Metode Penelitian BAHAN DAN METODE

16 B. Pengendalian Hama dan Penyakit Pada penelitian ini, serangan hama dan penyakit pada tanaman sorgum tidak banyak menyebabkan kerugian, sehingga tidak dilakukan pengendalian. C. Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan dengan cara mekanis yaitu dengan dikoret menggunakan sabit atau cangkul.

3.5 Variabel yang diamati

Setiap petak perlakuan jumlah tanaman yang diamati sebanyak 3 tanaman yang dipilih secara acak. Adapun kegiatan pengamatan yang dilakukan adalah: 3.5.1 Pengukuran Intensitas Cahaya Matahari Pengukuran intensitas cahaya matahari pada tanaman sorgum dilakukan dengan menggunakan alat Lux Meter. Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur intesitas cahaya matahari di atas dan bawah kanopi tanaman sorgum. Pengamatan dimulai pada umur 4 minggu setelah tanam dengan interval pengamatan setiap 1 minggu. Persentase intersepsi cahaya matahari dapat dihitung dengan rumus: I = × 100 Keterangan: I : Persentase intersepsi cahaya matahari a : Jumlah radiasi datang di atas kanopi b : Jumlah radiasi yang ditransmisikan di bawah kanopi 17

3.6 Variabel pendukung

Data komponen hasil tanaman sorgum digunakan dalam analisis korelasi. Variabel komponen hasil tanaman sorgum diantaranya sebagai berikut: 3.6.1 Jumlah biji per malai Jumlah biji per malai dihitung dengan menggunakan alat Seed Counter yang dinyatakan dalam satuan butir. 3.6.2 Bobot biji per malai Bobot biji per malai dihitung dengan menggunakan timbangan elektrik dalam satuan gram g. 3.6.3 Bobot 100 butir biji kering Bobot biji kering didapatkan dengan pengovenan selama tiga hari dengan suhu 80 o C. Dipilih 100 butir biji tanaman sorgum untuk dilakukan pengamatan kadar air, setelah diketahui persen kadar air setiap sampel maka dilakukan perhitungan untuk penyetaraan kadar air 14. Pengamatan ini menggunakan timbangan elektrik dan Moisture Meter. Penyetaraan bobot 100 butir biji kering dengan kadar air dihitung dengan rumus: 100 kadar air terukur 100 14 x bobot 100 butir terukur Bobot 100 butir biji kering yang sudah disetarakan dengan kadar air 14 dinyatakan dalam satuan gram g.

Dokumen yang terkait

DISTRIBUSI BAHAN KERING BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor [L.] Moench) YANG DITUMPANGSARIKAN DENGAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.)

0 4 23

AKUMULASI BAHAN KERING BEBERAPA VARIETAS TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) RATOON 1 PADA TINGKAT KERAPATAN TANAMAN BERBEDA

0 7 47

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) RATOON I PADA TINGKAT KERAPATAN TANAMAN YANG BERBEDA

1 12 57

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) RATOON I PADA TINGKAT KERAPATAN TANAMAN YANG BERBEDA

4 33 57

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench)

1 18 55

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench)

2 13 55

RESPONS BEBERAPA GENOTIPE SORGUM (Sorgum bicolor [L.] Moench) TERHADAP SISTEM TUMPANGSARI DENGAN UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz)

8 37 27

PENGARUH TINGKAT KERAPATAN TANAMAN TERHADAP KERAGAAN DAUN, PERTUMBUHAN BIJI DAN DAYA KECAMBAH BENIH BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) PADA SISTEM TUMPANGSARI DENGAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz)

0 10 59

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PRODUKSI BIOMASSA SORGUM, PERTUMBUHAN, DAN HASIL UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA SISTEM TUMPANGSARI SORGUM DENGAN UBIKAYU

5 30 67

PENGARUH TINGKAT KERAPATAN TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) PADA SISTEM TUMPANGSARI DENGAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz)

0 8 65