C. Pengetahuan dan Pandangan Masyarakat terhadap Hukum Waris Betawi
Tabel 31 Pengetahuan Responden Tentang
Hukum Waris Selain Hukum Waris Islam
68
Ada Ti dak ada
Ti dak tahu Ada
Tidak ada Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Tabel di atas menunjukkan 56 responden menyatakan bahwa ada hukum waris selain hukum waris Islam. Sedangkan hampir 29 responden menyatakan
tidak tahu dan 15 responden menyatakan tidak ada hukum waris selain hukum waris Islam.
68
Ibid.
Tabel 32 Pengetahuan Responden
Tentang Hukum Waris yang Diketahui Selain Hukum Waris Islam
69
Hukum waris barat
Hukum Wari s adat
Lainnya Tidak tahu
Hukum waris barat Hukum W ari s adat
Lainnya Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009 Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 58 responden menyatakan
bahwa hukum waris adat merupakan hukum waris selain hukum waris Islam, 3 responden menyatakan bahwa hukum waris barat merupakan hukum waris selain
hukum waris Islam. Sedangkan hampir 35 responden menyatakan tidak tahu. Tabel 33
Tanggapan Responden Tentang Hukum Waris Adat yang Diketahui
70
69
Ibid.
70
Ibid.
Hukum wari s adat be tawi
Hukum waris adat sunda
Hukum wari s adat jawa
Ti dak tahu Hukum wari s adat betawi
Hukum wari s adat sunda Hukum wari s adat jawa
Ti dak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Tanggapan responden mengenai hukum waris adat yang diketahui hampir 42 responden menyatakan hukum waris adat yang diketahui adalah hukum waris
adat Betawi. Banyaknya responden yang menyatakan hal tersebut dikarenakan hampir 60 masyarakat kelurahan Lebak bulus adalah warga Betawi. Jadi tidak
menutup kemungkinan responden lebih mengetahui hukum waris adat Betawi. Hal ini juga tidak menutup kemungkinan responden yang hukum waris adat yang lainnya ,
seperti hukum waris adat jawa 4 dan hukum waris adat sunda 5
Tabel 34 Pembagian Waris menurut Adat Betawi
71
71
Ibid.
Ada Tidak ada
Tidak tahu Ada
Tidak ada Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan ada pembagian waris menurut adat Betawi yakni 59, 16 responden menyatakan tidak ada
pembagian waris menurut adat Betawi dan 25 responden menyatakan tidak tahu. Tabel 35
Pengetahuan Responden Tentang Aturan yang Mengatur Hukum Waris Betawi
72
Ada Tidak ada
Tidak tahu Ada
Tidak ada Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
72
Ibid.
Pengetahuan responden tentang aturan yang mengatur hukum waris Betawi, responden menyatakan bahwa hampir 90 responden menyatakan bahwa ada aturan
hukum yang mengatur hukum waris Betawi, 6 menyatakan tidak ada dan 4 tidak tahu tentang aturan hukum waris Betawi.
Tabel 36 Tanggapan Responden
Tentang Dasar Hukum Aturan Waris Betawi
73
Kese pakatan Adat i sti adat
Lainnya Tidak tahu
Kese pakatan Adat i stiadat
Lai nnya Ti dak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Tabel di atas menunjukkan tentang dasar hukum aturan waris Betawi, 36 responden menyatakan dasar hukum waris Betawi didasarkan pada kesepakatan.
Pernyataan responden ini juga hampir seimbang dengan aturan yang berdasarkan adat istiadat yakni 35.
Tabel 37 Tanggapan Responden
Pembagian Waris Betawi Menimbulkan Konflik
74
73
Ibid.
74
Ibid.
Ya Kurang tahu
Ti dak tahu Ya
Kurang tahu Ti dak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Pada umumnya hampir 61 responden menyatakan bahwa pembagian waris Betawi dapat menimbulkan konflik antara anggota keluarga.
Jika telah terjadi konflikmasalah antara anggota keluarga, maka dilakukanlah penyelesaian dengan jalan musyawarah keluarga ataupun pengadilan agama. Adapun
perincian data mengenai penyelesaiannya adalah sebagai berikut :
Tabel 38 Tanggapan responden
Tentang Penyelesaian Jika Menimbulkan Konflik
75
75
Ibid.
Musyawarah keluarga
Pengadilan agama
Lainnya… Tidak tahu
Musyawarah keluarga Pengadilan agama
Lainnya… Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Responden yang menyatakan bahwa penyelesaian masalah waris Betawi jika terjadi konflikmasalah dapat dilakukan dengan musyawarah keluarga. Ini meupakan
jawaban mayoritas yang dipilih responden yakni 71. Sedangkan penyelesaian melalui jalur pengadilan agama hanya 13. Hal nini menunjukkan bahwa masyarakat
masih berkeyakinan bahwa musyawarah akan mendatangkan mufakat. Walaupun hukum waris telah mendatangkan masalah atau konflik antara
anggota keluarga. Masih saja masyarakat menganggap bahwa pembagian waris Betawi dianggap baik oleh masyarakat. Hal ini terbukti dengan data berikut :
Tabel 39 Tanggapan Responden Terhadap Masyarakat yang
Melakasanakan Hukum waris Betawi
76
76
Ibid.
Baik Kurang baik
Tidak baik Tidak tahu
Baik Kurang baik
Tidak baik Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Responden menyatakan hampir 49 menganggap bahwa pelaksanaan hukum kewarisan adalah baik, 36 responden menyatakan kurang baik dan hanya 7
responden yang menyatakan bahwa hukum waris Betawi tidak baik dan selebihnya responden menyatakan tidak tahu. Hal ini menunjukkan bahwa responden masih
melaksanakan hukum waris Betawi sebagai bentuk penyelesaian hukum waris. Masyarakat yang lebih memilih hukum waris Betawi memiliki alasan-alasan
tersendiri, seperti terlihat data di bawah ini :
Tabel 40 Tanggapan Responden
Tentang Alasan Masyarakat Melaksanakan Hukum Waris Betawi
77
Tidak sulit pembagiannya
Karena telah ada kesepakatan keluarga
Karena telah dilakukan secara turun temurun
Tidak tahu Tidak sulit pembagiannya
Karena telah ada kesepakatan keluarga
Karena telah dilakukan secara turun temurun
Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Pengetahuan responden tentang alasan masyarakat lebih memilih hukum waris Betawi karena tidak sulit pembagiannya sebanyak 4, karena telah ada
kesepakatan keluarga sebanyak 27 dan pernyataan yang mayoritas dengan alasan karena dilakukan secara turun temurun ykni sebanyak 59.
D. Permasalahan Status Kewarisan Betawi Ditinjau dari Hukum Islam