6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Gaya Belajar
Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari cara seseorang menyerap, dan  kemudian  mengatur  serta  mengolah  informasi  DePorter    Henarcki  2004.
Gaya  dalam  proses  belajar  disebut  sebagai  gaya  belajar.  Setiap  orang  memiliki gaya  belajar  yang  berbeda  dengan  gaya  belajar  orang  lain.  Menurut  Budiardjo
2008  gaya  belajar  terbentuk  dari  bagaimana  seseorang  mengolah  informasi. Pengolahan  informasi  ditentukan  oleh  dua  aspek  yang  sama  pentingnya,  yaitu
kebiasaan  seseorang  dalam  belajar  dan  kebiasaan  seseorang  berinteraksi  dengan informasi dan orang lain.
Menurut  Gunawan  2012  gaya  belajar  adalah  cara  yang  lebih  disukai dalam  melakukan  kegiatan  berpikir,  memproses  dan  mengerti  suatu  informasi.
Misalnya  untuk  mempelajari  tanaman,  seseorang  lebih  suka  menonton  video, mendengarkan ceramah, membaca buku atau bekerja langsung di perkebunan.
Gaya  belaja r  merupakan  modalitas  belajar  seseorang  yang  ―built  up‖
sejak  manusia  lahir.  Ketiga  modalitas  belajar  VAK  apabila  dimaksimalkan  akan berharga  Hasrul  2009.  Modalitas  belajar  adalah  suatu  cara  bagaimana  otak
menyerap  informasi  yang  masuk  melalui  panca  indera  secara  optimal  Tanta 2010. Penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak modalitas yang dilibatkan
secara  bersamaan,  belajar  akan  semakin  hidup,  berarti,  dan  melekat  DePorter  et al. 2014.
Gaya  belajar  dalam  penelitian  ini  diukur  dengan  memodifikasi karakteristik  dari  Peng  2002.  Karakteristik  gaya  belajar  visual  antara  lain:  1
lebih  mudah  untuk  memproses  informasi  dalam  bentuk  tampilan  visual  seperti instruksi tertulis, catatan, diagram, dan gambar, dan 2 lebih sering menggunakan
catatan  yang  lengkap  untuk  menyerap  informasi  dan  lebih  mudah  memahami instruksi  tertulis  daripada  instruksi  lisan.  Karakteristik  gaya  belajar  auditorial
antara lain: 1 lebih mudah untuk memproses informasi bentuk nonvisual seperti
penjelasan  lisan,  diskusi,  dan  menyimak  apa  yang  orang  lain  katakan,  dan  2 informasi  tertulis  kurang  bermakna,  hingga  informasi  tersebut  diucapkan  atau
dibaca nyaring. Karakteristik gaya belajar kinestetik antara lain: 1 lebih mudah memproses  informasi  dengan  melakukan  gerakan  moving,  mempraktikkan
doing, dan menyentuh touching, a hands-on approach, dan menikmati bekerja menggunakan  tangan,  dan  2  siswa  menyaring  intisari  materi  pembelajaran
sebelum membacanya secara detail. 1.  Tipe Gaya Belajar
Sejak tahun 1997, banyak upaya untuk  mengenali  dan mengkategorikan cara  manusia  belajar  dan  cara  memasukkan  informasi  ke  dalam  otak.  Ada  tujuh
cara  pendekatan  yang  dikenal  dengan  kerangka  referensi  yang  berbeda,  dan dikembangkan  oleh  ahli  dengan  variasinya  masing-masing.  Gaya  belajar  VAK
merupakan  pendekatan  yang  berdasarkan  pada  modalitas  sensori  yaitu menentukan  tingkat  ketergantungan  terhadap  indera  tertentu.  Pendekatan  ini
dikembangkan oleh Bandler  Ginder sebagaimana dikutip oleh Gunawan 2012. Terdapat tiga tipe gaya belajar sebagai berikut.
a.  Gaya Belajar Visual Pelajar  visual  bersandar  pada  indera  penglihatan  ketika  menyerap
informasi. Pelajar ini tertarik kepada pemandangan yang akrab, dan mengingatkan tanda-tanda  visual  seperti  gerak,  warna,  bentuk,  dan  ukuran.  Pelajar  tipe  ini
memiliki kecenderungan bawaan untuk melihat sesuatu yang kemudian tangannya menunjuk apa yang dilihat Bradway  Hill 2003.
Modalitas  visual  mengakses  citra  visual,  yang  diciptakan  maupun diingat.  Seseorang  yang  sangat  visual  memiliki  ciri-ciri  antara  lain:  1  teratur,
memperhatikan  segala  sesuatu,  dan  menjaga  penampilan,  2  mengingat  dengan gambar dan lebih suka membaca daripada dibacakan, 3 membutuhkan gambaran
dan  tujuan  menyeluruh,  menangkap  detail  serta  mengingat  apa  yang  dilihat DePorter et al. 2014.
Pelajar  visual  sangat  mudah  melihat  atau  membayangkan  apa  yang dibicarakan,  melihat  gambar  yang  berhubungan  dengan  kata  atau  perasaan,
mengerti suatu informasi bila melihat kejadian, dan melihat informasi itu tertulis
atau  dalam  bentuk  gambar  Gunawan  2012.  Gaya  belajar  visual  mengacu  pada cara  yang  disukai  siswa  untuk  menyerap  dan  mengolah  materi  pelajaran  dengan
mudah  melalui  belajar  dengan  gambar,  belajar  dengan  kata-kata,  dan  belajar sendiri  Mahajani  2013.  Pelajar  visual  memahami  dengan  baik  ketika  informasi
yang  diterima  dalam  bentuk  alat  bantu  visual,  seperti  picture,  gambar,  diagram, dan demonstrasi Shuib  Azizan 2015.
Hasil penelitian Gilakjani 2012 menunjukkan bahwa sekitar 50 siswa lebih  suka  gaya  belajar  visual,  35  siswa  lebih  suka  gaya  belajar  auditori,  15
siswa  lebih  suka  gaya  kinestetik  untuk  belajar.  Hasil  penelitian  Iriani    Leni 2013  menunjukkan  bahwa  siswa  kelas  VIII  cenderung  dengan  gaya  belajar
visual  sebanyak  10  siswa  43,48,  9  siswa  39,13  memiliki  gaya  belajar auditorial, dan 4 siswa 17,39 memiliki gaya belajar kinestetik. Hasil penelitian
Mulyono et al. 2007 menunjukkan bahwa modalitas visual mendominasi sebesar 54,8,  sedangkan  modalitas  auditori  dan  kinestetik  memiliki  persentase  yang
sama yaitu 22,6 . Berdasarkan  hasil  analisis  statistik  deskriptif  oleh  Lutfita  2014
diperoleh  gaya  belajar  yang  paling  dominan  dimiliki  oleh  siswa  adalah  gaya belajar  visual  dengan  frekuensi  55  siswa  62,5.  Hasil  penelitian  Mahajani
2013  menunjukkan  bahwa  sebagian  besar  siswa  memiliki  gaya  belajar  visual adalah sebesar 66, sebesar 23 memiliki gaya belajar auditori, dan sebesar 11
memiliki gaya belajar kinestik. Hasil penelitian Tanta 2010 gaya belajar mahasiswa secara keseluruhan
sebesar 614 49,92  adalah tipe gaya belajar visual dan jumlah mahasiswa tipe gaya belajar visual sebanyak 22 73,33 . Tipe gaya belajar auditori keseluruhan
sebesar  516  41,95  ,  jumlah  mahasiswa  tipe  gaya  belajar  auditori  sebanyak  8 26,67  .  Tipe  gaya  belajar  kinestetik  keseluruhan  sebesar  100  8,13    dan
jumlah mahasiswa tipe gaya belajar kinestetik adalah 0 0 . b.  Gaya Belajar Auditorial
Pelajar auditorial lebih mengutamakan suara dan kata atas informasi yang diberikan  dibandingkan  pandangan  maupun  sentuhan  Bradway    Hill  2003.
Pelajar auditorial mengekspresikan diri melalui suara, baik itu melalui komunikasi internal dengan diri sendiri maupun eksternal dengan orang lain Gunawan 2012.
Modalitas  auditorial  mengakses  segala  jenis  bunyi  dan  kata.  Seseorang yang  sangat  auditorial  dapat  dicirikan:  1  perhatiannya  mudah  terpecah,  2
berbicara  dengan  pola  berirama,  3  belajar  dengan  cara  mendengarkan, menggerakkan bibir dan bersuara saat membaca, 4 berdialog secara internal dan
eksternal DePorter et al. 2014. Menurut Mahajani 2013 gaya belajar auditorial adalah  cara  yang  dipilih  siswa  untuk  menyerap  dan  mengolah  materi  melalui
belajar  kelompok  dan  mendengarkan  penjelasan  guru.  Menurut  Saleh    Faki 2014  gaya  belajar  auditorial  memiliki  preferensi  untuk  transfer  informasi
melalui mendengarkan, mengucapkan kata, dari diri sendiri atau orang lain, suara dan bunyi.
c.  Gaya Belajar Kinestetik Modalitas  kinestetik  mengakses  segala  jenis  gerak  dan  emosi.  Gerakan,
koordinasi,  irama,  tanggapan  emosional,  dan  kenyamanan  fisik  menonjol  pada modalitas ini. Seseorang yang sangat kinestetik sering: 1 menyentuh orang dan
berdiri  berdekatan,  banyak  bergerak,  2  belajar  dengan  melakukan,  menunjuk tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik, 3 mengingat sambil berjalan dan
melihat  DePorter  et  al.  2014.  Pelajar  kinestetik  sangat  peka  terhadap  perasaan atau emosi dan pada sensasi sentuhan dan gerakan Gunawan 2012.
Menurut  penelitian  Sari  2014  siswa  kinestetik  lebih  menyukai  tugas berupa  proyek  terapan.  Hasil  penelitian  Mahajani  2013  gaya  belajar  kinestetik
dapat  dilihat  bahwa  konsentrasi  siswa  dipengaruhi  oleh  posisi  duduk  di  kelas. Sebagian  besar  siswa  sering  tidak  dapat  berkonsentrasi  dalam  belajar  apabila
duduk  diam  terlalu  lama.  Jadi,  dapat  disimpulkan  bahwa  siswa  dapat  belajar dengan baik apabila leluasa bergerak.
Berdasarkan  uraian  di  atas,  gaya  belajar  seseorang  dapat  dibedakan menjadi  tipe  gaya  belajar  visual,  auditorial,  dan  kinestetik  dengan  ciri-cirinya
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1  Perbedaan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik
Gaya Belajar Ciri-ciri
Visual Tertarik  pada  pemandangan,  hidupnya  cenderung  teratur,  rapi,  dan
menjaga  penampilan,  lebih  suka  membaca  daripada  dibacakan,  teliti terhadap detail, gambar, warna, bentuk, dan ukuran, mengingat apa yang
dilihat  tertulis  daripada  yang  didengar,  belajar  dengan  kata-kata  dan belajar sendiri.
Auditorial Komunikasi  internal  maupun  eksternal,  perhatiannya  mudah  terpecah,
berbicara  dengan  pola  berirama,  belajar  dengan  mendengarkan  melalui suara,  menggerakkan  bibir  melafalkan  kata  saat  membaca,  belajar
melalui belajar kelompok dan mendengarkan penjelasan guru.
Kinestetik Berorientasi  pada  fisik  dan  banyak  bergerak,  menyentuh  orang  untuk
mendapatkan  perhatian,  menanggapi  perhatian  fisik,  menggunakan  jari untuk  menunjuk  kalimat  yang  dibaca,  menghafal  dengan  berjalan  dan
melihat,  peka  terhadap  perasaan  atau  emosi,  menyukai  tugas  proyek terapan praktik, tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.
Disarikan  dari  Bradway    Hill  2003,  DePorter  et  al.  2014,  Gunawan  2012, Mahajani 2013, Sari 2014
2.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar Gaya  belajar  siswa  dipengaruhi  berbagai  variabel  yang  telah  ditemukan
Rita Dunn, seorang pelopor di bidang gaya belajar. Faktor-faktor tersebut menurut DePorter    Henarcki  2004  adalah  faktor  fisik,  faktor  emosional,  faktor
sosiologis, dan faktor lingkungan. Gaya  belajar  seseorang  dapat  dipengaruhi  oleh  keadaan  fisik,  berperan
dengan  baik  atau  tidaknya  fungsi  anggota  tubuh.  Menurut  Yusuf  2009 keterampilan  motorik  siswa  yang  normal  memungkinkan  dapat  belajar,  bermain
atau bergaul dengan teman sebayanya. Gaya belajar dapat dipengaruhi oleh keadaan emosional seseorang dalam
menyerap  informasi.  Apabila  orang  visual  diminta  untuk  menuliskan  suatu  kata, orang ini akan ―merasakan‖ dulu kata tersebut baru setelah itu menuliskan kata
tersebut Gunawan 2012. Gaya  belajar  juga  dipengaruhi  kehidupan  sosialnya.  Cara  seseorang
bersosialisasi  dan  bagaimana  memilih  gaya  hidup  dapat  memicu  seseorang  lebih senang  untuk  belajar  dengan  berkelompok  atau  mandiri  di  rumah.  Teman-teman
di  sekitar  tempat  tinggal  juga  akan  memberikan  dampak  bagaimana  belajar  atau mengerjakan  tugas  dengan  bermain  atau  bernyanyi  dan  mendengarkan  musik
DePorter  Henarcki 2004.
