3.8.5.1 Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah penggunaan sarana dan prasarana konseling. Sarana adalah semua fasilitas yang diperlukan
dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan
lancar, efektif, teratur dan efisien. Sedangkan prasarana adalah alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan. Berdasarkan
kedua pengertian tersebut, maka sarana dan prasarana bimbingan dan konseling merupakan semua peralatan dan perlengkapan serta fasilitas
yang mendukung kerja dan kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. adapun
yang menjadi fokus penelitian ini yaitu berkaitan dengan sarana dan prasarana konseling yang dijadikan sebagai alat untuk mendukung
kerja dan kegiatan konseling individu berjalan efektif. Oleh karena itu penggunaan sarana dan prasarana konseling memiliki standar atau
patokan agar kegiatan pelayanan berjalan efektif. Standar yang dimaksud dalam penelitian ini menunjuk pada ukuran sarana dan
prasarana konseling
yang lengkap
dan memadai
untuk terselanggaranya pelayanan konseling individu. Seperti dalam
Permendiknas no 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana terdiri dari kriteria minum sarana dan kriteria minimum prasarana.
Berdasarkan hal tersebut maka ukuran yang menjadi patokan pada penggunaan sarana dan prasarana konseling, dapat dibedakan menjadi
dua sub variabel yaitu sarana konseling dan prasarana konseling. Adapun yang menjadi indikator sarana konseling terdiri dari alat
pengumpul dan penyimpan data, perlengkapan teknis, dan perlengkapan tata usaha. Sedangkan indikator prasarana konseling
terdiri dari lokasi atau tempat, jenis ruang BK, dan suasana ruang
konseling. 3.8.5.2
Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah keefektifan layanan konseling individu. Keefektifan menunjukkan arti keadaan yang
berpengaruh terhadap suatu kegiatan dalam mencapai tujuan. Keefektifan konseling sebagian besar ditentukan oleh kualitas
hubungan antara konselor dengan klien bergantung kepada kemampuan dalam menerapkan teknik-teknik konseling serta kualitas
pribadinya. Oleh karena itu keefektifan layanan konseling individu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses hubungan
membantu yang berkualitas agar dapat mencapai tujuan layanan. Proses hubungan yang berkualitas memiliki karakteristik diantaranya
1 kenyamanan psikologis diciptakan sebagai situasi yang menyenangkan, menggembirakan, dan membuat konseli merasa
mendapatkan perlindungan, 2 hubungan yang bermakna diciptakan dalam suasana keakraban antara konselor dan klien 3 persetujuan
bersama muncul jika terdapat komitmen dan kesukarelaan, 4 kerjasama dapat diwujudkan melalui partisipasi dan keaktifan konseli
selama proses konseling. Karakteristik tersebut merupakan kondisi- kondisi psikologis siswa selama proses konseling agar konseling
berjalan efektif. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka yang menjadi indikator dalam penelitian ini yaitu kenyamanan psikologis, hubungan
yang bermakna, persetujuan bersama, kerjasama.
3.9 Populasi dan Sampel