Analgetika non narkotik Analgetika narkotik

16

2.3.2 Penggolongan Analgetika

Berdasarkan mekanisme kerjanya, analgetika dibagi menjadi 2 golongan, yaitu analgetika non narkotik dan analgetika narkotik.

2.3.2.1 Analgetika non narkotik

Analgetika non narkotik digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang ringan sampai sedang, sehingga sering disebut analgetika ringan. Analgetika non narkotik bekerja pada perifer dan sentral sistem saraf pusat Siswandono, 2008. Golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin terganggu. Setiap obat menghambat siklooksigenase dengan kekuatan dan selektivitas yang berbeda Gan dan Wilmana, 2011. Selain menimbulkan efek terapi, AINS juga memiliki efek samping karena didasari oleh hambatan pada sistem biosintesis prostaglandin. Secara umum AINS berpotensi menyebabkan efek samping pada 3 sistem organ, yaitu saluran cerna, ginjal, dan hati. Efek smping yang paling sering terjadi adalah induksi tukak peptik deudenum dan lambung yang kadang-kadang disertai dengan anemia sekunder akibat pendarahan lambung Gan dan Wilmana, 2011. Berdasarkan struktur kimianya obat analgetika non narkotik dibagi menjadi dua kelompok Siswandono, 2008, yaitu: a. Analgetik-antipiretika i. turunan anilin dan para-aminofenol, seperti asetaminofen, asetanilid, dan fenasetin ii. turunan 5-pirazolon, seperti antipirin, amidopirin, dan metampiron Universitas Sumatera Utara 17 b. Anti Inflamasi Non Steroid AINS i. turunan asam salisilat, seperti aspirin, salisilamid, diflunisal ii. turanan 5-pirazolidindion, seperti fenilbutazon, oksifenbutazon, sulfinpirazon dan bumadizon kalsium semihidrat iii. turunan asam n-arilantranilat, seperti asam mefenamat, asam flufenamat, natrium meklofenamat, glafenin, dan floktafenin iv. turunan asam arilasetat, seperti diklofenak Na, ibuprofen, ketoprofen, flurbiprofen, loksoprofen, fenbufen v. turunan asam heteroarilasetat, seperti fentiazak, asam tiaprofenat, asam metiazinat, ketorolak vi. turunan oksikam, seperti piroksikam, meloksikam, tenoksikam. vii. turunan lain-lain, seperti benzidamin HCl, tinoridin, asam niflumat

2.3.2.2 Analgetika narkotik

Analgetika narkotik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang sedang atau berat. Aktivitas analgetika narkotik jauh lebih besar dibandingkan dengan golongan analgetika non narkotik, sehingga disebut analgetika kuat Siswandono, 2008. Golongan ini pada umumnya menimbulkan euforia sehingga banyak disalahgunakan. Pemberian obat secara terus menerus dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan mental atau kecanduan, dan efek ini terjadi secara cepat. Kelebihan dosis dapat menyebabkan kematian karena terjadinya depresi pernafasan Siswandono, 2008. Universitas Sumatera Utara 18 Opioid menimbulkan analgetika dengan cara berikatan dengan reseptor opioid di SSP dan medula spinalis yang berperan pada tranmisi dan modulasi nyeri Dewoto, 2011. Berdasarkan struktur kimianya analgetika narkotik dibagi menjadi empat kelompok yaitu Siswandono, 2008: i. turunan Morfin, seperti Morfin, Kodein, Dionin, Heroin ii. turunan Meperidin, seperti Meperidin, Difenoksilat, Loperamid, Fentanil, Sufentanil iii. turunan Metadon, seperti Metadon, Propoksifen iv. turunan Lain-lain, seperti Tromadol, Butorfanol tartrat Universitas Sumatera Utara 19

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif cross sectional. Berdasarkan penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan situasi atau keadaan tertentu. Cross sectional digunakan untuk mengukur hubungan antar variabel independen dan variabel dependen. Desain ini melibatkan pengumpulan data, yang diambil dari seluruh populasi atau sebagian populasi WHO, 2001. Pengambilan data pasien dilakukan secara retrospektif. Retrospektif adalah penelitian yang berusaha melihat kebelakang, artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi Notoatmodjo, 2010. Data yang dikumpulkan adalah data rekam medik, dan SIRS Sistem Informasi Rumah Sakit pasien yang menderita kanker sistem reproduksi wanita yang dirawat inap di RSUP HAM Medan periode Mei - Juli 2014. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh data rekam medik dan SIRS Sistem Informasi Rumah Sakit pasien yang menderita kanker sistem reproduksi wanita periode Mei - Juli 2014 yang dirawat inap di RSUP HAM Medan. Subjek yang dipilih memenuhi kriteria adalah yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria esklusi. Universitas Sumatera Utara 20 Kriteria inklusi adalah : a. pasien penderita kanker sistem reproduksi wanita yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan periode Mei - Juli 2014. b. pasien penderita kanker sistem reproduksi wanita yang menerima resep obat analgetika. c. pasien dengan rekam medis dan SIRS pasien yang lengkap memuat informasi dasar yang diperlukan dalam penelitian. Kriteria esklusi adalah : a. rekam medik pasien penderita kanker sistem reproduksi wanita yang tidak ada pengukuran skala nyeri. b. Rekam medik pasien penderita kanker sistem reproduksi wanita yang tidak terdapat stadium yang diderita.

3.2.2 Sampel