38
4. BAB IV
METODOLOGI
4.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi spasial kejadian TB di KotaTangerang Selatan tahun 2009-2013. Desain penelitian ini adalah
desain studi ekologi yakni studi yang fokus pada pembandingan kelompok daripada individu atau unit analisisnya adalah kelompok Morgenstren, 1995;
Bonita, et al., 2006 dan Carr, et al., 2007. Variabel pada studi ekologi dapat berupa ukuran agregat aggregate measures, ukuran lingkungan
environment measures ataupun ukuran global global measures
Morgenstern, 1995. Pada penelitian ini ukuran yang digunakan adalah ukuran agregat kejadian TB per-kelurahan dan ukuran lingkungan
kepadatan penduduk.
4.2 Lokasi, Waktu, dan Populasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Tangerang Selatan pada bulan Juni –
Agustus tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan data agregat kasus TB per kelurahan sehingga penelitian ini tidak
menggunakan sampel melainkan populasi. Adapun populasi penelitian ini adalah semua puskesmas di Kota Tangerang Selatan.
39
4.3 Pengumpulan Data
4.3.1 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa instansi pemerintahan di Kota Tangerang Selatan, berikut
penjelasannya. A.
Data kejadian TB tahun 2009-2013 diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dalam bentuk laporan TB03
elektronik. B.
Data kepadatan penduduk diperoleh dari BPS Kota Tangerang Selatan dalam bentuk laporan Kecamatan Dalam Angka KCDA
tahun 2010-2012. C.
Data base digital Kota Tangerang Selatan diperoleh dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kota
Tangerang Selatan.
4.3.2 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data sekunder. Adapun pengumpulannya dilakukan oleh masing-masing
instansi yang berwenang. Berikut akan diuraikan cara pengumpulan data yang dilakukan oleh instansi terkait.
1. Kejadian TB
Data kejadian TB diperoleh dari fasyankes yang melaksanakan TB DOTS di Tangerang Selatan yakni 25
40
puskesmas, LKC Ciputat, Poliklinik PT. Pratama dan RSU Kota Tangerang Selatan. Data yang dilaporkan dari masing-masing
fasyankes tersebut berdasarkan surveilan pasif yakni menunggu pasien yang berkunjung ke fasyankes. Setiap pasien yang datang
dengan gejala TB dianggap suspek TB dan dilakukan pemeriksaan dahak. Jika berdasarkan hasil pemeriksaan SPS sewaktu pagi
sewaktu positif TB atau berdasarkan diagnosis dokter pasien tersebut positif TB maka, pasien akan menerima terapi DOTS dan
riwayat pengobatan pasien dicatat oleh fasyankes terkait sampai akhir masa pengobatan. Dari hasil pencatatan tersebut maka
diketahui identitas pasien, jenisklasifikasi penyakit, tipe pasien, hasil pemeriksaan dahak dan hasil pengobatan.
2. Kepadatan Penduduk
Data kepadatan penduduk didapat BPS dari laporan rutin tahunan masing-masing kecamatan yang ada di Kota Tangerang
Selatan.
4.3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah register TB.03 elektronik yang kemudian disalin dalam dummy tabel
untuk variabel kejadian TB. Kemudian, instrumen kepadatan penduduk adalah KCDA yang juga disalin dalam dummy.
41
4.4 Keabsahan Data