3. 5. Analisis Butir Soal secara Kuantitatif

32 Tabel 2.1 Kategori Tingkat Kesukaran Soal No. Nilai P Kategori Soal 1.

2. 3.

4. 5.

0,00 – 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,59 0,60 – 0,79 0,80 – 1,00 Sangat Sukar Sukar Sedang Mudah Sangat Mudah Sumber: Purwanto 2014: 101 Berdasarkan kategori tingkat kesukaran tersebut, dapat diketahui bahwa soal-soal yang terlalu mudah atau terlalu sukar bukan berarti tidak boleh digunakan, tetapi bergantung pada penggunaannya. Apabila menghendaki banyak peserta tes dinyatakan lulus, maka butir soal diusahakan sangat mudah, sebaliknya apabila menghendaki sedikit peserta tes yang dinyatakan lulus, maka butir soal diusahakan sangat sukar. 2.1.5.2.4 Daya Pembeda Daya pembeda discriminating power adalah kemampuan butir soal tes hasil belajar untuk membedakan antara peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dengan peserta didik yang memiliki kemampuan rendah Sudijono 2015: 385-6. Peserta didik dengan kemampuan tinggi, akan lebih banyak menjawab soal dengan benar, sedangkan peserta didik yang berkemampuan rendah, sebagian besar tidak dapat menjawab soal dengan benar. Daya pembeda butir soal penting diketahui, karena ada anggapan bahwa kemampuan peserta didik yang satu dengan yang lainnya berbeda, sehingga butir soal yang disusun harus mampu memberikan hasil tes yang mencerminkan adanya 33 perbedaan kemampuan di antara peserta didik. Daya pembeda soal dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi soal atau diberi lambang dengan huruf D. Selanjutnya, Widoyoko 2014: 137 menjelaskan bahwa indeks daya pembeda berkisar antara +1,0 sampai -1,0. Daya pembeda +1,0, berarti semua peserta didik yang berkemampuan tinggi menjawab benar dan semua peserta didik berkemampuan rendah menjawab salah butir soal tersebut. Sebaliknya, daya pembeda -1,0, berarti semua peserta didik yang berkemampuan tinggi menjawab salah dan semua peserta didik yang memiliki kemampuan rendah menjawab benar butir soal tersebut. Apabila daya beda negatif, maka butir soal sama sekali tidak baik, sehingga tidak dapat dipakai untuk mengukur prestasi belajar peserta didik. Semakin tinggi koefisien daya pembeda butir soal, semakin baik butir soal tersebut, sehingga mampu membedakan kemampuan peserta didik yang tinggi dan rendah. Arikunto 2015: 232 mengklasifikasikan daya pembeda butir soal ke dalam lima kategori seperti Tabel 2.2 berikut. Tabel 2.2 Kategori Daya Pembeda Soal No. Indeks Daya Beda Kategori Soal 1. 2. 3. 4. 5. 0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 1,00 Negatif Jelek poor Cukup satistifactory Baik good Baik Sekali exellent Semuanya tidak baik Sumber: Arikunto 2015: 232 34 2.1.5.2.5 Efektivitas Pengecoh Pada soal bentuk pilihan ganda ada alternatif jawaban opsi yang merupakan pengecoh. Menurut Purwanto 2014: 108, pengecoh distractor dikenal dengan istilah penyesat adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban. Pengecoh diadakan untuk menyesatkan peserta didik, agar tidak memilih kunci jawaban. Apabila banyak yang terkecoh, maka distractor tersebut dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Oleh karena itu, distractor harus dibuat semirip mungkin dengan kunci jawaban. Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila: 1 paling tidak dipilih oleh 5 peserta tes dan 2 lebih banyak dipilih oleh kelompok peserta didik yang belum memahami materi Depdiknas 2008: 14. Analisis butir soal secara kuantitatif juga dapat dilakukan menggunakan program komputer. Analisis data menggunakan program komputer sangat tepat, karena tingkat keakuratan hitungan menggunakan program komputer lebih tinggi daripada secara manual Depdiknas 2008: 28. Program komputer yang digunakan untuk menganalisis butir soal, modelnya bermacam-macam bergantung pada tujuan dan maksud analisis yang diperlukan. Salah satu program komputer yang dapat digunakan untuk menganalisis butir soal yaitu Anates V4. Prawira 2008: 1 menyatakan bahwa program Anates V4 merupakan sebuah program aplikasi komputer yang bertujuan untuk menganalisis butir soal. Terdapat dua fasilitas dalam program Anates V4, yaitu penyekoran data dan pengolahan data. Penyekoran data meliputi memasukkan skor data hasil tes dan membobot skor data sesuai yang dibutuhkan, sedangkan pengolahan data meliputi reliabilitas, kelompok unggul dan asor, tingkat kesukaran soal, daya pembeda, korelasi skor butir soal dengan skor total, serta kualitas pengecoh. 35

2.1.6 Ranah Kognitif Taksonomi Bloom

Dokumen yang terkait

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN IPS KELAS III SD NEGERI GUGUS PANGERAN DIPONEGORO KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN

1 20 171

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2010 2011

0 5 86

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL KELAS VI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI SE-KECAMATAN KARANGMOJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 2 141

Analisis butir soal pilihan ganda ulangan akhir semester genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas III SD di Kecamatan Depok.

0 5 129

Analisis butir soal pilihan ganda ulangan akhir semester genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran PKn kelas V SD di Kecamatan Depok.

0 1 161

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH KULON PROGO TAHUN AJARAN 2014/2015.

1 10 171

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XII IPS SMA NEGERI BANYUMAS TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 1 144

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD NEGERI GUGUS ANTASARI KECAMATAN TEGAL BARAT TAHUN AJARAN 20152016

0 5 68

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PKN KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI DABIN ECAMATAN TEGAL SELATAN KOTA TEGAL

0 0 63

ANALISIS SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI DABIN I KECAMATAN TEGAL SELATAN KOTA TEGAL TAHUN AJARAN 20152016

0 2 77