11
ini  cepat  mati  bila  terkena  sinar  matahari  langsung  tetapi  dapat bertahan  hidup  beberapa  jam  di  tempat  gelap  dan  lembab.  Dalam
jaringan  tubuh,  kuman  ini  dapat  dormant  atau  tertidur  lama  selama beberapa tahun.
Bakteri  TB  mati  pada  pemanasan  100
o
C  selama  5-10  menit atau pada pemanasan 60
o
C selama 30 menit dan dengan alcohol 70- 95 selama 15-30 detik. Bakteri ini tahan selama1-2 jam di udara di
tempat  lembab  dan  gelap  bisa  berbulan-bulan,  namun  tidak  tahan terhadap sinar atau aliran udara. Data pada tahun 1993 menunjukkan
bahwa untuk mendapatkan 90 udara bersih dari kontaminasi bakteri memerlukan 40 kali pertukaran udara per jam Widoyono, 2002.
2.2 Cara Penularan TB
Penularan TB terjadi melalui udara yang mengandung bakteri TB dalam percikan ludah yang dikeluarkan oleh penderita TB paru atau TB laring
pada waktu mereka batuk, bersin atau pada waktu bernyanyi. Infeksi melalui selaput lender atau kulit yang lecet bisa terjadi namun sangat jarang. Secara
teoritis seorang penderita akan tetap menular sepanjang ditemukannya hasil TB di dalam tubuh mereka. Penderita  yang tidak diobati atau  yang diobati
tidak  sempurna  dahaknya  akan  tetap  mengandung  bakteri  TB  selama bertahun-tahun Chin  Kandun, 2012.
12
Sumber  penularan  adalah  pasien  TB  BTA  positif.  Pada  waktu batuk  atau  bersin,  pasien  menyebarkan  kuman  ke  udara  dalam  bentuk
percikan  dahak  droplet  nuclei.  Sekali  batuk  dapat  menghasilkan  3000 percikan  droplet.  Umumnya  penularan  terjadi  dalam  ruangan  dimana
percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman.
Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman
yang  dikeluarkan  dari  parunya.  Makin  tinggi  derajat  kepositifan  hasil pemeriksaan  dahak,  makin  menular  pasien  tersebut.  faktor  yang
memungkinkan  seseorang  terpajan  kuman  TB  ditentukan  oleh  konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut Kementerian
Kesehatan RI, 2011. Bakteri  TB  bila  sering  masuk  dan  terkumpul  dalam  paru-paru
akan  berkembang  biak  menjadi  banyak  terutama  pada  orang  dengan  daya tahan tubuh yang rendah dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TB dapat menginfeksi hampir seluruh  organ  tubuh  seperti:  paru-paru,  otak,  ginjal,  saluran  pencernaan,
kelenjar getah bening, tulang dan lain-lain. Meskipun demikian organ tubuh yang  paling  sering  terkena  adalah  paru-paru.  Saat  bakteri  TB  berhasil
menginfeksi paru-paru maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular bulat. Biasanya melalui serangkaian seraksi imunologis
bakteri  TB  ini  akan  berusaha  dihambat  melalui  pembentukan  dinding  di
13
sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan disekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TB akan
menjadi dormant tidur. Bentuk-bentuk dormant inilah yang terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen. Pada sebagian orang dengan sistem
imun  yang  baik,  bentuk  ini  akan  tetap  dormant  sepanjang  hidupnya. Sedangkan  pada  orang-orang  dengan  kekebalan  tubuh  yang  kurang  maka
bakteri  ini  akan  mengalami  perkembangbiakan  sehingga  tuberkel  menjadi banyak. Tuberkel yang banyak ini membuat sebuah ruang di dalam paru-paru.
Ruang  inilah  yang  nantinya  menjadi  sumber  produksi  sputum  dahak. Seseorang yang telah memproduksi sputum diperkirakan sedang mengalami
pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TB Nisa, 2007. Daya  penularan  dari  seorang  penderita  TB  ditentukan  oleh
banyaknya  bakteri  TB  yang  terdapat  dalam  paru  penderita,  penyebaran bakteri TB di udara dan Penyebaran bakteri TB bersama dahak berupa droplet
dan berada disekitar penderita TB. Makin tinggi derajat positif pemeriksaan dahak,  makin  menular  penderita  tersebut.  Bila  hasil  pemeriksaan  dahak
negatif, maka penderita tersebut dianggap tidak menular. Begitupula dengan TB ekstra paru yang juga tidak menular Notoatmodjo, 2007. Kemungkinan
seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsenterasi droplet dalam udara dan lamanya  menghirup  udara  tersebut  serta  virulensi  dari  bakteri  TB  Chin
Kandun, 2012. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi penderita TB, hanya 10 dari yang terinfeksi yang akan menjadi penderita
TB Nisa, 2007.
14
2.3 Riwayat Alamiah TB