30 kemungkinan terjadi karena mineral kalsium, kalium dan magnesium tidak ikut
menguap pada proses pengabuan. Kalsium yang membutuhkan suhu yang tinggi dalam proses atomisasi
hanya dapat teratomisasi sempurna menggunakan udara-asetilen dengan menambah unsur penyangga seperti Sr dan La Ganjar dan Rohman, 2011.
Namun kekurangan unsur-unsur penyangga tersebut adalah bernilai mahal. Sedangkan kalium pada dasarnya merupakan logam alkali yang dapat teratomisasi
sempurna dengan udara-propana ataupun dapat menggunakan grafit furnance akan tetapi dalam hal ini keterbatasan alat dan bahan sangat diperhitungkan.
4.2.3 Batas deteksi dan batas kuantitasi
Berdasarkan data kurva kalibrasi kalsium, kalium, dan magnesium diperoleh batas deteksi dan batas kuantitasi untuk mineral tersebut. Batas deteksi
dan batas kuantitasi kalsium, kalium, dan magnesium dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Kalsium, Kalium, dan
Magnesium Mineral
Batas Deteksi µgml Batas Kuantitasi µgml
Kalsium 0,1567
0,5224 Kalium
0,5264 1,7547
Magnesium 0,0556
0,1853 Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa semua hasil yang diperoleh pada
pengukuran sampel berada diatas batas deteksi dan batas kuantitasi. Perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dilihat pada Lampiran 15, halaman 70.
4.2.4 Uji perolehan kembali Recovery
Hasil uji perolehan kembali Recovery kalsium, kalium, dan magnesium setelah penambahan larutan baku dalam sampel dapat dilihat pada Lampiran 16,
halaman 74. Perhitungan persen recovery kalsium, kalium, dan magnesium pada
Universitas Sumatera Utara
31 sampel dapat dilihat pada Lampiran 17, halaman 76. Persen recovery kalsium,
kalium, dan magnesium pada sampel dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Persen Uji Perolehan Kembali recovery Kalsium, Kalium,
dan Magnesium pada Sampel No
Mineral yang dianalisis
Recovery Syarat rentang persen Recovery
1. Kalsium
101,61 80-120
2. Kalium
93,82 80-120
3. Magnesium 93,24
80-120 Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil uji
perolehan kembali recovery untuk kalsium 101,61, kalium 93,82, dan magnesium 93,24. Persen perolehan kembali tersebut menunjukkan kecermatan
kerja yang memuaskan pada pengujian kandungan kalsium, kalium, dan magnesium pada sampel. Hasil yang diperoleh dari uji perolehan kembali
recovery ini memenuhi syarat akurasi yang telah ditetapkan, jika rata-rata hasil perolehan kembali berada pada rentang 80-120 Ermer dan McB. Miller, 2005.
4.2.5 Simpangan baku relatif
Nilai simpangan baku dan simpangan baku relatif untuk kalsium, kalium, dan magnesium dapat dilihat pada Tabel 4.4, sedangkan perhitungannya dapat
dilihat pada Lampiran 18, halaman 77.
Tabel 4.4 Nilai Simpangan Baku dan Simpangan Baku Relatif Kalsium,
Kalium, dan Magnesium No.
Mineral Simpangan Baku
Simpangan Baku Relatif 1.
Kalsium 7,1509
7,04 2.
Kalium 9,7665
10,41 3. Magnesium
10,8700 11,66
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat dilihat nilai simpangan baku SD untuk kalsium adalah sebesar 7,1509, kalium adalah sebesar 9,7665, dan
magnesium adalah sebesar 10,870 sedangkan nilai simpangan baku relatif RSD
Universitas Sumatera Utara
32 sebesar 7,04 untuk kalsium dan 10,41 untuk kalium, dan 11,66 untuk
magnesium. Menurut Harmita 2004, nilai simpangan baku relatif RSD untuk analit dengan kadar part per million ppm adalah tidak lebih dari 16 dan untuk
analit dengan kadar part per billion ppb RSD nya adalah tidak lebih dari 32. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa metode yang dilakukan memiliki
presisi yang baik.
Universitas Sumatera Utara
33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan