bantuan program SPSS 18 sebanyak 42 item setelah drop item tidak valid yang diujicobakan pada siswa kelas VIII sejumlah 70 siswa. Berdasarkan hasil analisis
diperoleh koefisien
reliabilitas visual
sebesar 0,831 sehingga
dapat diinterpretasikan reliabilitas instrumen tipe visual sangat tinggi, sedangkan
koefisien reliabilitas auditorial sebesar 0,718 sehingga dapat diinterpretasikan reliabilitas instrumen tipe auditorial tinggi, dan koefisien reliabilitas kinestetik
sebesar 0,827 sehingga dapat diinterpretasikan reliabilitas instrumen tipe kinestetik sangat tinggi data selengkapnya disajikan pada lampiran 7 halaman
67.
H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan
data dilakukan
dengan triangulasi,
memanfaatkan metode atau sumber lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data Moleong 2007. Triangulasi yang digunakan pada
penelitian ini adalah triangulasi dengan sumber, yakni siswa, teman sejawat, dan observer. Pengujian ini dilakukan dengan jalan membandingkan dan mengecek
hasil angket kecenderungan gaya belajar dengan hasil penilaian teman sejawat, dan hasil observasi terhadap gaya belajar siswa pada saat pembelajaran IPA
Biologi.
I. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif persentase menurut Arikunto 2012, analisis Pearson, analisis regresi
linier, dan uji Chi-Square. Berikut ini adalah tahap-tahap analisis data: 1. Analisis Deskriptif Persentase
Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mengetahui gambaran kecenderungan gaya belajar siswa dan mengetahui perbandingan gaya belajar
pada siswa putra dan siswa putri. Gaya belajar siswa diukur dengan angket kecenderungan gaya belajar, dianalisis dengan menjumlahkan skor jawaban yang
didapat kemudian dilakukan pengambilan keputusan gaya belajar. Pengambilan keputusan kecenderungan gaya belajar yaitu dengan cara
membandingkan tiga nilai masing-masing tipe gaya belajar yang diperoleh sampel. Pengambilan keputusan didasarkan pada penelitian Peng 2002 bahwa
dari ketiga ekstrim gaya belajar modalitas visual, auditori, dan kinestetik, siswa mempunyai kecenderungan pada salah satu ekstrim saja. Langkah pengambilan
keputusan kecenderungan gaya belajar adalah jika terdapat jumlah skor tertinggi pada suatu tipe modalitas gaya belajar, maka disimpulkan bahwa sampel
cenderung dominan pada gaya belajar tersebut. Setelah itu, dibuat rekapitulasi berupa persentase kecenderungan gaya
belajar dari kelas VIII. Rumus persentase Sudijono 2010 yang digunakan adalah:
Keterangan: P = Persentase tipe gaya belajar yang dicari
F = Frekuensi kecenderungan tipe gaya belajar N = Jumlah sampel total
Mengukur seberapa besar gaya belajar siswa maka ditetapkan kategori persentase kecenderungan gaya belajar sesuai dengan rumus Azwar 2015.
Kategori persentase kecenderungan gaya belajar dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Kategori nilai persentase tingkat kecenderungan gaya belajar siswa kelas
VIII
Persentase Kategori
X ≤10 Sangat rendah
10 X ≤ 17 Rendah
17 X ≤ 24 Sedang
24 X ≤ 31 Tinggi
X 31 Sangat Tinggi
Kemudian, untuk mengetahui perbandingan antara gaya belajar siswa putra dan gaya belajar siswa putri, dianalisis dengan menjumlahkan siswa putra
maupun siswa putri sesuai dengan masing-masing tipe gaya belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik, kemudian dihitung ke dalam persentase dengan rumus
Sudijono 2010:
Keterangan: P = Persentase tipe gaya belajar pada siswa putra siswa putri
F = Frekuensi tipe gaya belajar pada siswa putra siswa putri N= Jumlah sampel siswa putra siswa putri
Mendeskripsikan gaya belajar siswa berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran IPA Biologi pada materi pertumbuhan dan perkembangan pada
makhluk hidup. 2. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk menentukan adanya hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa.
