Usaha yang dilakukan keluarga untuk mengatasi hambatan saat berkomunikasi dengan klien

“Tapi dia tuh bawaannya emosi aja “ehh..ehh..” keg gitu lah cemana lah mau dibilang macam mau marah gitu. Cuma karena sejak sakit ini lah gampang marah dia padahal waktu sehat dulu dia jarang kali marah..” Partisipan 3 “Tapi pernah juga gitu kan, tanpa sebab keluar air matanya. Gak tahu juga lah kenapa.” Partisipan 3 “Orang stroke ini sensitif perasaannya, cengeng. Nanti tiba-tiba mau nangis…Misalnya pernah juga kan tiba-tiba aja dia nangis, kita tanya karena ini itu. Nggak juga. Jadi apa gitu yakan, gak ngerti kita. Dia tetap aja nangis doang..” Partisipan 8

3. Usaha yang dilakukan keluarga untuk mengatasi hambatan saat berkomunikasi dengan klien

Hasil wawancara yang dilakukan terhadap delapan partisipan, didapatkan usaha yang dilakukan keluarga untuk mengatasi hambatan berkomunikasi dengan klien yaitu meminta klien untuk menunjuk, meminta klien menggunakan bahasa verbal, dan sering berkomunikasi dengan klien. a. Meminta klien untuk menunjuk Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap delapan partisipan, lima partisipan mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk mengatasi hambatan yaitu meminta klien untuk menunjuk yang tergambar dari kategori yaitu meminta klien untuk memberitahu dengan mengarahkan kepada yang ingin diucapkan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut : “Coba tunjuk, mamak mau apa? Apa yang sakit mak? Seperti itu saya tanya.” Universitas Sumatera Utara Partisipan 1 “Kalau saya nggak ngerti, saya tanya terus saya suruh dia tunjuk…Cuma saya tanya lah, abang mau apa? Dia liatin itu disekitar dia terus kalau dia minta sesuatu ditunjuknya lah itu. “ehh..” katanya sambil ditunjuk nya kan, jadi tahu lah apa mau nya.” Partisipan 6 “Nggak ada. Sulit pun nggak. Gimana ya, kalau misalnya abang gak ngerti gitu abang ajak jalan bapak, abang tuntun dia nunjukin apa yang dia mau. Bapak ini main nunjuk aja. Kalau mau nonton gitu, ditunjuknya tv. Yah itu ajalah gak ada yang sulit juga, karena juga udah terbias a.” Partisipan 8 b. Meminta klien menggunakan bahasa verbal Dari hasil wawancara yang dilakukan, terdapat dua kategori yang menggambarkan cara keluarga meminta klien menggunakan bahasa verbal yaitu meminta mengulangi ucapan yang disampaikan klien dan meminta klien untuk berbicara pelan-pelan. Dua partisipan mengungkapkan bahwa cara partisipan dapat mengerti ucapan klien yaitu meminta mengulangi ucapan yang disampaikan klien. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut : “Kalau nggak ngerti maksud mamak yah, disuruh ulang.” Partisipan 2 “Kadang pun saya gak ngerti maksudnya. Saya bilang apa? “uang” katanya, terus saya bilang mau uang?” Partisipan 4 Universitas Sumatera Utara Seorang partisipan mengatakan bahwa cara untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi yaitu meminta klien untuk berbicara pelan-pelan. Pernyataan ini sesuai dengan ungkapan : “Jadi kalau dia mau cakap saya suruh pelan-pelan saya dengarkan. Misalnya mau bilangkan jangan lupa kunci rumah, “angan eeh..ehh.. mah unci” lama-lama saya ngerti juga apa maksudnya. Anaknya lah yang sama sekali gak ngerti apa cakapnya. Kalau saya karena saya suruh pelan- pelan cakapnya bang, jadi akhirnya saya tahu juga jadinya.” Partisipan 6 c. Sering berkomunikasi dengan klien Salah satu cara untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi yaitu sering berkomunikasi dengan klien yang tergambar dari dua kategori yang didapatkan dari hasil wawancara yaitu sering bertemu dengan klien dan sudah terbiasa berkomunikasi dengan klien. Seorang dari delapan partisipan mengatakan karena sering bertemu dengan klien sehingga partisipan dapat mengerti bahasa yang digunakan klien. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut : “Karena sudah setiap hari jumpa jadi ngertilah apa saja kegiatan ayah ini. Belajar dari pengalaman aja. Karena sering jumpa itu sering berkomunikasi juga jadi ngerti lah mau ayah ini. Misalnya kalau orang gak pernah jumpa sama dia, mana tahu lah dia apa seleranya. Ini ayah awak, jadi gak adalah yang sulit.” Partisipan 3 Seorang partisipan mengatakan tidak merasa sulit berkomunikasi dengan klien karena sudah terbiasa berkomunikasi dengan klien. Pernyataan ini sesuai dengan ungkapan: Universitas Sumatera Utara “Awalnya kita gak ngerti maksud bapak ini, tapi yah lama-lama ngerti juga… Yah itu ajalah gak ada yang sulit juga, karena juga udah terbiasa.” Partisipan 8

4. Perasaan keluarga saat berkomunikasi dengan klien