3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran di dalam kelas merupakan bagian dari kegiatan guru dalam menyampaikan informasi, pengetahuan, pengalaman kepada peserta
didik melalui proses pembelajaran. Kenyataan yang ada pada saat ini bahwa dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan sehingga proses pembelajaran
menjadi tidak efektif dan efisien. Bahasa merupakan sarana komunikasi manusia untuk menjalin hubungan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari.
Bertutur sapa, telepon, wawancara, berdiskusi, dan surat menyurat itu semua termasuk dalam kegiatan komunikasi yang dilakukan manusia menggunakan
bahasa sebagai sarana penyampaian. Bahasa sangat penting artinya dalam kehidupan manusia sehari-hari, sejak manusia lahir dan selama hidupnya
manusia menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi. Menurut Hartati 2006: 34, bahasa adalah simbol verbal yang
merupakan sistem lambang baik lisan maupun tulis dan digunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi. Jadi, tanpa
bahasa komuniiasi seorang akan tertutup dari berbagai informasi. Apabila seseorang tidak pernah melakukan komunikasi, maka orang tersebut tidak akan
dapat berbicara dan pada tahap selanjutnya orang tersebut tidak dapat belajar. Di jenjang sekolah dasar, penanaman konsep keterampilan berbahasa
terutama membaca dan menulis sangat penting, karena khususnya di sekolah dasar merupakan pondasi ilmu kebahasaan siswa Resmini dkk, 2006: 232.
Jika di sekolah dasar diajarkan konsep kebahasaan yaitu keterampilan
4 membaca dan menulis dengan benar, maka siswa akan mudah untuk
berkomunikasi dan dapat mengikuti pelajaran bahasa Indonesia serta mata pelajaran lain di jenjang selanjutnya dengan baik.
Sebagaimana dijelaskan dalam kurikulum, bahwa penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar bertujuan mendidik siswa agar menjadi
masyarakat Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri serta ikut bertanggung jawab terhadap
pembangunan bangsa, memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan memberi bekal
kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya. Dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dinyatakan bahwa siswa hendaknya mampu mengungkapkan gagasan, pendapat dan pengetahuan secara tertulis
dan memiliki kegemaran menulis Depdiknas, 2003: 20-21. Pendidikan bahasa Indonesia di sekolah dasar seharusnya membuahkan
hasil belajar berupa perubahan pengetahuan, dan keterampilan yang sejalan dengan tujuan kelembagaan sekolah dasar. Pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya materi membaca pantun kurang diminati siswa. Karena dalam proses pembelajaran guru belum mengembangkan metode yang bervariasi,
sehingga minat siswa untuk mengikuti pembelajaran menjadi berkurang, merasa jenuh dan kurang berminat pada pembelajaran bahasa Indonesia.
Akibat kejenuhan tersebut suasana kelas menjadi pasif, banyak diam, siswa kurang berminat untuk membaca. Kejenuhan belajar membuat siswa tidak
terfokus pada materi pembelajaran.
5 Berdasarkan hasil observasi awal didapatkan bahwa ulangan harian
dengan materi pokok membaca pantun masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang
Tabel 1.1 Ketuntasan ulangan harian Bahasa Indonesia
No Jumlah siswa
Jumlah siswa yang belum tuntas 70
Nilai rata-rata 1
9 19
56 2
32,15 67,85
Sumber data ulangan harian kelas IV 2011 Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 19 siswa atau 67,85 yang
belum tuntas dan hanya 9 siswa atau 32,15 yang tuntas memenuhi KKM. Permasalahan tersebut kemungkinan besar dikarenakan metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru kurang bervariatif dan hanya di dominasi oleh metode konvensional ceramah. Oleh karena itu perlu adanya inovasi yang
dapat menyegarkan dalam membelajarkan pantun dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Sebagai seorang guru, hendaknya dapat mengembangkan metode
pembelajaran yang dapat memberi motivasi tersendiri bagi para siswanya. Salah satu alternatif
metode pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah metode
pembelajaran demonstrasi. Metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar, di mana guru melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal,
siswa mengamati prosesnya lalu menuliskan hasilnya dan selanjutnya menerapkan serta mengevaluasinya.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan garis besar, bahwa rendahnya gairah belajar membaca pantun mata pelajaran bahasa
6 Indonesia dipengaruhi oleh adanya sikap siswa yang kurang tertarik pada
mata pelajaran tersebut, serta monotonnya metode pembelajaran yang digunakan guru.
B. Identifikasi Masalah