Faktor-faktor Penyebab Perilaku Asusila

buruknya. Buah dari system kehidupan sekulerisme adalah kebebasan individu untuk melakukan apa saja termasuk dalam hal perilaku asusila. Dalam agama Islam telah jelas bagaimana aturan dalam kehidupan bermasyarakat, Islam melarang zina, homo, liwat, free sex dan perilaku asusila lainnya semata­mata demi kebaikan manusia itu sendiri.Islam tidak melarang umatnya untuk bersenang­senang dalam memenuhi kebutuhan seksual tapi Islam hanya mengatur caranya, agar terjadi keselarasan dan ketentraman. Apabila tidak sesuai aturan maka akan berdampak kerusakan pada individu maupun tatanan masyarakat. b Pendidikan Agama yang Rendah Maraknya tindakan asusila yang dilakukan para pelajar baik itu SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi belakangan ini merupakan akibat dari sistem pendidikan yang lemah dalam menginternalisasikan dan mengintegrasikan nilai­nilai agama dalam kurikulum pendidikan. Kurikulum pendidikan saat ini hanya mengedepankan aspek kognitif saja dan belum menekankan pada pendidikan nilai­nilai Islam. Menurut Muhammad Ismail Yusanto, semestinya ada integrasi nilai­nilai Islam di semua mata pelajaran, sehingga siswa tidak hanya didorong untuk cerdas namun juga berkepribadian Islami. Perbaikan kurikulum pendidikan saat ini dinilai penting demi pembentukan karakter generasi Islam di masa depan. 3 c Kontrol Masyarakat yang Lemah 3 Wawancara Pribadi dengan H. Muhammad Ismail Yusanto, Jakarta, 18 Februari 2014 Kehidupan yang menjunjung tinggi kebebasan individu menyebabkan rasa acuh dan tidak peduli dengan apa yang terjadi pada orang lain, meskipun apa yang dilakukan oleh orang tersebut adalah suatu perbuatan tidak baik. Pergaulan bebas remaja yang berperilaku seperti layaknya seorang dewasa seperti pacaran di tempat sepi, berkumpulnya anak muda­mudi dalam satu kos­kosan dan banyak contoh yang lain. Masyarakat saat ini tidak peka terhadap perbuatan mereka, mereka menganggap suatu kewajaran padahal perbuatan seperti itu tidak baik d mata masyarakat dan terlarang menurut agama. Kebebasan individu yang terjadi adalah akibat control masyarakat yang lemah, seandainya saja semua masyarakat berperan aktif bersama­ sama mengontrol perbuatan masyarakat atau dalam kata lain saling mengajak dan mengingatkan kepada kebaikan dan mencegah dari yang munkar. Jika hal seperti ini diterapkan dalam masyarakat, mudah­mudahan masyarakat akan sadar dan malu bahwa apa yang akan dan telah dilakukan adalah buruk di mata masyarakat dan agama. d Hukum yang Lemah Hukum yang lemah juga menjadi sebab maraknya perilaku asusila di masyarakat, sangat sedikit para pelaku tindakan asusila mendapat hukuman yang membuat jera. Justru hukum seperti tidak berlaku, tempat­ tempat prostitusi dibiarkan dan dilokalisasikan, pelanggaran­pelanggaran terhadap penyimpangan dan pelecehan seksual seakan­akan dibiarkan sehingga tetap merajalela di masyarakat.

4. Peran Dakwah Terhadap Gejala Perilaku Asusila

Inti dari dakwah adalah amar ma’ruf nahi mungkar. Menyeru pada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Satu hal yang sekarang ini tidak berjalan dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat adalah kepedulian masyarakat terhadap keterpurukan umat. Diantaranya adalah munculnya banyak gejala perilaku asusila di tengah masyarakat. Maka, dakwah menjadi bagian penting sebagai salah satu pilar dalam mencegah terjadinya perilaku asusila. Lebih jauh lagi, dakwah bagi tegaknya kembali kehidupan Islam, bila berhasil akan mewujudkan sebuah tatanan kehidupan yang berdasar pada ajaran Islam sedemikian rupa siapa saja yang hidup dalam naungannya akan terjaga untuk selalu berbuat makruf dan terhindar dari berbuat mungkar atau asusila.

B. Cara Merubah Perilaku Asusila

Muhammad Ismail Yusanto memiliki pandangan pemikiran tersendiri dalam merubah perilaku asusila, berdasarkan keahlian beliau dalam bidang dakwah dan politik, menurut beliau ada tiga cara untuk merubah perilaku asusila yang terjadi pada masyarakat.

1. Pendidikan Aqidah dan Syariah

Pendidikan aqidah dan syariah dengan memberikan pendidikan berupa penanaman aqidah dan memberi pemahaman syariah kepada anak melalui institusi terkecil yaitu keluarga. Keluarga orang tua memiliki peranan yang sangat penting. Keluarga menjadi tempat pertama dalam pembentukan kepribadian anak. Dasar­dasar penanaman aqidah dan syariah menjadi tanggung jawab orang tua untuk mengajarkan, hingga anak memahami aturan Islam sebagai tolok ukur dalam berpikir dan berbuat. Pahamkan pada anak tentang batasan perilaku asuila di dalam Islam, seperti dalam hal pergaulan misalnya. Menurut analisis penulis, penanaman aqidah dan memberi pemahaman syariah lebih tepat sebagai pembekalan kepada anak­anak dan remaja agar tidak terjerumus dalam perilaku asusila. Namun penanaman aqidah dan memberi pemahaman syariah juga bisa diterapkan untuk anak­anak, remaja bahkan orang dewasa yang melakukan tindakan asusila agar bisa meninggalkan perilaku buruk tersebut. Kemudian diberi pemahan dan meyakini aturan­aturan Islam untuk ditaati dan dilaksanakan.

2. Masyarakat Sebagai Pengawas

Lingkungan masyarakat seharusnya menjadi ‘pengawas’, sehingga moral masyarakat dapat terjaga melalui aktifitas amar ma’ruf nahi mungkar. Oleh karena itu, tradisi amar makruf nahi munkar yang ada di tengah­tengah masyarakat harus terus ditingkatkan. Secara bersama­sama masyarakat harus mengawal lingkungannya agar terbebas dari tindakan atau perilaku asusila. 3.Negara Negara harus berperan dalam melindungi masyarakat, melalui pengaturan dan pengawasan terhadap kandungan siaran dan pemberitaan media cetak, televisi dan online yang selama in berpengaruh besar pada maraknya perilaku asusila. Tempat­tempat hiburan malam dan berbagai jenisnya yang menjadi sarana bagi pergaulan bebas harus dibubarkan. Dasar­dasar kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang sekuleristik tidak akan mampu menghentikan arus liberalisasi budaya, termasuk maraknya konten porno karena bagi sebagian orang porno adalah bagian dari kebebasan yang harus dilindungi.