a. Dilakukan uji normalitas data gaya belajar siswa. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian jika nilai
signifikansi 5, maka data berdistribusi normal dan sebaliknya jika nilai signifikansi 5, maka data tidak berdistribusi normal.
b. Uji homogenitas data hasil belajar dan data gaya belajar siswa. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Levene. Kriteria pengujian jika nilai
signifikansi 5, maka data homogen dan sebaliknya jika nilai signifikansi 5, maka data tidak homogen.
c. Uji linieritas dengan melihat plot data scatter plot dan nilai signifikansi linearity pada Tabel Anova. Kriteria pengujian jika nilai signifikansi 5,
maka gaya belajar mempunyai hubungan linier terhadap hasil belajar dan sebaliknya jika nilai signifikansi 5, maka gaya belajar tidak mempunyai
hubungan linier terhadap hasil belajar. d. Analisis korelasi dilakukan dengan mencari besarnya koefisien korelasi.
Rumus korelasi antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa Ary et al. 2007:
r
xy
=
√
Keterangan: r
xy
= Koefisien korelasi X terhadap Y
X = Skor gaya belajar siswa
Y = Skor hasil belajar siswa
∑X = Jumlah skor dalam sebaran X
∑Y = Jumlah skor dalam sebaran Y
∑XY = Jumlah perkalian X dan Y
∑X
2
= Jumlah kuadrat skor dalam sebaran X ∑Y
2
= Jumlah kuadrat skor dalam sebaran Y Sebagai pedoman interpretasi tentang berapa tinggi koefisien korelasi digunakan
klasifikasi sebagai berikut Arikunto 2013. 0,800
– 1,00 = Sangat tinggi 0,600
– 0,800 = Tinggi 0,400
– 0,600 = Cukup 0,200
– 0,400 = Rendah 0,00
– 0,200 = Sangat Rendah Gaya belajar dan hasil belajar merupakan data interval, sehingga analisis yang
digunakan adalah uji Pearson dengan bantuan program SPSS 18 Ruswana 2005. 3. Analisis Regresi Linier
Analisis regresi linier digunakan sebagai uji lanjut dari uji korelasi, untuk menguji modalitas gaya belajar mana yang memberikan kontribusi dominan
terhadap hasil belajar siswa. Analisis regresi dapat dihitung dengan menggunakan rumus Sudjana 2005:
R
2
= Keterangan:
R
2
= Koefisien determinasi Yi = Harga Y
= Rata-rata data variabel Y = Persamaan regresi Y atas X
X = Skor gaya belajar siswa Y = Skor hasil belajar siswa
Analisis regresi yang digunakan adalah regresi linier dengan bantuan program SPSS 18.
Penaksir model linier ganda adalah ŷ = a+ bx
1
+ cx
2
+ dx
3
, dengan uji dua pihak, taraf signifikan 5 Sukestiyarno 2013.
4. Uji Chi-Square
Uji Chi-Square digunakan untuk melakukan uji banding dua sampel yaitu gaya belajar siswa berdasarkan jenis kelamin atau menguji perbandingan antara
gaya belajar siswa putra dan gaya belajar siswa putri. Uji Chi-Square dapat dihitung dengan menggunakan rumus Sudjana 2005:
= Keterangan:
= Nilai Chi-Square O
i
= Frekuensi hasil pengamatan E
i
= Frekuensi yang diharapkan Jenis kelamin merupakan data nominal, sehingga analisis yang digunakan
adalah uji Chi-Square dengan bantuan program SPSS 18 Ruswana 2005. Kriteria pengujian jika nilai signifikansi 5, maka ada perbedaan yang signifikan antara
gaya belajar siswa putra dan siswa putri, sebaliknya jika nilai signifikansi 5, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara gaya belajar siswa putra dan
siswa putri.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN