Faktor Risiko Kanker Kanker .1 Pengertian Kanker

8 terjadinya onkogen dan inaktivasi gen supresor tumor. Onkogen merupakan pembelahan sel yang tidak terkendali, sedangkan inaktivasi gen supresor tumor menyebabkan tidak terjadinya apoptosis kematian sel terprogram. Oleh karena itu protein yang abnormal dapat menyebabkan perubahan sel normal menjadi sel kanker Kumar, et al., 2010.

2.1.3 Faktor Risiko Kanker

Kerusakan pada sel atau mutasi gen dapat terjadi melalui beberapa faktor berikut: a. Faktor Internal Kesalahan genetik yang diturunkan oleh orang tua merupakan faktor internal. Faktor genetik ini menyebabkan beberapa keluarga memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kanker dibandingkan dengan keluarga lainnya Subagja, 2014. b. Faktor Eksternal i. Faktor lingkungan Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan terjadinya kanker, yaitu sinar ultraviolet dari matahari. Radiasi ultraviolet UV, terutama UVB dengan spektrum 290 – 320 nm diduga sebagai faktor risiko utama karsinoma sel basal, yaitu kanker kulit yang berasal dari sel yang tidak mengalami keratinisasi dan terdapat pada lapisan basal di epidermis. Pada panjang gelombang tersebut radiasi UV dapat memicu mutasi pada tumor-suppressor gene yang mengakibatkan kerusakan DNA. Fungsi normal tumor-suppressor adalah mengontrol siklus sel dengan memberi kode pada protein yang menghambat pertumbuhan dan Universitas Sumatera Utara 9 reproduksi sel serta merangsang sel yang rusak untuk mengalami apoptosis kematian sel terprogram Carucci dan Leffell, 2008. ii. Faktor virus Human Papiloma Virus HPV merupakan penyebab terjadinya kanker serviks. Onkoprotein E6 merupakan penyebab terjadinya degenerasi keganasan. Onkoprotein E6 akan berinteraksi dan menginaktivasi protein p53. Fungsi p53 adalah sebagai tumor supressor gene yang bekerja pada fase G1 dan p53 pada siklus sel berfungsi menghentikan siklus sel pada fase G1. Kemampuan p53 menghentikan siklus sel melalui hambatannya pada kompleks cdk-cyclin. Cdk- cyclin merupakan ikatan protein yang membantu dalam proses pembentukan DNA. Kompleks ini berfungsi merangsang siklus sel untuk memasuki fase selanjutnya. Akibat hilangnya fungsi p53 maka penghentian sel pada fase G 1 tidak terjadi, dan perbaikan DNA tidak terjadi dan sel akan terus masuk ke fase S tanpa ada perbaikan. Sel abnormal ini akan terus berploriferasi tanpa kontrol. Selain itu hilangnya fungsi p53 menyebabkan apoptosis tidak berjalan yang akan menyebabkan terbentuknya sel kanker Rusmana, 2009. iii. Faktor prilaku Faktor prilaku yang menyebabkan terjadinya kanker adalah kebiasaan merokok. Rokok yang terbuat dari tembakau dapat menyebabkan terjadinya kanker. Tembakau mengandung nitrosamine dan derivate nikotin bersifat karsinogen, yang mudah di absorbsi ke dalam darah sehingga dapat merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi Subagja, 2014. Universitas Sumatera Utara 10 iv. Gangguan Keseimbangan Hormonal Hormon bukan karsinogen tetapi dalam keadaan tertentu memicu terjadinya kanker. Estrogen dan progesteron merupakan hormon yang saling bertolak belakang. Hormon estrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel yang cenderung mendorong terjadinya kanker. Hormon progesteron berfungsi untuk melindungi terjadinya pertumbuhan sel yang berlebihan. Ketidakseimbangan hormon estrogen dapat mengakibatkan terjadinya kanker rahim. Sebelum menopause, ovarium memproduksi hormon estrogen dan progesterone yang membantu mengendalikan siklus bulanan masa haid. Pada masa ini, sel telur akan dilepas dari ovarium dan membuat dinding rahim tumbuh lebih tebal untuk mempersiapkan kehamilan. Apabila tidak terjadi pembuahan maka lapisan dinding rahim akan datang dan pergi setiap bulannya. Setelah menopause, ovarium tidak lagi memproduksi hormon, akan tetapi wanita masih dapat menghasilkan beberapa estrogen dalam lemak tubuh mereka. Ketika estrogen terlalu banyak dan tidak ada progesteron yang mengimbanginya maka risiko kanker rahim akan meningkat Subagja, 2014.

2.1.4 Jenis Kanker Sistem Reproduksi Wanita