Pendapat  lain  mengenai  faktor-faktor  yang  dapat  mempengaruhi  gaya belajar  seseorang  adalah  faktor  dari  dalam  faktor  endogen  dan  faktor  dari  luar
faktor  eksogen.  Faktor  endogen  seperti  faktor  fisik,  faktor  psikis,  faktor intelegensi  atau  kemampuan,  faktor  perhatian  dan  minat,  faktor  bakat,  faktor
motivasi,  faktor  kematangan,  dan  faktor  kepribadian.  Faktor  eksogen  seperti faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor lingkungan lain Awang 2013.
Gaya  belajar  dipengaruhi  oleh  faktor  keluarga.  Ketika  orang  tua  lebih berperan  mengarahkan  anak  dengan  menyediakan  ruang  seluas-luasnya  untuk
belajar  sehingga  anak  kinestetik  akan  lebih  maksimal  menyerap  pengetahuan karena  akan  leluasa  bergerak  dan  cepat  menyelesaikan  tugas  DePorter
Henarcki 2004. Menurut  Prastiti    Pujiningsih  2014  merancang  strategi  pembelajaran
hendaknya memperhatikan karakteristik input seperti kecenderungan gaya belajar, motivasi, dan faktor-faktor lain. Penting bagi dosen guru untuk menyadari gaya
mengajarnya  agar  tidak  terdapat  kesenjangan  di  antara  dosen  guru  dan  maha siswa. Hasil penelitian  Provitera   Esendal  2008 bahwa  gaya belajar dan gaya
mengajar  dapat  bertentangan  satu  sama  lain.  Guru  dan  siswa  akan  mencapai tujuan pembelajaran  yang selaras jika guru maupun siswa dapat memahami gaya
belajar sedini mungkin. Gaya belajar siswa juga  akan dipengaruhi oleh cara  atau  gaya mengajar
guru di sekolah. Gaya mengajar guru akan mengikuti gaya belajar dominan guru itu  sendiri,  karena  gaya  yang  digunakan  adalah  gaya  yang  paling  alamiah  bagi
guru.  Cara  belajar  yang  mudah  menurut  guru  akan  digunakan  sebagai  parameter dalam menentukan langkah mengajar yang efektif Gunawan 2012.
Hasil  penelitian  Nurochma  2012  menunjukkan  interaksi  strategi pembelajaran  guided  inquiry  dengan  gaya  belajar,  bahwa  hasil  belajar  ranah
kognitif  kelas  eksperimen  lebih  didominasi  siswa  dengan  gaya  belajar  visual, sedangkan  hasil  belajar  ranah  kognitif  pada  kelas  kontrol  lebih  didominasi  oleh
siswa dengan gaya belajar auditorial. Menurut  DePorter  et  al.  2014  guru  juga  memiliki  kecenderungan
modalitas  mengajar  yang  biasanya  sama  dengan  gaya  saat  belajar.  Jika  guru
termasuk  pelajar  visual,  maka  cenderung  menjadi  guru  yang  visual.  Itu  terjadi secara alamiah. Sebagian mungkin memiliki modalitas belajar yang sama dengan
guru, tetapi mungkin banyak yang tidak. Hasil  penelitian  Sari  2014  menunjukkan  bahwa  sebanyak  33  visual,
22  auditorial,  8  kinestetik,  14  gabungan  visual  dan  auditorial,  10 gabungan  visual  dan  kinestetik,  dan  14  gabungan  auditorial  dan  kinestetik.
Berdasarkan  hasil  penelitian  tersebut,  terdapat  pula  beberapa  mahasiswa  yang memiliki  kecenderungan  gabungan  beberapa  gaya  belajar,  maka  sebaiknya  guru
diharapkan  mampu  menciptakan  pembelajaran  yang  menggabungkan  beberapa karakteristik gaya belajar tersebut.
B. Jenis Kelamin