Hoesnaeni 2010: 4 memberikan contoh-contoh pantun berdasarkan jenisnya sebagai berikut.
a. Pantun Adat Menanam kelapa di pulau bukum.
Tinggi sepeda sudah berubah. Adat bermula dengan hukum.
Hukum bersandar di Kitabullah.
b. Pantun Agama Banyak bulan perkara bulan.
Tidak semulia bulan puasa. Banyak Tuhan perkara Tuhan.
Tidak semulia Tuhan Yang Maha Esa.
c. Pantun Budi Desa sawah mulai menghijau.
Di tengah ada pematang. Apa arti bertindak maju.
Kalau tanpa berfikir matang.
d. Pantun Jenaka Orang mudik bawa barang.
Pakai kain jatuh terguling. Kamu senang dilirik orang.
Setelah sadar ternyata juling.
e. Pantun Nasihat Kayu cendana di atas batu.
Sudah diikat dibawa pulang. Adat dunia memang begitu.
Benda yang buruk memang terbuang.
f. Pantun Anak-anak
Pagi hari sarapan bubur. Tambah sedap memakai kecap.
Pulang ke rumah menuju dapur. Mencari mangsa untuk disantap.
F. Metode Pembelajaran
Secara harfiah, istilah metode menurut Kamus Besar Bahasa
Dalam konteks pembelajaran metode menurut Raka Joni Abimanyu, 2008: 2.4, diartikan sebagai cara umum dalam memandang permasalahan atau
objek kajian, sehingga berdampak ibarat seorang menggunakan kacamata dengan warna tertentu di dalam memandang alam. Kacamata berwarna hijau
akan menyebabkan dunia kelihatan kehijau-hijauan, kacamata berwarna
cokelat akan membuat dunia terlihat kecolekat-cokelatan dan seterusnya. Jadi metode digunakan apabila saling terkait dengan cara-cara umum dan atau
asumsi dalam menyikapi sesuatu masalah ke arah pemecahannya.
Metode pembelajaran sebagai tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran. Menurut
Sudrajat Muhibin, 2007: 145 secara umum terdapat dua metode dalam pembelajaran yaitu : 1 metode pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada siswa, dan 2 metode pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru. Untuk metode pembelajaran yang berorientasi pada siswa sebagai
pusat belajar menuntut siswa untuk aktif membangun pengetahuannya sendiri, aktif mencari dan menemukan jalan keluar dari permasalahan yang
dihadapi sehingga pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh tidak mudah untuk hilang atau dilupakan sedangkan guru hanya sebagai fasilitator
yang membimbing siswa untuk membangun pengetahuannya. Sedangkan metode pembelajaran yang berpusat pada guru menempatkan guru sebagai
pusat pembelajaran, seolah-olah guru memiliki pengetahuan penuh tentang apa yang diajarkan, siswa hanya ditempatkan sebagai penerima materi dan
diibaratkan sebagai gelas kosong yang siap untuk diisi. Dari pendapat para ahli di atas peneliti menyipulkan bahwa metode
pembelajaran adalah cara umum untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Cara tersebut dapat ditempuh dengan terlebih dahulu disusun
rencana secara sistematis agar masalah yang dihadapi dapat terpecahkan secara baik.
G. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi