sekolah ini memiliki standar sarana dan prasarana bimbingan dan konseling yang ideal sehingga dapat dijadikan sebagai percontohan bagi sekolah lain.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa terdorong untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut mengenai “Hubungan Antara Penggunaan Sarana dan
Prasarana Konseling Dengan Keefektifan Layanan Konseling Individu Di SMP N 21 Semarang Tahun Ajaran 20152016
”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang utama dalam penelitian ini adalah
“Apakah terdapat hubungan antara penggunaan sarana dan prasarana konseling dengan keefektifan layanan konseling individu Di SMP N 21
Semarang tahun ajaran 20152016? ”. Berkaitan dengan masalah utama tersebut,
maka dapat dijabarkan menjadi dua rumusan masalah yang meliputi: 1.2.1 Bagaimana gambaran penggunaan sarana dan prasarana konseling di SMP
N 21 Semarang tahun ajaran 20152016? 1.2.2 Bagaimana keefektifan layanan konseling individu di SMP N 21 Semarang
tahun ajaran 20152016?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara penggunaan sarana dan prasarana
konseling dengan keefektifan layanan konseling individu Di SMP N 21 Semarang
Tahun 20152016. Berdasarkan tujuan utama penelitian tersebut, maka dapat dijabarkan sub tujuan penelitian sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui gambaran penggunaan sarana dan prasarana konseling di SMP N 21 Semarang Tahun ajaran 20152016.
1.3.2 Untuk mengetahui keefektifan layanan konseling individu di SMP N 21 Semarang Tahun ajaran 20152016.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi ilmu layanan Bimbingan dan Konseling BK khususnya tentang penggunaan
sarana dan prasarana konseling dan keefektifan layanan konseling individu. 1.4.2
Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan
kepala sekolah mengenai gambaran penggunaan sarana dan prasarana konseling yang dapat mendukung keefektifan dalam pelaksanaan layanan konseling individu
agar senantiasa meningkatkan kualitas sarana dan prasaran, memelihara dan menjaganya
1.4.2.2 Bagi Guru BK Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan
motivasi untuk meningkatkan pelayanan khususnya layanan konseling individu agar dapat meningkatkan citra guru BK di mata Stakeholder sekolah
1.4.2.3 Bagi Peneliti dan Civitas Akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar kajian dalam usaha
ikut serta untuk meningkatkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memberi gambaran yang menyeluruh dalam skripsi ini, maka perlu disusun sistematika penulisan skripsi. Skripsi ini terdiri dari 5 bab yaitu:
Bab 1 Pendahuluan, pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
skripsi. Bab 2 Landasan Teori, berisi kajian mengenai landasan teori yang
mendasari penelitian: penelitian terdahulu, kajian teoritis mengenai penggunaan sarana dan prasarana konseling, keefektifan layanan konseling individu, hubungan
antara penggunaan sarana konseling dengan keefektifan layanan konseling individu dan hipotesis
Bab 3 Metode Penelitian, pada bab ini berisi uraian metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi. Metode penelitian ini meliputi jenis
penelitian, variabel penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, metode dan
alat pengumpul data, penyusunan instrumen, validitas dan reliabilitas penelitian, hasil uji coba instrumen, teknik analisis data dan kerangka penelitian.
Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan, Bab ini berisi tentang hasil penelitian pembahasan hasil penelitian, dan keterbatasan penelitian.
Bab 5 Penutup, bab ini berisi tentang simpulan hasil penelitian dan saran- saran yang berkaitan dengan hasil penelitian.
10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Fajar 2012 dalam skripsi yang berjudul “Faktor Penghambat Pelaksanaan
Layanan Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri Se-Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 20112012”.
Hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa bahwa salah satu faktor eksternal penghambat pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling adalah
faktor sarana dan prasarana yang belum terpenuhi sehingga berdampak pada pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang berjalan kurang efektif.
Widyaningtyas 2012 dalam skripsinya yang berjudul “Profil Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri Se-Kota Semarang Tahun
Ajaran 20112012”. Hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa profil prasarana bimbingan
dan konseling di SMP N se-kota Semarang termasuk dalam kriteria cukup memadai dengan presentase 33,3 dan pemanfaatan ruang bimbingan dan
konseling dengan presentase 44,4, namun untuk sarana bimbingan dan konseling termasuk dalam kriteria tidak memadai dengan presentase 66,7.
Sedangkan kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah agar program layanan bimbingan dan konseling berjalan efektif dan efisien maka perlu didukung dengan
adanya sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai.