termasuk pelajar visual, maka cenderung menjadi guru yang visual. Itu terjadi secara alamiah. Sebagian mungkin memiliki modalitas belajar yang sama dengan
guru, tetapi mungkin banyak yang tidak. Hasil penelitian Sari 2014 menunjukkan bahwa sebanyak 33 visual,
22 auditorial, 8 kinestetik, 14 gabungan visual dan auditorial, 10 gabungan visual dan kinestetik, dan 14 gabungan auditorial dan kinestetik.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terdapat pula beberapa mahasiswa yang memiliki kecenderungan gabungan beberapa gaya belajar, maka sebaiknya guru
diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang menggabungkan beberapa karakteristik gaya belajar tersebut.
B. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir Mufida 2013. Tanda-tanda anatomi jenis kelamin
mulai saat embrio berusia sekitar 2 bulan Campbell Reece 2010. Jenis kelamin sex merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis
kelamin tertentu. Misalnya bahwa manusia jenis kelamin laki-laki adalah manusia yang memiliki penis, memilki jakala kala menjing, dan memproduksi sperma.
Perempuan memiliki alat reproduksi seperti rahim dan saluran untuk melahirkan, memproduksi telur, memiliki vagina, dan memiliki alat menyusui Fakih 2012.
Intelegensi antara siswa laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan. Karena perbedaan tradisi yang dialami siswa laki-laki dan siswa
perempuan, mengakibatkan perbedaan gaya berpikir. Perempuan secara umum benar-benar lebih baik untuk tugas auditori dan laki-laki lebih baik untuk tugas-
tugas visual Kincher 2006. Antara laki-laki dan perempuan dapat dibedakan dalam hal peranan dan perhatiannya terhadap sesuatu pekerjaan dan inipun
merupakan akibat dari pengaruh kultural Ahmadi Supriyono 2008. Menurut Wisnuwardhani Mashoedi 2012 perbedaan jenis kelamin
tampak juga pada komunikasi verbal. Perempuan tidak hanya berbicara dengan cara yang berbeda dengan laki-laki, tetapi antara laki-laki dan perempuan juga
cenderung membicarakan hal-hal yang berbeda. Berdasarkan penelitian Soenarjadi 2011 menunjukkan bahwa profil pemecahan masalah geometri antara
subjek kinestetik laki-laki dan subjek kinestetik perempuan, menunjukkan perbedaan yaitu subjek kinestetik laki-laki lebih unggul dalam melakukan visual
spasial dan subjek kinestetik perempuan lebih teliti, lebih cermat dan lebih seksama.
C. Hasil Belajar IPA Biologi
Belajar adalah suatu proses. Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih
luas, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan pengubahan kelakuan Hamalik 2013. Hasil belajar yang dicapai oleh
siswa sangat erat hubungannya dengan rumusan tujuan intruksional yang direncanakan guru sebelumnya. Hal ini dipengaruhi pula oleh kemampuan guru
sebagai perancang belajar-mengajar Arifin 2011. Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-
kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang Sukmadinata 2005. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar
merupakan indikator ada terdapatnya perubahan tingkah laku siswa Hamalik 2013.
Biologi adalah cabang Ilmu Pengetahuan Alam IPA yang mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungannya. Menurut Halim 2012 hasil belajar
biologi adalah usaha mencapai ketuntasan belajar sesuai kompetensi dasar yang telah diuraikan menjadi tujuan-tujuan pembelajaran biologi dalam hal ini dibatasi
pada tujuan pendidikan dalam aspek kognitif. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Syah 2007
faktor internal dari dalam siswa, yakni keadaan jasmani dan rohani siswa, 2 faktor eksternal dari luar siswa, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa, 3
faktor pendekatan belajar approach to learning, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan mempelajari materi pelajaran. Menurut Sudjana 2002 selain dipengaruhi oleh faktor kemampuan
siswa, hasil belajar juga dipengaruhi oleh motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
Faktor dominan yang menentukan keberhasilan proses belajar adalah dengan mengenal dan memahami bahwa setiap individu adalah unik dengan gaya
belajar yang berbeda antara individu satu dengan individu yang lain. Semua gaya belajar unik dan berharga Damayanti et al. 2012. Gaya belajar yang dimiliki
setiap individu sama uniknya dan sama berharganya, semua bergantung pada individu tersebut dapat mengoptimalkan gaya belajar atau tidak.
Gaya belajar dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekolah. Penerapan strategi pembelajaran di sekolah dalam hal ini termasuk teknik pembelajaran akan
mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa. Hasil penelitian Halim 2012 menggunakan uji Scheffe diketahui bahwa kelompok siswa yang memiliki
kecenderungan gaya belajar auditorial memperoleh hasil belajar fisika lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya.
Hasil penelitian Rijal Bachtiar 2015 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar kognitif
biologi. Hasil penelitian Pujiarti 2013 menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara gaya belajar dengan prestasi belajar siswa.
15
BAB III METODE PENELITIAN