. Diam aja dia. Sedih aja lah paling.” Partisipan 4 “Kalau sedih pun pasti ada. Tapi yah kita jangan nampakkan dengan dia. Makin sedih dia nanti.” Partisipan 5 “Yah pasti sedih lah. Udah lain caranya sekarang..” Partisipan 8 Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap delapan partisipan, ada tiga partisipan yang tetap sabar saat berbicara dengan klien. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan pastisipan berikut : “Namanya juga orangtua awak, sabar-sabar juga lah.” Partisipan 3 “Pokoknya kalau dah kayak gitu dia saya gak mau marah. Nanti kan kalau saya bentak, makin lemah pula dia. Pokoknya kalau menghadapi pasien sabar aja lah.” Partisipan 5 “…Sabar aja lah. Paling awal waktu dia sakit lah dek, agak jelas lah ngomongnya , sekarang gak jelas sama sekali.” Partisipan 7 Universitas Sumatera Utara Tabel 1.2 Matriks Tema No Tema 1: Cara keluarga berkomunikasi dengan klien 1. Sub Tema : 1. Berkomunikasi secara lisan 2. Menggunakan gerakan tubuh Kategori : a. Tidak menuliskan kata yang diucapkan kepada klien a. Memberikan sentuhan b. Mendekat saat berkomunikasi dengan klien Tema 2 : Hambatan saat berkomunikasi dengan klien 2. Sub Tema : 1. Kurangnya pengetahuan tentang berkomunikasi dengan klien 2. Gangguan fisik yang dialami klien 3. Gangguan psikis yang dialami klien Kategori : a. Tidak mengerti dengan ucapan klien b. Salah mengartikan maksud klien c. Mengalami kesulitan saat berkomunikasi dengan klien a. Klien sulit mengucapkan kata-kata b. Klien tidak bisa menulis c. Klien tidak bisa membaca d. Klien merasa sakit saat berkomunikasi a. Klien mudah marah b. Klien mudah menangis Tema 3 : Usaha yang dilakukan keluarga untuk mengatasi hambatan saat berkomunikasi dengan klien 3. Sub Tema : 1. Meminta klien untuk menunjuk 2. Meminta klien menggunakan bahasa verbal 3. Sering berkomunikasi dengan klien Kategori : a. Meminta klien untuk memberitahu dengan mengarahkan kepada yang ingin diucapkan a. Meminta klien untuk mengulangi ucapan yang disampaikan klien b. Meminta klien untuk berbicara pelan a. Sering bertemu dengan klien b. Sudah terbiasa berkomunikasi dengan klien Tema 4 : Perasaan keluarga saat berkomunikasi dengan klien 4. Sub Tema : 1. Merasa kelelahan Kategori : a. Putus asa saat klien hanya diam Universitas Sumatera Utara 2. Merasa khawatir kepada klien 3. Merasa kasihan kepada klien ketika diajak berkomunikasi b. Kesal saat klien memberi respon yang tidak sesuai dengan yang diharapkan a. Takut saat klien tidak bisa berbicara a. Sedih saat klien tidak bisa mengucapkan kata-kata b. Tetap sabar saat berbicara dengan klien

4.2 Pembahasan