Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti | 137
Berusaha memahami apa yang diinginkan orang lain dari kita, dan apa yang kita harapkan dari orang lain untuk kita terima. Memang bukanlah hal yang mudah untuk dapat memahami keinginan
orang lain, tetapi bukan juga hal yang terlalu sulit untuk dilakukan. Banyak kesalahpahaman yang terjadi dalam setiap jalinan hubungan karena kedua belah pihak sama-sama tidak dapat tidak
berusaha mengerti dan memahami satu sama lain.
Berusaha mengerti dan memahami keinginan orang lain memang memerlukan pengorbanan yang terkadang tidak kecil, tetapi pengorbanan memang sesuatu yang harus dilakukan demi
terjalinnya hubungan yang harmonis. Nabi Kongzi bersabda: “Yang dapat diajak belajar bersama belum tentu dapat diajak bersama menempuh Jalan Suci beragama, yang dapat diajak bersama
menempuh Jalan Suci belum tentu dapat diajak bersama berteguh, dan yang dapat diajak bersama berteguh belum tentu dapat bersesuaian paham.” Lunyu. IX: 30
Berusaha menyamakan pahampandangan kita tentang sesuatu hal dengan orang lain bukanlah sesuatu yang wajib untuk dilakukan. Biarlah perbedaan itu hadir apa adanya, yang terpenting
adalah mencari segi positifkebaikan dari setiap perbedaan yang ada.
“Carilah persamaan di dalam perbedaan, jangan mencari perbedaan di dalam persamaan.” Dengan dasar pemikiran yang positif bahwa perbedaan adalah sesuatu yang selalu menyertai
kehidupan ini, dan dalam setiap perbedaan tentu ada segi positifnya serta setiap perbedaan mesti memiliki pula persamaan-persamaan di dalamnya, akan menciptakan hubungan yang harmonis
dengan sesama manusia.
Referensi
Toleransi adalah prinsip utama bermasyarakat. Toleransi adalah jiwa yang menyimpan pemikiran terbaik dan yang dipikirkan oleh semua orang. Hellen Keller
6. Toleransi dalam Perbedaan
Sumber konlik terbesar satu-satunya adalah seseorang atau satu grup yang memaksakan nilai-nilai dan harapan atas orang laingrup lain. Kata toleransi berasal dan bahasa Latin, yaitu
tolerare, artinya sikap sabar membiarkan sesuatu, menahan diri dan berlapang dada atas perbedaan dengan orang lain. Toleransi antarumat beragama berarti sikap sabar membiarkan orang lain
memiliki keyakinan lain dan melakukan yang lain sehubungan dengan agamakepercayaan yang diyakininya itu.
Kita harus memiliki sikap sabarmenahan diri melihat orang lain melakukan sesuatu yang berbeda dengan kita dalam segala hal. Memaksakan kehendak kita kepada orang lain untuk
melakukan hal yang sama dengan kita, hal ini menunjukkan bahwa kita tidak memiliki sikap sabar menahan diri toleran kepada pihak lain yang berbeda dengan kita. Memang suatu kenyataan dan
sejarah telah menunjukkan bahwa peradaban dunia pernah diwarnai berbagai konlik, perselisihan bahkan peperangan yang menyangkut relasi antaretnik dan agama yang terkadang demikian
mengerikan dan berkepanjangan.
Setiap orang memang memiliki hak untuk menilai bahwa dirinya lebih baik daripada orang lain paling tidak dalam hal-hal tertentu. Setiap bangsa berhak menyatakan bahwa bangsanya
lebih hebat dari bangsa lain, dan setiap penganut suatu agama berhak menyakini bahwa agamanya lebih baik dari agama yang lainnya. Sebuah perusahaan berhak menyatakan bahwa produknya
lebih baik dari produk perusahaan yang lain. Semua itu wajar dan memang semua memiliki hak untuk menyatakan hal itu. Akan tetapi, menjadi tidak etis jika kemudian mereka menyatakan
bahwa yang lain adalah buruk.
Diunduh dari
http:kemdikbud.go.id
138 | Buku Guru kelas X SMASMK
Kita tidak perlu menutup mata atas segala kekurangan yang kita miliki. Rivalitas, kecemburuan, sombong, sok paling tahu dan paling benar justru sering dijumpai di antara umat yang mengaku
telah berteguh dalam satu agama yang mereka bilang paling hebat. Nabi Kongzi bersabda: “Sesungguhnya kemuliaan seseorang itu bergantung pada usaha orang itu sendiri.” Maka, jangalah
menilai orang dari apa agama yang dianutnya, dan jangan menilai agama dari orang yang menganutnya.
7. Kerukunan dalam Perbedaan