Rukun dan Syarat Kewarisan Islam Sebab-sebab Mewarisi

G 4 : fO R ?+ NO5G01 ? ? A - zQ 4 J 7r PE‹ € r . ﺡ : ; 7 - = Artinya : “Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar 24 itu sebagai ibumu, dan dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu sendiri. yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja. dan Allah mengatakan yang Sebenarnya dan dia menunjukkan jalan yang benar.{5} Panggilah mereka anak-anak angkat itu dengan memakai nama bapak-bapak mereka; Itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, Maka panggilah mereka sebagai saudara-saudaramu seagama dan maula-maula 25 mu dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi yang ada dosanya apa yang disengaja oleh hatimu. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Keistimewaan yang terdapat dalam kewarisan pada masa kesempurnaan Islam, antara lain : 26 a. Menyerahkan harta warisan kepada kerabat-kerabat yang berhak; b. Tidak melarang kepada bapak, seterusnya ke atas leluhurnya dan istri; c. Memberikan harta warisan kepada anak-anak baik laki-laki maupun perempuan.

D. Rukun dan Syarat Kewarisan Islam

24 zhihar ialah perkataan seorang suami kepada istrinya: punggungmu Haram bagiku seperti punggung ibuku atau perkataan lain yang sama maksudnya. adalah menjadi adat kebiasaan bagi orang Arab Jahiliyah bahwa bila dia Berkata demikian kepada Istrinya Maka Istrinya itu haramnya baginya untuk selama-lamanya. tetapi setelah Islam datang, Maka yang Haram untuk selama-lamanya itu dihapuskan dan istri-istri itu kembali halal baginya dengan membayar kaffarat denda. 25 Maula-maula ialah seorang hamba sahaya yang sudah dimerdekakan atau seorang yang Telah dijadikan anak angkat, seperti Salim anak angkat Huzaifah, dipanggil maula Huzaifah. 26 Fatur Rahman. Ilmu Waris, h. 22 Dalam masalah pembagian harta waris ini terdapat rukun dan syarat yang harus dipenuhi, diantaranya yaitu : 1. Rukun kewarisan a. Muwarits yaitu orang yang meninggal dunia memiliki harta yang dapat diwarisi kepada ahli waris pewaris; b. Warits yaitu orang yang memiliki hubungan dengan muwarits pewaris, seperti: hubungan kekerabatan dan perkawinan; c. Mauruts yaitu harta benda yang ditinggalkan oleh muwarits pewaris yang diwarisi kepada warits ahli waris. 2. Syarat kewarisan a. Dalam masalah muwarits para ulama membedakan atas 3 macam yaitu: 1 Mati haqiqi yaitu kematian yang nyata disaksikan oleh panca indera mati sejati; 2 Mati hukmy yaitu kematian atas dasar keputusan atau vonis hakim atas dasar beberapa sebab, seperti: orang yang hilang; 3 Mati taqdiri yaitu kematian berdasarkan dugaan keras, seperti: kematian bayi dalam perut ibunya karena ibunya minum racun atau terjadi pemukulan atas ibunya. b. Hidupnya ahli waris di saat kematian muwarits pewaris c. Tidak ada pengahalang untuk mewarisi. 27 27 Fatur Rahman. Ilmu Waris, h.50

E. Sebab-sebab Mewarisi

Adapun sebab-sebab seseorang menerima harta warisan yaitu : 28 1. Perkawinan 2. Kekerabatan yaitu hubungan kekeluargaan antara ahli waris dengan muwarits nashobah hakiki, kekerabatan ini terdiri atas : a. Ashabul furud yaitu ahli waris yang menerima bagian tertentu dari harta warisan; b. Ashobah ushubah nasabiyah yaitu ahli waris yang menerima bagian yang tidak tertentu; c. Dzawil arham yaitu ahli waris yang tidak termasuk ke dalam dua kelompok tersebut di atas; d. Ashobah ‘ushubah sababiyah yaitu ahli waris yang terikat oleh ushubah sababiyah kekerabatan yang ditentukan berdasar hukum. Kekerabatan yang berdasar hukum diantaranya : 1 Seseorang membebaskan budak; 2 Adanya perjanjian untuk tolong-menolong saling setia antara seseorang dengan yang lain. 28 Asymuni A. Rahman dkk. Ilmu Fiqh 3 Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana IAIN Departemen Agama, 1986, h. 34-35

BAB III DESKRIPSI UMUM TENTANG JAKARTA SELATAN KELURAHAN