dan untuk tujuan mengatur dan melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi fungsi regulerend, contoh:
dikenakannya pajak yang tinggi terhadap minuman keras sehingga konsumsi minuman keras dapat ditekan. Demikian pula terhadap
barang mewah. 6 Pajak peralihan kekayaan dari orang pribadi atau badan ke pemerintah.
7 Pajak dapat dipungut secara langsung atau tidak langsung. Sedangkan yang dimaksud dengan Pajak Bumi dan Bangunan
PBB berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 dan telah disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994 adalah
pungutan yang dikenakan atas bumi dan bangunan.
2. Subjek, Objek dan Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Sebelum membahas pokok masalah yang ada dalam penelitian ini, terlebih dahulu penulis akan menguraikan pengertian dari beberapa istilah
yang berkaitan erat dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini, dengan harapan agar pembaca dapat dengan mudah untuk memahami
isi tulisan ini. a. Objek Pajak Bumi dan Banganan
Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Pasal 2 ayat 1 yang menjadi objek pajak adalah bumi dan bangunan. Bumi dan
bangunan yang menjadi objek pajak akan diklasifikasikan menurut keadaan daerahnya masing-masing dan diatur oleh Menteri Keuangan.
Yang dimaksud dengan klasifikasi bumi dan atau bangunan adalah
pengelompokan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman, serta untuk memudahkan perhitungan pajak terutang.
1 Bumi Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada
dibawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman termasuk rawa-rawa tambak perairan serta laut
wilayah Republik Indonesia. 2 Bangunan
Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan untuk tempat
tinggal, tempat usaha dan tempat yang diusahakan. Termasuk dalam pengertian bangunan adalah :
- Jalan lingkungan dalam satu kesatuan dengan komplek
bangunan. -
Jalan tol. -
Kolam renang. -
Tempat olah raga. -
Galangan kapal, dermaga. -
Taman mewah. -
Tempat penampungankilang minyak, air dan gas, pipa minyak. -
Fasilitas lain yang memberikan manfaat. -
Subjek Pajak Bumi dan Bangunan -
Wajib Pajak Bumi dan Bangunan
b. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Menurut pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 1994 yang menjadi subjek PBB adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan
bangunan atau memperoleh manfaat atas bumi dan memperoleh atas bangunan.
Orang adalah orang perorangan yang mempunyai hak atas bumi, baik memiliki, menguasai maupun memanfaatkan. Badan adalah perseroan
terbatas, Perseroan Komanditer, BUMN, BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Subjek pajak dapat dikatakan sebagai wajib pajak, objek pajaknya telah diketahui. Apabila objek pajak sudah diketahui sedangkan wajib
pajaknya belum diketahui maka Direktorat Jenderal Pajak dapat menentukan atau menunjuk wajib pajaknya. Penunjukan sebagai wajib
pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak bukan merupakan bukti pemilikan hak dan dapat dibatalkan jika subjek pajak dapat membuktikan bahwa
yang sebenarnya ia bukanlah wajib pajak. c. Nilai Jual Objek Pajak NJOP
Nilai Jual Objek Pajak NJOP merupakan harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan
bilamana tidak terjadi transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek pajak yang sejenis, atau nilai
perolehan harga dengan objek yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau Nilai Jual Objek Pajak Pengganti.
Yang dimaksud dengan: -
Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, adalah suatu pendekatan metode penetuan nilai jual suatu objek pajak dengan
cara membandingkannya dengan objek pajak lain yang letaknya berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya.
- Nilai perolehan baru, adalah suatu pendekatan metode penentuan
nilai jual suatu objek pajak dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproleh objek tersebut pada saat
penilaian dilakukan, dikurangi dengan penyusutan berdasarkan kondisi fisik objek tersebut.
- Nilai jual pengganti adalah suatu pendekatan metode penentuan
nilai jual suatu objek pajak yang berdasarkan pada hasil produksi objek pajak tersebut.
3. Pengecualian dari Objek Pajak Bumi dan Bangunan