Cara keluarga berkomunikasi dengan klien

2. Merasa khawatir kepada klien 3. Merasa kasihan kepada klien ketika diajak berkomunikasi b. Kesal saat klien memberi respon yang tidak sesuai dengan yang diharapkan a. Takut saat klien tidak bisa berbicara a. Sedih saat klien tidak bisa mengucapkan kata-kata b. Tetap sabar saat berbicara dengan klien

4.2 Pembahasan

Pada bagian ini diuraikan tentang pembahasan hasil penelitian dengan literatur yang berhubungan dengan pengalaman keluarga dalam berkomunikasi dengan pasien stroke yang meliputi cara keluarga berkomunikasi dengan klien, hambatan saat berkomunikasi dengan klien, usaha yang dilakukan keluarga untuk mengatasi hambatan saat berkomunikasi dengan klien, dan perasaan keluarga saat berkomunikasi dengan klien.

1. Cara keluarga berkomunikasi dengan klien

Hasil penelitian terhadap delapan partisipan menyebutkan bahwa ada dua cara dalam berkomunikasi dengan klien. Cara berkomunikasi tersebut adalah berkomunikasi secara lisan dan menggunakan gerakan tubuh. Jenis komunikasi sebagaimana disampaikan oleh Widjaja 2000 dalam Mundakir, 2006 dibedakan menjadi lima macam, yaitu komunikasi tertulis, komunikasi verbal, komunikasi satu arah, dan komunikasi dua arah. 1.1 Berkomunikasi secara lisan Dua partisipan mengatakan cara berkomunikasi dengan klien yaitu berkomunikasi secara lisan atau yang sering disebut dengan bahasa verbal. Hal ini Universitas Sumatera Utara sesuai dengan pernyataan Mundakir 2006 bahwa komunikasi verbal adalah komunikasi yang disampaikan secara lisan dan dapat dilaksanakan secara langsung dengan percakapan tatap muka. Pada saat wawancara terhadap partisipan, peneliti juga memperhatikan teknik komunikasi verbal yang dilakukan oleh partisipan. Teknik yang dilakukan oleh partisipan sesuai dengan literatur cara berkomunikasi dengan pasien afasia. Teknik komunikasi verbal tersebut yaitu berbicara dengan kalimat pendek dan lambat agar pasien mempunyai waktu untuk mengerti, mengakui jika partisipan tidak mengerti, tidak berbicara dengan suara dan nada keras, memandang klien saat berbicara, dan berbicara seperti klien sebelum sakit Kusumoputro Sidiarto, 2009. 1.2 Menggunakan gerakan tubuh Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap delapan partisipan, gerakan tubuh yang partisipan lakukan yaitu memberikan sentuhan dan mendekat saat berkomunikasi dengan klien. Menggunakan gerakan tubuh atau disubut dengan komunikasi non verbal merupakan komunikasi yang tidak melihatkan bicara dan tulisan Musliha Fatmawati, 2010. Partisipan mengungkapkan perhatian, empati dan kasih sayang melalui sentuhan kepada klien Mundakir, 2006. Partisipan juga mendekat dengan klien saat berbicara, hal ini dilakukan agar klien dapat mendengar apa yang partisipan katakan kepada klien.

2. Hambatan saat berkomunikasi dengan klien