Pendidikan Aqidah dan Syariah

Aturan Islam dalam masalah pergaulan sosial harus ditegakkan. Negara harus menerapkan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya. Jika sistem Islam diterapkan secara kafah, maka perilaku asusila akan bisa teratasi. Dalam sejarah panjang penerapan syariah Islam dari masa Rasulullah hingga jatuhnya kekhilafahan Turki Utsmani, kita tidak pernah mendapatkan persoalan ini mengemuka di tengah masyarakat. Dalam sistem Islam, pelaku zina misalnya, akan dihukum dengan hukuman cambuk seratus kali bagi yang belum nikah dan hukuman rajam sampai mati bagi orang yang menikah. Hukuman ini sebenarnya lebih bersifat preventif pencegahan dan pelajaran berharga bagi orang lain. Hal ini mengingat dampak zina yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, baik dalam konteks tatanan kehidupan individu, keluarga nasab maupun masyarakat. Penulis berpendapat bahwa Negara memiliki peran penting dalam mengatur kehidupan rakyatnya, Negara yang membiarkan maraknya pergaulan bebas dan tindakan asusila yang lain berakibat pada kerusakan moral dan tatanan hidup masyarakat. Terjadinya kasus kriminal sebagian besar adalah berhubungkait dengan kebutuhan seksual, seperti pembunuhan, pemerkosaan, aborsi, dan anak­ anak jadi korban kejahatan seksual. Munculnya masalah sosial seperti pelacuran, minuman keras dan hiburan malam juga tidak lepas dari faktor yang namanya kebutuhan seksual. Maka Negara harus memiliki aturan yang tegas dalam menyikapi masalah sosial yang ada di masyarakat, agar tercipta tatanan kehidupan masyarakat yang aman, adil dan sejahtera sesuai aturan Islam. 78

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari skripsi yang berjudul Pemikiran Dakwah Dalam Merubah Perilaku Asusila Menurut H. Muhammad Ismail Yusanto adalah sebagai berikut: 1. Perilaku asusila menurut H. Muhammad Ismail Yusanto adalah Perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari norma­norma dan kaidah kesopanan di masyarakat. 2. Muhammad Ismail Yusanto menyebutkan bentuk perilaku asusila yaitu pergaulan bebas, pacaran, perzinaan, pemerkosaan dan homoseksual. 3. Peran dakwah terhadap gejala perilaku asusila di masyarakat sangat penting, karena tujuan dan esensi dakwah adalah menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran. Sedangkan perilaku asusila itu sendiri bagian dari kemunkaran. 4. Pemikiran dakwah dalam merubah perilaku asusila menurut Muhammad Ismail Yusanto ada tiga cara atau konsep yang pertama adalah melalui pendidikan berupa penanaman aqidah dan pemahaman syariah yang dilakukan pihak keluarga, kedua adalah masyarakat sebagai pengawas artinya masyarakat saling mengingatkan dan mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran dan yang ketiga adalah peran Negara dalam hal pengaturan dan pengawasan kandungan siaran media,dan juga membubarkan tempat­tempat hiburan malam dan sejenisnya. Selain itu Negara juga harus menerapkan aturan Islam dalam masalah pergaulan sosial, karena aturan Islam adalah yang terbaik untuk manusia