Dasar Hukum Kewarisan Islam

atau berujud harta dari yang telah mati kepada yang masih hidup, yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua yang beragama Islam.

B. Dasar Hukum Kewarisan Islam

Dasar hukum kewarisan Islam menurut Jumhur ulama ada 3 tiga yaitu, al- Qur’an, al-Hadits dan Ijma’ : 14 1. Al-Qur’an Sumber hukum yang pertama yaitu al-Qur’an ada beberapa ayat yang memuat tentang hukum waris diantaranya : + ,- . - 01 23 4 5 6 7 4 + ,- . 89 01 23 4 :; 44= ?7 A 7B C4 E: : Artinya : “ Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan karib kerabat; dan bagi perempuan ada hak bagian pula dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkannya”. Dalam ayat di atas merupakan salah satu sumber hukum dari hukum waris yang menjelaskan seorang anak pasti akan memperoleh hak waris dari harta peninggalan yang dijadikan Allah sebagai hak yang telah ditetapkan artinya hak yang pasti yang harus diserahkan kepada mereka dari kedua orang tuanya baik laki- laki ataupun perempuan 14 Ashari Abta dan Djunaidi Abd. Syakur. Ilmu Waris Al-Faraidl Deskripsi Berdasar Hukum Islam Praktis dan Terapan Yogyakarta: Pustaka Hikmah Perdana, 2005, h.4 Dalam ayat yang lainnya pun menjelaskan tentang bagian-bagian hak waris, Allah berfirman: F 5G H I J KL M NOPQ R 44= S T ; U VW ,M X YUZ3 A - [\ 5 ]5 6 _N \ ,M X`a cd \ U? ? + S - e 4 fg h R . 4 cd \  A I 1i3 4 ,V;5G BR d. 4 jk l m:Rn + - e - o0 p 4 A - [\ T 5GI o=T p 4 Eo0 4 r 4 4 0d 14= s6\ l? tZ A - [\ - Eo= uh v e s6\ m:Rn A R ?1 Bw Y H 4 p I wkx 44= My G NO55 1 5 NO55 h7N14= 4 z{ -4mrfR+ NOc|I4= }~ 4= N15G 7?E A wz I \ 8• G :- e T - €  U G . : Artinya : “Allah mensyariatkan bagimu tentang pembagian pusaka untuk anak- anakmu. yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya saja, Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. Pembagian- pembagian tersebut di atas sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau dan sesudah dibayar hutangnya. Tentang orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Allah mewasiatkan atau memerintahkan mengenai bagian dari hak anak-anak yaitu: bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan. Jika ketiga mereka itu berkumpul, maka bagi yang laki-laki seperdua harta dan bagi kedua anak perempuan seperdua pula. Sedangkan jika hanya laki-laki itu tunggal, maka ia menghabisi semua harta yang disebut sebagai ashobah. Jika anak perempuan lebih dari dua orang maka bagi mereka dua pertiga harta yang ditinggalkan. Ini merupakan ketetapan dari Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui terhadap makhluk-Nya lagi Maha Bijaksana tentang peraturan-peraturan yang diberikan-Nya kepada mereka; artinya Dia tetap bersifat bijaksana dalam semuanya itu. Begitu pun ayat yang lainnya yang menjelaskan bagian-bagian para ahli waris. Seperti dalam surat An-nisaa ayat 12 berikut ini: NOP• 4  + NOP•‚. 4ƒ4= - e T 5GI cT p 4 A - [\ - zQ „•c p 4 OP•d \ …01† v ‡Q + A R ?1 Bw Y H 4 8ˆX H I c 1 44= =ˆy A „•c 4 …01† 02 + - e NOT P•I NO5GT pR 4 A - [\ - zQ NOP• p 4 cd \  tU i5‰‡Q + A R ?1 Bw Y H 4 89 H ?+ c 1 44= =My G - e 4 89 u;‚ r a r I Š d zQ 44= uh4= Eo= 4 ‹Œ4= 44= ug v•= ,V;5G \ BR d. 4 c 7 m:Rn A - [\ S K 0 zQ 7‡Q4= B .Ž fgc\ m5 zQ P• L M l? tZ A R ?1 Bw Y H 4 Ap6 I wkx 44= My N ‹ r z  A w Y H 4 v G J 4  ‘ . : Artinya : “ Dan bagimu suami-suami seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika Isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau dan seduah dibayar hutangnya. para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau dan sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki seibu saja atau seorang saudara perempuan seibu saja, Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika Saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat kepada ahli waris. Allah menetapkan yang demikian itu sebagai syariat yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.” Al-Qur’an juga menerangkan tentang pewaris yang tidak memiliki ahli waris, sebagaimana firman Allah SWT.,: B 02E` h’ ,;? J NOP•Y 2EI L M Š d G A ,- e S ‹m“N” Bd • – o0 p 4 Eo= 4 ug v•= cd \  + A ?• 4 c? I - e NOT 5GI h—•˜ p 4 A - [\ 2 ,M X2 cd \ ,- U? tU ™EC + A - e 4 S K 0 h v e {  r ]5 6 4 T \ ; Z VW ,M X Y]Z3 G M X•I J NOP• -4= S › + G J 4 ,V;5G 1 ~5 p B ‘ . : Artinya : “ Mereka meminta fatwa kepadamu tentang kalalah. Katakanlah: Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah 15 yaitu: jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, Maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai seluruh harta saudara perempuan, jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. dan jika 15 Kalalah ialah seseorang mati yang tidak meninggalkan ayah dan anak mereka ahli waris itu terdiri dari Saudara-saudara laki dan perempuan, Maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan hukum ini kepadamu, supaya kamu tidak sesat. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” 2. Al-Hadits + , + -. 0 1 2 3 4 5 16 Artinya : “Dari Ibnu abbas RA. Bahwasannya Nabi Muhammad SAW. bersabda: Berikanlah faraidh bagian-bagian yang telah ditentukan itu kepada yang berhak dan selebihnya berikanlah untuk laki-laki dan keturunan laki-laki yang terdekat. 3. Ijma dan Ijtihad Ijma dan ijtihad para sahabat, imam-imam mazhab dan mujtahid-mujtahid kenamaan mempunyai peranan yang tidak kecil sumbangannya terhadap penelitian- penelitian terhadap masalah mawaris yang belum dijelaskan oleh nash-nash yang sharih. Seperti halnya masalah aul atau radd dan lain sebagainya. 17 Ijma yaitu kesepakatan para ulama atau para sahabat sepeninggal Rasulullah SAW. Tentang ketentuan warisan yang dalam al-Qur’an karena telah disepakati oleh para sahabat dan ulama. Maka ijma, dijadikan sebagai sumber dan referansi hukum. 18 16 Shahih bukhari IV. Cairo, Daar Wa Mathba’ al-Sya’biy h. 181 17 Suparman Usman dan Yusuf Soma Wirafa. Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam. h.21 18 Tengku Muhammad Hasby Ash-Shidiqy, Fiqh Mawaris Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1999 cet ke-1. h. 303 Ijtihad yaitu pemikiran para sahabat atau ulama dalam menyelesaikan hal-hal pembagian waris yang belum atau tidak disepakati. Maksudnya ialah ijtihad dalam menerapkan istinbath hukum, bukan untuk mengubah pemahaman atau ketentuan yang sudah ada. 19

C. Sejarah Hukum Kewarisan Islam