perolehan harga dengan objek yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau Nilai Jual Objek Pajak Pengganti.
Yang dimaksud dengan: -
Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, adalah suatu pendekatan metode penetuan nilai jual suatu objek pajak dengan
cara membandingkannya dengan objek pajak lain yang letaknya berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya.
- Nilai perolehan baru, adalah suatu pendekatan metode penentuan
nilai jual suatu objek pajak dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproleh objek tersebut pada saat
penilaian dilakukan, dikurangi dengan penyusutan berdasarkan kondisi fisik objek tersebut.
- Nilai jual pengganti adalah suatu pendekatan metode penentuan
nilai jual suatu objek pajak yang berdasarkan pada hasil produksi objek pajak tersebut.
3. Pengecualian dari Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Objek pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan menurut Undang-Undang Nomor12 Tahun 1994 Pasal 3 ayat 1 adalah sebagai
berikut: a. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dan tidak
digunakan untuk mencari keuntungan, antara lain di bidang : -
Ibadah, seperti masjid, gereja, wihara dan lain-lain. -
Sosial, seperti panti asuhan
- Kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas.
- Pendidikan,seperti madrasah, pesantren, sekolah.
- Kebudayaan nasional, seperti museum, candi.
b. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu;
c. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah
negara yang belum dibebani suatu hak; d. Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsultan berdasarkan asas
perlukan timbal-balik; e. Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang
ditentukan oleh Menteri Keuangan. Objek pajak yang digunakan oleh negara untuk penyelenggaraan
pemerintahan, penentuan pengenaan pajaknya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Objek pajak dalam hal ini adalah objek pajak yang
dimiliki dikuasai digunakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan. Pajak Bumi dan
Bangunan adalah pajak negara yang sebagian besar penerimaannya merupakan pendapatan daerah antara lain digunakan untuk penyediaan
fasilitas yang juga dinikmati oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Oleh sebab itu, wajar wajar jika Pemerintah Pusat juga ikut
membiayai penyediaan fasilitas tersebut melalui pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Mangenai bumi dan bangunan milik perorangan dan atau
badan yang digunakan oleh negara, kewajiban perpajakannya tergantung pada perjanjian yang diadakan.
4. Pengertian dan Istilah-istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk memperjelas maksud dari istilah-istilah yang biasa digunakan dalam kegiatan pendataan, maka
penulis akan mengemukakan beberapa pengertian dengan harapan akan terwujud pemahaman bahasa yang sama antara penulis dan pembaca.
Pengertian dan istilah-istilah di dapat dari situs web www.pajak.go.id
, sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Pemungutan Suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data Objek dan
Subjek Pajak, penentuan besarnya pajak terutang sampai kegiatan penagihan pajak terutang kapada Wajib Pajak serta pengawasan
penyetorannya ke Bank, Kantor Pos dan Giro dan tempat lain yang ditunjuk.
b. Pelaksanaan Pendataan Semua kegiatan untuk memperoleh, mengumpulkan dan melengkapi,
termasuk proses penatausahaan data Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan sebagai bahan penetapan besarnya Pajak Bumi dan
Bangunan yang terutang. c. Penyusunan Data Awal
Suatu kegiatan pendaftaran seluruh Objek Pajak Bumi dan Bangunan dalam suatu wilayah.
d. Pemutakhiran Data Suatu kegiatan yag dilakukan untuk menyesuaikan data yang disimpan
di dalam basis data dengan data yang sebenarnya dilapangan. e. SPOP
Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan data objek pajak menurut
ketentuan Undang-undang Pajak Bumi dan Bangunan. f.
