35
2.1.6 Ranah Kognitif Taksonomi Bloom
Bloom bersawama kawan-kawan 1956 dalam Arikunto 2015: 130 merumuskan tiga ranah pada tingkatan ke-2 yang selanjutnya disebut taksonomi,
yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Berdasarkan tiga ranah tersebut, peneliti hanya akan membahas tentang ranah kognitif, karena penelitian
akan menganalisis butir soal berdasarkan ranah kognitifnya. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual peserta didik. Bloom membagi dan
menyusun tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling kompleks yaitu evaluasi. Semakin
tinggi tingkat penguasaan, semakin kompleks penguasaan tingkat sebelumnya. Enam tingkatan tersebut yaitu pengetahuan C1, pemahaman C2, penerapan
C3, analisis C4, sintesis C5, dan evaluasi C6 Purwanto 2014: 50. Selanjutnya, Bloom 1956 dalam Kuswana 2014: 31-69 juga
menjelaskan bahwa dalam taksonomi Bloom terdapat enam tingkatan ranah kognitif, yaitu:
1 Pengetahuan Knowledge atau C1
Pengetahuan terkait dengan perilaku yang dapat digambarkan pada situasi ujian, yang menekankan pada ingatan atau daya ingat dari ide-ide, materi,
atau fakta yang telah dikenali. Perilaku yang diharapkan dari seorang peserta didik pada situasi tertentu dapat mengingat, mirip dengan apa yang
diharapkan selama mengikuti pembelajaran. 2
Pemahaman Comprehension atau C2 Pemahaman terkait dengan sejauh mana peserta didik dapat memahami
maksud dari arti dan tujuan materi yang telah disampaikan oleh guru.
36 Peserta didik yang telah memahami materi, dapat dilihat dari bagaimana
peserta didik tersebut mampu menjelaskan secara rinci materi yang disampaikan guru dengan kata-katanya sendiri.
3 Penerapan Application atau C3
Penerapan menuntut peserta didik memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, dan cara secara
tepat untuk diterapkan dalam situasi baru dan menerapkannya secara benar.
4 Analisis Analysis atau C4
Analisis menekankan pada uraian materi utama ke dalam pendeteksian hubungan-hubungan setiap bagian yang tersusun sistematis. Dengan kata
lain, analisis menuntut peserta didik untuk memiliki kemampuan menganalisis atau menguraikan suatu persoalan untuk mengetahui bagian-
bagiannya serta mampu memahami hubungan setiap bagiannya. 5
Sintesis Synthesis atau C5 Sintesis merupakan kumpulan dari bagian dan unsur kelas, kategori, dan
subkategori secara bersama-sama menjadi landasan yang membentuk penilaian. Dalam pembelajaran sintesis, peserta didik harus
menggambarkan suatu pola atas dasar unsur-unsur dari sumber informasi yang diterima dan menghasilkan suatu pemikiran yang jelas dan
terorganisasi secara sistematis. 6
Evaluasi Evaluation atau C6 Evaluasi merupakan proses dan hasil berpikir yang kompleks yang
menyangkut kombinasi tingkah laku mulai dari pengetahuan, pemahaman,
37 penerapan, analisis, dan sintesis untuk menilai suatu kasus yang
didasarkan pada kemampuan yang dimilikinya. Lebih lanjut, Anderson dan Krathwohl 2001 dalam Kuswana 2014: 109
juga menjelaskan bahwa ada enam proses kognitif, yaitu: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan.
Berdasarkan penjelasan mengenai enam tingkatan ranah kognitif tersebut, Arikunto 2015: 134 berpendapat “ranah kognitif yang cocok diterapkan di SD
yaitu pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Selain itu, dapat dilatihkan di sekolah menengah pertama SMP, sekolah menengah atas SMA, dan perguruan
tinggi”.
2.1.7 Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn Kelas VI