Bentuk-bentuk Perilaku Asusila Perilaku Asusila 1. Pengertian Perilaku Asusila

                       Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat.30 Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera- putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.31 Dari ayat tersebut telah dijelaskan bahwa hendaknya menjaga pandangan mata dalam bergaul. Lalu bagaiamana hal yang terjadi dalam pergaulan bebas?Tentunya banyak hal yang bertolak belakang dengan aturan­aturan yang telah Allah tetapkan dalam etika pergaulan, Karena dalam pergaulan bebas itu tidak dapat menjamin kesucian seseorang. b Pacaran Pacaran adalah ungkapan rasa kasih sayang dan cinta tanpa adanya ikatan secara syar’i yaitu melalui pernikahan. Aktivitas pacaran ini sudah menjadi sesuatu yang melekat pada kaum muda zaman sekarang, dianggap ketinggalan zaman apabila tidak pacaran. Dalam Islam pacaran adalah dilarang karena aktivitas pacaran lebih banyak mudharat daripada manfaatnya, bahkan sampai melakukan hal­hal yang sesungguhnya terlarang kecuali adanya ikatan pernikahan. Banyak anak sekolah hamil diluar nikah, aborsi dan tidak suci lagi akibat dari pacaran. Islam tidak melarang untuk mengungkapkan rasa sayang dan cinta, tapi mengatur dengan adanya pernikahan terlebih dahulu. Sebelum nikah haram bagi lawan jenis saling mengungkapkan sayang dan cinta. Pacaran dalam Islam adalah suatu perilaku tidak beradab, melanggar syariah dan suatu maksiat. Berpacaran bukan jalan yang diridhai Allah, karena banyak segi mudharatnya.Setiap orang yang berpacaran cenderung untuk bertemu, duduk, pergi bergaul berdua. Perbuatan seperti ini jelas pelanggaran syari’at terhadap larangan melihat atau bergaul bukan muhrim atau bukan istrinya. Sebagaimana yang tercantum dalam HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas yang artinya: Janganlah salah seorang di antara kamu bersepi­sepi berkhalwat dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan muhrimnya. Tabrani dan Al­ Hakim dari Hudzaifah juga meriwayatkan dalam hadits yang lain: Lirikan mata merupakan anak panah yang beracun dari setan, barang siapa meninggalkan karena takut kepada­Ku, maka Aku akan menggantikannya dengan iman sempurna hingga ia dapat merasakan arti kemanisannya dalam hati. c Perzinaan Zina adalah melakukan hubungan kelamin dengan secara tidak sah, tanpa ada ikatan secara syar’i. Zina dibagi menjadi dua jenis, yang dilakukan orang yang belum menikah ghoiru mukhson dan yang sudah menikah mukhson. Zina merupakan termasuk dosa besar yang sangat keji sebagaimana dijelaskan dalam al­ Qur’an surat Al­Isra;32.           ‘ ’Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.dan suatu jalan yang buruk’’ Dalam ayat tersebut Allah SWT menyebutkan “janganlah mendekati zina” artinya mendekati saja sangat dilarang apalagi melakukan zina. d Pemerkosaan Pemerkosaan merupakan suatu tindakan kriminal berwatak seksual yang terjadi ketika seorang manusia atau lebih memaksa wanita lain untuk melakukan hubungan seksual dalam berbagai bentuk pemaksaan. Perbuatan ini sering dilakukan laki­laki kepada wanita yang dikenal ataupun belum dikenal. Sumber­sumber primer fiqh, seperti al­Quran dan Hadits, dipahami tidak banyak mengungkapkan penyebutan pidana perkosaan secara langsung. Sekalipun sebenarnya ada ayat yang sudah mengarah pada pelarangan tindak pemaksaan dalam persoalan seksual, sekaligus memberikan perlindungan terhadap korban kekerasan seksual.                        Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, padahal mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang terhadap mereka yang dipaksa sesudah mereka dipaksa itu.QS.An­Nuur:33 Ayat ini setidaknya mengisyaratkan kepada dua hal, pertama upaya untuk melarang segala bentuk pemaksaan dan eksploitasi seksual, kedua dukungan dan pendampingan terhadap korban eksploitasi seksual agar bisa kembali menjadi aman dan percaya diri. e Homoseksual Liwath homo seksual adalah hubungan antara sesama jenis laki­laki dengan laki­laki, sedangkan hubungan antara wanita dengan wanita disebut lesbian. Homo seksual adalah salah satu penyelewengan seksual, karena menyalahi sunnah Allah, dan menyalahi fitrah makhluk ciptaan­Nya.

3. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Asusila

Sistem kehidupan yang sekularistik yang mengajarkan tentang kebebasan telah merusak kehidupan masyarkat. Nilai kebebasan yang terdapat dalam sistem kehidupan sekuler telah meracuni akal dan naluri manusia. Ketika seseorang tak memiliki pemahaman agama yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam berperilaku, maka dia akan melakukan apa saja sesuai kehendak dirinya, termasuk perilaku asusila. Juga kontrol masyarakat yang lemah membuat perilaku asusila berlangsung bebas. Tidak adanya pengaruh hukuman terhadap pelaku tindakan asusila membuat masyarakat tidak merasa ada risiko untuk berbuat seperti itu. 2 H. Muhammad Ismail Yusanto menjabarkan faktor utama terjadinya perilaku asusila dalam masyarakat adalah faktor system kehidupan, beliau menyoroti terjadinya seseorang melakukan tindakan asusila sebagian besar faktor dari luar. Lingkungan merupakan yang mempengaruhi pola kehidupan, jika 2 Wawancara Pribadi dengan H. Muhammad Ismail Yusanto, Jakarta, 18 Februari 2014 lingkungan jauh dari nilai­nilai keislaman maka segala hal cara akan dilakukan untuk memenuhi segala keinginan, sekalipun itu dianggap tidak baik oleh masyarakat. Berikut adalah faktor­faktor penyebab perilaku asusila menurut H. Muhammad Ismail Yusanto : a Sistem Kehidupan Sekuler Sekularisme adalah suatu aliran atau faham yang tidak memperkenankan agama masuk dan mencampuri urusuan duniawi.Paham ini lahir antara abad 18­19, pada jaman pencerahan di kawasan Eropa Barat.Permulaan munculnya paham ini di akibatkan oleh pengalaman buruk negara­negara Eropa Barat terhadap peran agama dalam pemerintahan maupun kehidupan masyarakat.Maka, dengan diterapkannya sistem sekuler ini masyarakat menjadi bebas dari kungkungan dogma­ dogma agama yang pada waktu itu sangatlah mendominasi. Ideologi sekuler ini sudah di terapkan di berbagi negara, mayoritas di terapkan di negara­negara barat, seperti: Amerika Serikat, Perancis, Jerman dan Negeri kita Indonesia. Dampak dari system kehidupan sekuler adalah terjadinya berbagai kerusakan yang ada di masyarakat, kerusakan dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam hal perbuatan dan tingkahlaku. Sejatinya agama adalah sebagai aturan hidup namun apabila dipisahkan dari kehidupan maka hasilnya adalah kekacauan, seseorang yang hidup tanpa agama akan melakukan apa saja yang ia kehendaki tanpa berfikir baik dan buruknya. Buah dari system kehidupan sekulerisme adalah kebebasan individu untuk melakukan apa saja termasuk dalam hal perilaku asusila. Dalam agama Islam telah jelas bagaimana aturan dalam kehidupan bermasyarakat, Islam melarang zina, homo, liwat, free sex dan perilaku asusila lainnya semata­mata demi kebaikan manusia itu sendiri.Islam tidak melarang umatnya untuk bersenang­senang dalam memenuhi kebutuhan seksual tapi Islam hanya mengatur caranya, agar terjadi keselarasan dan ketentraman. Apabila tidak sesuai aturan maka akan berdampak kerusakan pada individu maupun tatanan masyarakat. b Pendidikan Agama yang Rendah Maraknya tindakan asusila yang dilakukan para pelajar baik itu SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi belakangan ini merupakan akibat dari sistem pendidikan yang lemah dalam menginternalisasikan dan mengintegrasikan nilai­nilai agama dalam kurikulum pendidikan. Kurikulum pendidikan saat ini hanya mengedepankan aspek kognitif saja dan belum menekankan pada pendidikan nilai­nilai Islam. Menurut Muhammad Ismail Yusanto, semestinya ada integrasi nilai­nilai Islam di semua mata pelajaran, sehingga siswa tidak hanya didorong untuk cerdas namun juga berkepribadian Islami. Perbaikan kurikulum pendidikan saat ini dinilai penting demi pembentukan karakter generasi Islam di masa depan. 3 c Kontrol Masyarakat yang Lemah 3 Wawancara Pribadi dengan H. Muhammad Ismail Yusanto, Jakarta, 18 Februari 2014