SPPT Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT adalah surat yang
digunakan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk memberitahukan besarnya pajak yang terutang kepada Wajib Pajak.
g. Peta a Gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang
datar, dan dilengkapi skala dan keterangan legenda tertentu. b Penyajian garafis dari bentuk ruang dan hubungan keruangan
antara berbagai perwujudan yang diwakili. h. STTS
Surat Tanda Terima Setoran adalah surat yang ditentukan oleh Direktorat Jendral Pajak sebagi bukti pembayaran pajak terutang.
i. ZNT
Zona Nilai Tanah adalah zona geografis yang terdiri atas sekelompok Objek Pajak yang mempunyai satu Nilai Indikasi Rata-rata yang
dibatasi oleh batasan penguasaan kepemimilikan Objek Pajak dalam
satuan wilayah administrasi pemerintahan desa kelurahan tanpa terikat pada batas blok.
j. SPST
Sistem Pelayanan Satu Tempat merupakan tata cara pemberian pelayanan urusan Pajak Bumi dan Bangunan kepada Wajib Pajak
masyarakat pada tempat yang telah ditentukan dan mudah dijangkau. k. SKP
Surat Ketetapan Pajak adalah surat yang akan diterbitkan Direktorat Jendral Pajak dalam hal ini Kantor pelayanan Pajak Bumi dan
Bangunan terhadap wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan sebagaimana mestinya. Pajak Bumi dan Bangunan terutang
dihitung berdasarkan SPOP ditambah denda administrasi sebesar 25 dari pokok pajak.
l. Peta Desa
Peta wilayah administrasi desa kelurahan dengan skala tertentu yang memuat segala informasi mengenai jenis tanah, batas dan nomor blok,
batas wilayah administrasi pemerintahan, dan keterangan lainnya yang diperlukan.
m. Peta Zona Nilai tanah Peta yang menggambarkan suatu zona geografis yang terdiri atas
sekelomok Objek Pajak yang mempunyai satu Nilai Indikasi Rata-rata NIR yang dibatasi oleh batas penguasaan kepemilikan Objek Pajak
dalam satu wilayah administrasi desa kelurahan.
n. Peta Garis Peta yang menggambarkan unsur-unsur dipermukaan bumi dalam
bentuk bayangan garis, unsur yang digambarkan dinyatakan dalam bentuk simbol, serta dilengkapi dengan legenda.
o. Peta Foto Peta yang detailnya adalah bayangan fotografis yang sudah dibetulkan
serta diberikan keterangan tambahan yaitu data kartogarafis yang penting sehingga dapat digunakan sebagai peta.
p. DHKP Daftar Himpunan Ketetapan Pajak yaitu daftar himpunan yang memuat
data nama Wajib Pajak, Letak Objek Pajak, Nomor Objek Pajak besar serta pembayaran pajak terutang yang dibuat per desa kelurahan.
q. Basis Data Kumpulan informasi Objek dan Subjek pajak Bumi dan Bangunan
serta data pendukung lainnya dalam suatu wilayah administrasi pemerintahan tertentu serta disimpan dalam media penyimpanan data.
r. Peta Blok
Peta yang menggambarkan suatu zona geografis yang terdiri atas sekelompok Objek Pajak yang dibatasi oleh batas alam dan atau batas
kepentingan pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan dalam satu wilayah administrasi pemerintahan desa kelurahan.
s. NIR Nilai Indikasi Rata-rata adalah nilai pasar wajar rata-rata yang dapat
mewakili nilai tanah dalam suatu zona nilai tanah. t.
STP Surat Tagihan pajak yang diterbitkan apabila setelah lewat tanggal
jatuh tempo Pajak Bumi dan Bangunan terutang berdasarkan SKP atau SPPT tidak dilunasi, dengan denda administrasi 2 tiap bulan.
u. Master File Data seluruh Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan yang
disimpan dalam suatu media computer. v. Nomor Objek Pajak NOP
Nomor identifikasi Objek Pajak yang mempunyai karakteristik unik, permanen dan standar dengan satuan blok dalam satu wialayah
administrasi pemerintahan desa kelurahan yang berlaku secara nasional.
w. Verifikasi lapangan adalah kegiatan mencocokkan data objek dan atau subjek PBB yang sebenarnya di lapangan.
D. Teori Mengenai Kegiatan Pendataan