Unsur Mekanik yang dinilai Tingkatan skala
1. Ketepatan memparafrasekan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2.
Lafal dan intonasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3. Kenyaringan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4.
Kelancaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Skor Maksimal 40
Jumlah Skor Perolehan ..................................................
Adopsi dari Nurgiyantoro, 1987: 280
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan keterampilan dan hasil belajar keterampilan membaca pantun
siswa pada setiap siklusnya. Untuk peningkatan keterampilan siswa didapat dari persentase hasil observasi terfokus, peneliti menargetkan keterampilan
siswa berhasil jika telah mendapatkan predikat sangat tinggi atau 81 dari kriteria keberhasilan yang digunakan berdasarkan pendapat dari Aqip 2009:
41. Sedangkan untuk peningkatan hasil belajar
dapat dilihat dari ketercapaian KKM
peningkatan rata-rata nilai siswa secara klasikal di setiap siklusnya. Peneliti menargetkan dalam penelitian dinyatakan berhasil apabila 75 dari total
jumlah siswa telah lulus KKM. Hal ini sesuai dengan rentang ketuntasan seperti yang diungkapkan Arikunto 2006: 250 bahwa tingkat penguasaan
yang dicapai jika menggunakan prinsip belajar tuntas yaitu sekurang- kurangnya menguasai 75, atau jika 75 maka tergolong belum tuntas.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan paparan data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka berikut ini dirumuskan simpulan tentang kemampuan membaca pantun dengan
menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV semester I SD Negeri 1 Canti Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan.
Rumusan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran sangat menunjang
program pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. 2. Dengan menggunakan metode demonstrasi, siswa lebih aktif dan
menyenangkan, sehingga selama pembelajaran berlangsung tidak membosankan
serta memungkinkan
adanya kerjasama
untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompoknya. Selain itu, terjalin hubungan
yang baik antarsiswa dengan siswa, siswa dengan kelompok, atau siswa dengan peneliti.
3. Tingginya peluang hubungan guru-siswa untuk bertanya jawab secara terbuka. Adanya tugas kelompok membuat siswa menjadi lebih mandiri
dan tidak lagi memandang bahwa guru adalah satu-satunya sumber informasi. Ternyata banyak sumber lain yang dapat digali di antaranya
memanfaatkan perpustakaan di sekolah secara maksimal.