32
Elliot P, et al. 1992 menyebutkan bahwa geografikasl- eppidemiologi dapat didefinisikan sebagai deskripsi pola-pola spasial
insiden penyakit dan kematian. Ini merupakan bagian dari epidemiologi deskriptif yang mana lebih umunya mengenai penggambaran kejadian
penyakit berkenaan dengan karakteristik demografi seperti umur, ras, jenis kelamun, tempat dan waktu.
2.11 Kerangka Teori
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, frekuensi, dan determinan penyakit Mac Mahon Pugh, 1970; Lowe Koestrzewski,
1973; Mausner Bahn, 1974. Epidemiologi menekankan upaya menerangkan bagaimana distribusi penyakit dan bagaimana komponen
menjadi faktor penyebab penyakit tersebut. Untuk mengungkapkan dan menjawab masalah tersebut, epidemiologi melakukan berbagai cara yang
selanjutnya menjadikan epidemiologi dapat dibagi dalam beberapa jenis yakni epidemiologi deskriptif, analitik dan eksperimental Bustan, 2006.
Studi deskriptif biasanya menjadi studi epidemiologi pertama yang dilakukan terhadap suatu penyakit. Pola kasus yang terdeteksi membekali penyelidik
dengan gagasan yang dapat memunculkan hipotesis tentang penyebab atau sumber suatu penyakit McKenzie, et al., 2007.
Epidemiologi deskriptif diharapkan mampu menjawab pertanyaan mengenai faktor who, where, dan when Bustan, 2006 dan McKenzie et al.,
2007. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka digunakan segitiga
33
distribusi epidemiologi. Ketiga faktor tersebut yang akan membentuk gambaran distribusi masalah atau penyakit. Informasi orang, tempat dan
waktu berguna untuk menggambarkan adanya perbedaan dalam keterpaparan dan susceptibilitas. Artinya jika ada perbedaan dalam orang-tempat-waktu
maka itu dapat menjadi petunjuk adanya perbedaan paparan exposure agen dan kepekaan susceptibility pejamu. Perbedaan ini dapat dipakai sebagai
petunjuk tentang sumber, agen yang bertanggungjawab, transmisi dan penyebaran suatu penyakit Bustan, 2006.
1. Faktor Orang dan Tempat
Hal yang sangat berguna bagi ahli epidemiologi adalah penempatan penyakit, kondisi, kesakitan dan pengklasterannya pada peta serta
penggunaan perangkat terkait lainnya untuk menempatkan berbagai kasus penyakit. Peta dan pengkajian pengklasteran sangat berguna terutama
selama berlangsungnya KLB khususnya jika penyakit tersebut memberikan konsekuensi besar bagi penduduk, mempengaruhi populasi
yang besar dan secara geografis sekaligus reservoir dari organism juga harus dipertimbangkan dalam analisis Timmreck, 2004.
2. Faktor Orang dan Waktu
Sebagian atau seluruh waktu, konfigurasi, atau segmen yang berkaitan dengan penyakit atau faktor risiko dapat dipakai dalam studi epidemiologi.
Tipe penyakit atau kondisi dengan karakteristiknya akan menentukan elemen waktu yang perlu dipertimbangkan dan digunakan Timmreck,
2004.
34
3. Faktor Waktu dan Tempat
Waktu sebagai elemen dasar dalam ukuran epidemiologi dan sebagai pertimbangan dasar dalam investigasi digunakan untuk mengetahui
penyebab penyakit, ketidakmampuan, dan kondisi. Suatu episode penyakit dapat dialokasikan berdasarkan dimana tempat terjadinya dan
berdasarkan waktu terjadinya dan keduanya sama pentingnya. Jika elemen tempat dan waktu berpadu dalam suatu KLB penyakit, perpaduan itu akan
sangat berguna untuk memperlihatkan hubungan etiologis. Penggabungan kedua eleman tersebut menjadi sorotan khusus jika interval waktu antara
pajanan dan awitan sangat dekat Timmreck, 2004.
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Modifikasi dari: Kementerian Kesehatan RI 2011;
Malnutrisi Diabetes Melitus
Immuno supresan
10
Lama Kontak Jumlah Kasus TB BTA
+ Lingkungan
1. Ventilasi 2. Kepadatan dalam
ruangan 3. Kepadatan penduduk
Faktor Perilaku
Pajanan Infeksi
TB
HIV +
Risiko menjadi TB bila dengan HIV:
5-50 setiap tahun 30 lifetime
35
3. BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori maka peneliti membuat kerangka konsep seperti yang terlihat pada bagan 2.2. Tidak semua faktor yang ada
di kerangka teori dijadikan variabel penelitian. Hal tersebut dikarenakan penelitian ini menggunakan data sekunder yang memiliki keterbatasan
data dimana data lama kontak, ventilasi dan faktor perilaku tidak dapat diukur.
Bagan 2.2 Kerangka Konsep
Kerangka konsep menunjukkan alur terjadinya penyakit TB yang diawali dengan pajanan kemudian infeksi TB. Rangkaian ini tidak dapat
dipisahkan karena tidak semua orang yang terinfeksi bakteri TB berkembang menjadi sakit TB. Adapun yang akan diteliti dalam penelitian
ini adalah gambaran kejadian TB berdasarkan distribusi tempat dan waktu. Distibusi tempat yang diteliti adalah berdasarkan kelurahan tempat
puskesmas dan kepadatan penduduk. Sementara distribusi waktu yang diteliti adalah trend kasus TB dan kejadiannya berdasarkan jumlah
puskesmas.
Trend kasus TB
Jumlah Puskesmas
Keberadaan Puskesmas
Kepadatan Penduduk
Pajanan Infeksi
TB semua tipe
TB BTA +