Riwayat Hidup dan Pendidikan H. Muhammad Ismail Yusanto

Saat masuk sekolah menengah pertama SMP dan menengah atas SMA, beliau berperan sebagai ketua kelas dan ketua seksi kerohanian Islam. 5 2. Riwayat Pendidikan H. Muhammad Ismail Yusanto Muhammad Ismail Yusanto menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Taman Siswa Yogyakarta, lalu melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Yogyakarta dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta. Selain aktif dalam menuntut ilmu di sekolah, beliau juga aktif berbagai kegiatan di luar sekolah yang bersifat positif. Gelar insinyurnya diperoleh di Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada pada tahun 1988. Setelah lulus dari UGM, nyantri di Pondok Pesantren Ulil Albaab Bogor dibawah bimbingan Ustadz Didin Hafidhuddin hingga tahun 1991. Sebelumnya, semasa kuliah pernah nyantri kalong di Pondok Pesantren Budi Mulia yang dipimpin oleh mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Amien Rais, dan semasa menempuh pendidikan menengah nyantri kalong di Pondok Pesantren Krapyak di bawah asuhan KH. Ali Maksum, keduanya di Yogyakarta. Menyelesaikan pendidikan S­2 program Magister Manajemen di STIE – Institut Pengembangan Wiraswasta Indonesia Jakarta pada tahun 2000. Ketika lulus dari UGM, beliau sempat ditawarkan pekerjaan di Qatar. Menjadi penambang minyak di Negara tersebut, dan tentunya gaji yang ditawarkan luar biasa. Akan tetapi dengan tsiqah beliau terhadap dakwah, beliau memutuskan untuk ke Bogor dalam rangka melanjutkan dakwah beliau di sana. 6 5 Wawancara Pribadi dengan H. Muhammad Ismail Yusanto, Jakarta, 6 Januari 2014 6 Wawancara Pribadi dengan M. Alaudin Azzam anak ke dua H. Muhammad Ismail Yusanto, Jakarta, 15 Februari 2014 Keinginan beliau untuk menikah juga tinggi setelah lulus sekolah, akan tetapi orang tua beliau menyarankan untuk nyantri dulu di Bogor. Tepatnya di pesantren Ulul Albaab Dekat UIKA Bogor. Singkat cerita, di Bogor Beliau nyantri dan mendapatkan pembinaan pertama oleh Abdurrahman Al­Baghdadi, Senior Hizbut Tahrir yang membawa Hizbut Tahrir ke Indonesia, tepatnya di Kota Bogor. 7 Disana Beliau menjalani kehidupan dan tantangan dakwah pertama. Mengembangkan Hizbut Tahrir di Bogor, beliau mengisi halaqah di berbagai wilayah di Indonesia seperti Yogya, Banjarmasin, hingga wilayah Sumatera. Dakwah beliau semakin berkembang dan beliau mulai dikenal oleh masyarakat sebagai tokoh masyarakat. Beliau saat ini diamanahkan oleh Amir sebagai Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia HTI.

B. Aktivitas DakwahH. Muhammad Ismail Yusanto

1. Dakwah Bi Al­lisan Dalam aktivitas dakwah H. Muhammad Ismail Yusanto, dakwah bi al­lisan merupakan bentuk dakwah yang pertama kali beliau lakukan dan terus berjalan hingga kini. Beliau menekuni aktivitas dakwah sejak masih menjadi santri dan pelajar, kecintaan beliau terhadap Islam menjadi motivasi tersendiri untuk mulai berdakwah. Beliau dikenal sebagai santri yang cerdas dan pandai berceramah. Sebagai santri dan pelajar yang menonjol, Ismail Yusanto aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan dan kerap kali mengisi ceramah dalamrangka memperingati hari besar Islam. 7 Wawancara Pribadi dengan M. Alaudin Azzam anak ke dua H. Muhammad Ismail Yusanto, Jakarta, 15 Februari 2014 Saat di bangku kuliyah, Ismail yusanto juga tetap aktif berdakwah melalui organisasi. Dalam berorganisasi kerap kali ia menyampaikan pesan dakwahnya baik dalam berdiskusi atau acara­acara yang lain. Aktivitas Ismail Yusanto dalam dunia kampus semakin mengasah kemampuan retorika dan menambah keilmuan agama, juga semakin aktif berdakwah. Pada dasarnya, dakwah bi lisan itu sendiri adalah membekali manusia dengan informasi dan berita pesan­pesan yang benar, dengan pengetahuan ilmiah, kenyataan faktual dan akurat untuk membantu terbentuknya pikiran dan pandangan dalam menghadapi kenyataan dan kesulitan yang dihadapi. H. Muhammad Ismail Yusanto mengkategorikan dakwah bi lisan sama halnya dengan aktivitas mengkaji ilmu agama, diskusi, orasi, nasihat atau segala hal yang penyampaiannya melalui lisan dengan tujuan mengajak orang lain kepada jalan kebenaran dan menjadi lebih baik. Dakwah bi lisan umumnya penyampaian pesan dakwah melalui ceramah, tabligh akbar dan khutbah J um’at. Kehidupan Ismail Yusanto yang didedikasikan hanya untuk dakwah dan ibadah, disamping sibuk menjadi kepala sekolah dan rektor STIE HAMFARA. Dalam berbagai kesempatan apa yang terucap senantiasa mengandung pesan dakwah. Berbagai permasalahan umat yang ada, pasti akan beliau sampaikan fakta yang ada dan bagaimana solusi menurut Islam. Beliau tidak segan­segan untuk mengadakan suatu kegiatan bersifat keislaman yang bertujuan menyadarkan umat agar kehidupan ini diatur dengan hukum Allah, hukum yang akan menyelesaikan problematika umat Islam saat ini. Materi dakwah yang disampaikan H. Muhammad Ismail Yusanto selalu berhubungkait dengan problematika umat, dan senantiasa mengajak umat Islam ini segera bangkit dari keterpurukan. Berbagai masalah yang menimpa umat Islam harus menjadi peringatan dan bahan intropeksi diri, tidak ada jalan lain kecuali menjadikan Islam sebagai aturan hidupnya. Dakwah bi lisan yang dilakukan H. Muhammad Ismail Yusanto, penulis membedakan menjadi beberapa bentuk sesuai apa yang dilakukan beliau yaitu : a Pengajian Majlis Ta’lim Kegiatan pengajian yang diadakan dalam skala kecil dengan bahasan tema sesuai permasalahan umat yang ada. b Musyawarah dan Diskusi Acara dalam ruangan pertemuan yang membahas dan mendiskusikan kejadian­kejadian terkini, yang menjadi problematika umat. Mengundang ahli dan pihak terkait dalam pembahasan masalah tersebut. Acara ini disebut Halaqah Islam dan Peradaban yang diadakan satu bulan sekali. c Jaulah Kunjungan ke Pesantren Kunjungan dan silaturahim ke pesantren­pesantren yang ada di Indonesia, sekaligus menyampaikan pesan dakwah dan mengajak pimpinan pesantren untuk bersama­sama mendukung diterapkannya syariah Islam dalam segala aspek kehidupan.