s. NIR Nilai Indikasi Rata-rata adalah nilai pasar wajar rata-rata yang dapat
mewakili nilai tanah dalam suatu zona nilai tanah. t.
STP Surat Tagihan pajak yang diterbitkan apabila setelah lewat tanggal
jatuh tempo Pajak Bumi dan Bangunan terutang berdasarkan SKP atau SPPT tidak dilunasi, dengan denda administrasi 2 tiap bulan.
u. Master File Data seluruh Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan yang
disimpan dalam suatu media computer. v. Nomor Objek Pajak NOP
Nomor identifikasi Objek Pajak yang mempunyai karakteristik unik, permanen dan standar dengan satuan blok dalam satu wialayah
administrasi pemerintahan desa kelurahan yang berlaku secara nasional.
w. Verifikasi lapangan adalah kegiatan mencocokkan data objek dan atau subjek PBB yang sebenarnya di lapangan.
D. Teori Mengenai Kegiatan Pendataan
Mengingat besarnya jumlah objek pajak dan beragam tingkat pendidikan dan pengetahuan wajib pajak, maka belum seluruhnya Wajib Pajak
dapat melaksanakan kewajiban untuk mendaftarkan Objek Pajak yang dikuasai atau dimiliki atau dimanfaatkannya, oleh karena itu untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik, maka Direktorat jendral Pajak mengadakan kegiatan pendataan objek dan subjek Pajak Bumi dan Bangunan.
Pendataan dilakukan dengan menggunakan formulir surat pemberitahuan objek pajak SPOP dan dilakukan sekurang-kurangnya 1 satu wilayah
administrasi desa atau kelurahan dengan menggunakan salah satu alternatif dari empat alternatif sebagai berikut :
1. Pendataan dengan penyampaian dan pemantauan pengembalian SPOP. Pendataan dengan alternatif ini hanya dapat dilaksanakan pada daerah atau
wilayah pada umumnya belum atau mempunyai peta, merupakan daerah- daerah terpencil atau mempunyai potensi PBB relatif kecil pelaksanaan
dilakukan sebagai berikut. a. Penyampaian dan pemantauan pengambalian SPOP perorangan.
Penyampaian dan pemantauan pengembalian SPOP perorangan dilakukan dengan menyebarkan SPOP langsung kepada subjek pajak
atau kuasanya dengan berpedoman pada sket atau peta blok yang telah ada.
b. Untuk daerah yang potensi Pajak Bumi dan Bangunannya relatif lebih kecil, cakupan wilayah dan objek pajaknya luas, dapat digunakan
alternatif pendataan
dengan penyamaian
atau pemantauan
pengembalian SPOP kolektif. Dengan relatif ini, SPOP disebarkan melalui aparat desa atau kelurahan setelah terlebih dahulu membuat
sket atau peta blok. 2. Pendataan dengan Identifikasi Objek Pajak.
Pendataan dengan alternatif ini dapat dilaksanakan pada daerah atau wilayah yang sudah mempunyai peta garis atau peta foto yang menentukan
posisi Objek Pajak tetapi tidak mempunyai data administrasi pembukuan PBB. Data tersebut merupakan hasil pendataan secara lengkap tiga tahun
terakhir. 3. Pendataan dengan Verifikasi Data Objek Pajak.
Alternatif ini dapat dilaksanakan pada daerah atau wilayah yang hanya mempunyai peta garis atau peta foto dan sudah mempunyai data
administrasi pembukuan PBB hasil pendataan secara lengkap tiga tahun terakhir.
4. Pendataan dengan Pengukuran Bidang Objek Pajak. Alternatif ini dapat dilaksanakan pada daerah atau wilayah yang hanya
mempunyai sket peta desa atau kelurahan Misalnya dari Biro Pusat Statistik atau instansi lainya dan atau peta garis atau peta foto tetapi
belum dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif Objek Pajak. Ke-4 empat alternatif diatas sangat penting guna menunjang
keakuratan data yang diperlukan, baik untuk aparat pajak maupun Wajib Pajak.
Data Subjek dan Objek pajak PBB yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan bangunan berasal dari dua sumber, yaitu:
1 Dari lapangan Wajib Pajak sendiri Wajib Pajak mendaftarkan sendiri objeknya
2 Dari pendataan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.
Kegiatan wajib pajak melaporkan objek pajaknya dilakukan melalui pendaftaran objek pajak, dengan cara wajib pajak mengambil dan mengisi
SPOP dengan jelas, benar dan lengkap. Hal ini bedasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 1985 Pasal 9, pada dasarnya setiap subjek pajak wajib
melaporkan Objek Pajaknya. Mengingat Objek Pajak Bumi dan Bangunan yang sangat luas dan
Wajib Pajak Bumi dan Bangunan yang cukup besar, maka kegiatan pendataan sulit dilakukan secara manual, oleh sebab itu diperlukan suatu sistem
pengolahan administrasi PBB yang lebih sederhana, sistematis dan efisien yaitu dengan bantuan komputer yang sangat berguna untuk mengolah
keseluruhan informasi atau data objek atau subjek pajak serta membentuk suatu basis data atau database yang benar, lengap dan jelas.
Sistem tersebut mencakup pengumpulan data, pemberian identitas Objek dengan Nomor Objek Pajak NOP, pemeliharaan data sampai dengan
pencetakan hasil keluaran berupa SPPT, STTS, dan Daftar Himpunan Ketetapan Pajak DHKP yang sangat berkaitan dengan program SISTEP, dan
peningkatan pelayanan kepada Wajib Pajak pada satu tempat. Keseluruhan sistem yang merupakan suatu totalitas tersebut diatas disebut dengan sistem
Manajemen Informasi Objek Pajak SISMIOP Adapun maksud dan tujuan SISMIOP adalah untuk mengintegrasikan
seluruh aktifitas administrasi dengan bantuan komputer sehingga diharapkan
pelaksanaanya dapat lebih seragam, sederhana, cepat dan efisien, sedangkan dengan diterapkannya SISMIOP diharapkan dapat tercipta:
1 Pengenaan pajak yang adil dan makmur 2 Peningkatan ketetapan
3 Administrasi yang tertib 4 Peningkatan palayanan secara cepat, tepat dan aman, serta memudahkan
memonitoring perubahan data. 5 Kemudahan pelaksanaan penegakan hukum Law Enforcement sesuai
dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku. 6 Kemudahan dalam pemantauan seluruh kegiatan.
Sasaran tersebut diatas dicapai dengan cara membentuk basis data Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan yang jelas, benar dan lengkap
serta didukung oleh data pasar Objek Pajak yang dapat dipercaya dan sesuai dengan perkembangnya.
E. Teknis Pelaksanaan Verifikasi Lapangan