Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan tabel diatas, dapat dideskripsikan bahwa sebagian besar keefektifanan layanan konseling individu pada indikator kerjasama termasuk pada kategori efektif dengan persentase sebesar 52. Termasuk dalam kategori persentase efektif artinya proses konseling dapat berjalan efektif dengan adanya kerjasama siswa dalam hal keterbukaan terhadap masalah yang dialami.

4.1.2 Hasil Analisis Statistik

4.1.2.1 Hubungan antara Tingkat Kelengkapan Sarana dan Prasarana BK

dengan Keefektifan Layanan Konseling Individu di SMP Negeri 21 Semarang Tahun Ajaran 20152016 Salah satu tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kelengkapan sarana dan prasarana BK dengan keefektifan layanan konseling individu di SMP Negeri 21 Semarang tahun ajaran 20152016 dalam hal ini korelasi yang dimaksud adalah korelasi positif. Untuk itu sebelum melakukan uji hipotesis, maka dilakukan uji normalitas terlebih dahulu.

4.1.2.1.1 Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan rumus Kolmogorov- Smirnov dengan bantuan perhitungan SPSS 17 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Data Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Asymp. Sig. 2-tailed Level of significant α Ho Ha Ket Penggunaan sarana dan prasarana konseling Keefektifan layanan konseling individu 0, 424 0,664 0,05 Diterima Ditolak Normal Dari hasil penghitungan SPSS diatas, menunjukan nilai Asymp. Sig. 2- tailed pada variabel penggunaan sarana dan prasarana konseling 0,424 0,05 Level of significant α. Sementara itu, pada variabel keefektifan layanan konseling individu diperoleh nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,664 0,05 Level of significant α. Dengan demikian, data variabel penggunaan sarana dan prasarana konseling dan keefektifan layanan konseling individu berdistribusi secara normal.

4.1.2.1.2 Hasil Uji Hipotesis

Sehubungan dengan jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah jenis penelitian expost facto, maka untuk menguji hipotesis hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya dalam hal ini adalah hubungan antara penggunaan sarana dan prasarana konseling dengan keefektifan layanan konseling individu di SMP Negeri 21 Semarang tahun ajaran 20152016, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment. Pemilihan teknik ini dilakukan karena data yang diolah adalah data interval dan berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan SPSS 17, berikut ini hasil penelitiannya: Tabel 4.18 Hasil Uji Hipotesis Menggunakan Korelasi Product Moment N r hitung r tabel Signifikansi Ket. Ho Ha Kategori “r” hitung 60 0,717 0,254 5 Signifikan Di tolak Di terima Kuat Tinggi Berdasarkan tabel diatas, hasil uji korelasi menggunakan product moment diperoleh r hitung = 0,717. Bila dbandingkan dengan r tabel dengan taraf signifikasi 5 dengan N=60, maka diperoleh harga r tabel = 0,254. Dengan demikian r hitung r tabel , maka hipotesis nol Ho yang berbunyi “tidak ada hubungan yang positif dan signifian antara penggunaan sarana dan prasarana konseling dengan keefektifan layanan konseling individu di SMP Negeri 21 Semarang ” ditolak. Sedangkan hipotesis alternatif Ha yang berb unyi “ada hubungan yang positif dan signifian antara penggunaan sarana dan prasarana konseling dengan keefektifan layanan konseling individu di SMP Negeri 21 Semarang ” diterima. Adapun arah korelasi dalam statistik ada dua macam yaitu: 1. Korelasi positif terjadi apabila kenaikan atau penurunan nilai pada variabel X diikuti juga oleh naik nilai pada variabel Y. Korelasi positif menunjukkan adanya korelasi sejajar searah. 2. Korelasi negatif terjadi apabila kenaikan variabel X diikuti oleh penurunan pada variabel Y. Korelasi negatif menunjukkan adanya korelasi sejajar berlawanan arah. Arikunto, 2010: 322 Berdasarkan hasil perhitungan korelasi menggunakan rumus product moment diperoleh nilai koefisien korelasi r hitung sebesar 0,717 maka nilai koefisien korelasinya adalah korelasi positif. Dikarenakan dalam penelitian ini adalah korelasi positif yakni tiap-tiap kenaikan nilai variabel X tingkat kelengkapan sarana dan prasarana BK selalui disertai kenaikan yang seimbang proporsional pada nilai-nilai variabel Y keefektifan layanan konseling individu. Dalam penelitian ini, maka semakin baik pengggunaan sarana dan prasarana konseling maka akan semakin efektif layanan konseling individu di SMP Negeri 21 Semarang. Berdasarkan gambaran penggunaan sarana dan prasarana konseling dan keefektifan layanan konseling individu diketahui bahwa penggunaan sarana dan prasarana konseling berada dalam kategori baik, sedangkan keefektifan layanan konseling individu berada pada kategori efektif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa korelasi positif antara penggunaan sarana dan prasarana konseling dan keefektifan layanan konseling individu dalam kategori kuat atau tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara penggunaan sarana dan prasarana konseling dengan keefektifan layanan konseling individu di SMP Negeri 21 Semarang sebesar 0,717. Perolehan koefisien korelasi sebesar 0,717 jika dikonversikan dengan tabel interpretasi nilai “r” masuk dalam kategori kuat atau tinggi.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Sub bab pembahasan akan diuraikan pembahasan mengenai penggunaan sarana dan prasarana konseling, keefektifan layanan konseling individu, dan hubungan antara penggunaan sarana dan prasarana konseling dengan keefektifan layanan konseling individu di SMP Negeri 21 Semarang tahun ajaran 20152016.

4.2.1 Gambaran Penggunaan Sarana dan Prasarana Konseling di SMP

Negeri 21 Semarang Tahun Ajaran 20152016 Sebagaimana hasil penelitian mengenai penggunaan sarana dan prasarana konseling di SMP Negeri 21 Semarang tahun ajaran 20152016 sebesar 77 yang menyatakan bahwa secara umum penggunaan sarana dan prasarana konseling termasuk dalam kriteria baik. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan sarana dan prasarana konseling disekolah tersebut telah dilakukan dengan baik. Dari sampel

Dokumen yang terkait

PEMAHAMAN GURU BK TENTANG LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) FORMAT KLASIKAL DI SMP SE KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

13 82 168

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DASAR KONSELING (KDK) DENGAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN KONSELING INDIVIDU DI SMA NEGERI 1 GODONG TAHUN AJARAN 2014 2015

1 7 148

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEMANDIRIAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Layanan Bimbingan Konseling Dengan Kemandirian Belajar Pada Siswa.

0 1 17

KONTRIBUSI LAYANAN ADMINISTRASI SARANA PRASARANA DAN BIMBINGAN KONSELING Kontribusi Layanan Administrasi Sarana Prasarana Dan Bimbingan Konseling Terhadap Kepuasan Siswa Di SMP Batik Surakarta.

0 2 16

BAB I PENDAHULUAN Kontribusi Layanan Administrasi Sarana Prasarana Dan Bimbingan Konseling Terhadap Kepuasan Siswa Di SMP Batik Surakarta.

0 3 6

KONTRIBUSI LAYANAN ADMINISTRASI SARANA PRASARANA DAN BIMBINGAN KONSELING Kontribusi Layanan Administrasi Sarana Prasarana Dan Bimbingan Konseling Terhadap Kepuasan Siswa Di SMP Batik Surakarta.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DENGAN Hubungan Antara Layanan Bimbingan Konseling Dan Kemampuan Penyesuaian Diri Dengan Prestasi Belajar Siswa.

0 0 17

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DENGAN Hubungan Antara Layanan Bimbingan Konseling Dan Kemampuan Penyesuaian Diri Dengan Prestasi Belajar Siswa.

0 0 18

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR Hubungan Antara Persepsi Terhadap Layanan Bimbingan Konseling Dengan Kedisiplinan Belajar.

0 0 16

(ABSTRAK) Pengaruh Sikap Proaktif Konselor Terhadap Minat Siswa Memanfaatkan Layanan Konseling Individu di SMP N 7 Semarang Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 1