32 Tabel 2.1 Kategori Tingkat Kesukaran Soal
No. Nilai P
Kategori Soal 1.
2. 3.
4. 5.
0,00 – 0,19 0,20 – 0,39
0,40 – 0,59 0,60 – 0,79
0,80 – 1,00 Sangat Sukar
Sukar Sedang
Mudah Sangat Mudah
Sumber: Purwanto 2014: 101
Berdasarkan kategori tingkat kesukaran tersebut, dapat diketahui bahwa soal-soal yang terlalu mudah atau terlalu sukar bukan berarti tidak boleh
digunakan, tetapi bergantung pada penggunaannya. Apabila menghendaki banyak peserta tes dinyatakan lulus, maka butir soal diusahakan sangat mudah, sebaliknya
apabila menghendaki sedikit peserta tes yang dinyatakan lulus, maka butir soal diusahakan sangat sukar.
2.1.5.2.4 Daya Pembeda
Daya pembeda discriminating power adalah kemampuan butir soal tes hasil belajar untuk membedakan antara peserta didik yang memiliki kemampuan
tinggi dengan peserta didik yang memiliki kemampuan rendah Sudijono 2015: 385-6. Peserta didik dengan kemampuan tinggi, akan lebih banyak menjawab
soal dengan benar, sedangkan peserta didik yang berkemampuan rendah, sebagian besar tidak dapat menjawab soal dengan benar.
Daya pembeda butir soal penting diketahui, karena ada anggapan bahwa kemampuan peserta didik yang satu dengan yang lainnya berbeda, sehingga butir
soal yang disusun harus mampu memberikan hasil tes yang mencerminkan adanya
33 perbedaan kemampuan di antara peserta didik. Daya pembeda soal dapat diketahui
dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi soal atau diberi lambang dengan huruf D.
Selanjutnya, Widoyoko 2014: 137 menjelaskan bahwa indeks daya pembeda berkisar antara +1,0 sampai -1,0. Daya pembeda +1,0, berarti semua
peserta didik yang berkemampuan tinggi menjawab benar dan semua peserta didik berkemampuan rendah menjawab salah butir soal tersebut. Sebaliknya, daya
pembeda -1,0, berarti semua peserta didik yang berkemampuan tinggi menjawab salah dan semua peserta didik yang memiliki kemampuan rendah menjawab benar
butir soal tersebut. Apabila daya beda negatif, maka butir soal sama sekali tidak baik, sehingga tidak dapat dipakai untuk mengukur prestasi belajar peserta didik.
Semakin tinggi koefisien daya pembeda butir soal, semakin baik butir soal tersebut, sehingga mampu membedakan kemampuan peserta didik yang tinggi dan
rendah. Arikunto 2015: 232 mengklasifikasikan daya pembeda butir soal ke
dalam lima kategori seperti Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Kategori Daya Pembeda Soal
No. Indeks Daya Beda Kategori Soal
1. 2.
3. 4.
5. 0,00 – 0,20
0,21 – 0,40 0,41 – 0,70
0,71 – 1,00 Negatif
Jelek poor Cukup satistifactory
Baik good Baik Sekali exellent
Semuanya tidak baik Sumber: Arikunto 2015: 232
34 2.1.5.2.5
Efektivitas Pengecoh Pada soal bentuk pilihan ganda ada alternatif jawaban opsi yang
merupakan pengecoh. Menurut Purwanto 2014: 108, pengecoh distractor dikenal dengan istilah penyesat adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan
kunci jawaban. Pengecoh diadakan untuk menyesatkan peserta didik, agar tidak memilih kunci jawaban. Apabila banyak yang terkecoh, maka distractor tersebut
dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Oleh karena itu, distractor harus dibuat semirip mungkin dengan kunci jawaban. Pengecoh dikatakan berfungsi efektif
apabila: 1 paling tidak dipilih oleh 5 peserta tes dan 2 lebih banyak dipilih oleh kelompok peserta didik yang belum memahami materi Depdiknas 2008: 14.
Analisis butir soal secara kuantitatif juga dapat dilakukan menggunakan program komputer. Analisis data menggunakan program komputer sangat tepat,
karena tingkat keakuratan hitungan menggunakan program komputer lebih tinggi daripada secara manual Depdiknas 2008: 28. Program komputer yang digunakan
untuk menganalisis butir soal, modelnya bermacam-macam bergantung pada tujuan dan maksud analisis yang diperlukan. Salah satu program komputer yang
dapat digunakan untuk menganalisis butir soal yaitu Anates V4. Prawira 2008: 1 menyatakan bahwa program Anates V4 merupakan sebuah program aplikasi
komputer yang bertujuan untuk menganalisis butir soal. Terdapat dua fasilitas dalam program Anates V4, yaitu penyekoran data dan pengolahan data.
Penyekoran data meliputi memasukkan skor data hasil tes dan membobot skor data sesuai yang dibutuhkan, sedangkan pengolahan data meliputi reliabilitas,
kelompok unggul dan asor, tingkat kesukaran soal, daya pembeda, korelasi skor butir soal dengan skor total, serta kualitas pengecoh.
35
2.1.6 Ranah Kognitif Taksonomi Bloom