Kinerja Guru KAJIAN PUSTAKA

Menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Susanto 2013: 29 kinerja diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Lebih lanjut lagi menurut Mangkunegara dalam Susanto, 2013: 28 kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja seseorang berkenaan dengan hasil kerja, prestasi yang ditunjukkan pada saat tertentu. Menurut Susanto 2013: 29 kinerja guru yaitu prestasi, hasil atau kemampuan yang dicapai atau diperlihatkan oleh guru dalam melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran. Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Permenpan Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Pasal 1 ayat 8 menyatakan bahwa penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya.Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kinerja guru adalah kemampuan seorang guru melaksanakan pembelajaran termasuk bagaimana mempersiapkan perangkat pembelajaran dan cara mengevaluasinya.

D. Motivasi Belajar

Motivasi sangat penting bagi diri siswa. Dengan adanya motivasi dalam diri siswa, siswa dapat lebih bersemangat untuk belajar. Menurut Sardiman 2011: 73 menjelaskan bahwa: Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motivasi diartikan sebagai “daya penggerak yang telah menjadi aktif’, maka terdapat tiga elemenciri pokok dalam motivasi yakni: motivasi mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan rangsangan karena adanya tujuan. Sedangkan motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010: 909 Merupakan kelas kata benda yang berarti: 1 dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, dan 2 usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki. Menurut Ryan dalam Eggen, 2012: 118 teori motivasi yang menonjol menyimpulkan bahwa kita semua memiliki dorongan untuk merasa kompeten, yang merupakan cara lain untuk mengatakan kita ingin merasa pintar. Terkadang siswa berbohong atau bahkan berpura-pura untuk tidak peduli apakah mereka pintar atau tidak, padahal sebenarnya pintar itu penting bagi mereka. Menurut Eggen 2012: 118 mengajar berpikir adalah salah satu cara paling efektif untuk membantu siswa merasa pintar dan alhasil meningkatkan motivasi mereka untuk belajar. Semakin banyak penekanan yang diberikan pada proses berpikir di dalam pembelajaran, semakin besar juga motivasi yang ada pada siswa. Sedangkan menurut Fathurrohman 2010: 31 motivasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: Faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Motivasi dapat mengarahkan siswa ke arah satu tujuan. Siswa yang mempunyai motivasi untuk belajar memberikan kepuasan sendiri bagi guru. Menurut Sardiman 2011: 85 fungsi motivasi dalam belajar yaitu: a mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi, b menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, c menyeleksi perbuatan, yakni arah menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut Dari beberapa pengertian tentang motivasi belajar yang telah dikemukakan, penulis menyimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu, dalam kaitannya dengan pembelajaran yaitu dapat mencapai tujuan pembelajaran.

E. Alat Ukur Motivasi

Dalam proses pembelajaran, motivasi sangat penting bagi siswa, jika siswa tidak mempunyai motivasi, maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar. Menurut Hanafiah 2010: 29, ada beberapa alat ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui motivasi seseorang, yaitu sebagai berikut: a tes tindakan performance test, yaitu alat untuk memperoleh informasi tentang loyalitas, kesungguhan, targeting, kesadaran, durasi, dan frekuensi kegiatan, b kuesioner questionaire untuk memahami tentang kegigihan dan loyalitas, c mengarang bebas untuk memahami informasi tentang visi dan aspirasinya, d tes prestasi untuk memahami informasi tentang prestasi belajarnya, e skala untuk memahami informasi tentang sikapnya. Menurut Notoatmodjo 2005: 135 ada beberapa cara untuk mengukur motivasi, yaitu: a tes proyektif, b kuesioner, dan c observasi perilaku. Sedangkan menurut Kemendikbud 2013: 9 observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator yang diamati. Selanjutnya menurut Sudjana 2010: 84 melalui pengamatanobservasi dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku siswa, kegiatan yang dilakukannya, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan, proses kegiatan yang dilakukannya, kemampuan, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatannya. Observasi memudahkan guru untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dalam pembelajaran. Menurut Arifin 2011: 153 tujuan utama observasi adalah: 1 untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan, 2 untuk mengukur perilaku kelas baik perilaku guru maupun perilaku peserta didik interaksi antara peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya terutama kecakapan sosial. Sebagaimana instrumen lain, observasi memiliki kelebihan dan kelamahan, yaitu: a. Kelebihan observasi: 1 Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam fenomena. 2 Observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang sedang melakukan suatu kegiatan. 3 Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi justru lebih tepat dengan observasi. 4 Tidak terikat dengan laporan pribadi. b. Kelemahan observasi: 1 Sering kali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca. 2 Jika proses yang diamati memakan waktu lama, maka observer sering menjadi jenuh. 3 Biasanya masalah pribadi sulit diamati.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A SD NEGERI 02 TULUNG BALAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

13 68 66

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENNGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVA SD NEGERI 2 TULUNG BALAK

0 8 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD N 8 METRO TIMUR TP. 2013/2014

1 16 238

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI TEMA CITA-CITAKU SISWA KELAS IVB SD NEGERI 05 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 4 88

JUDUL INDONESIA: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI TEMA CITA-CITAKU SISWA KELAS IVB SD NEGERI 05 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 87

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SD NEGERI 02 TULUNG BALAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 18 71

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVB SD NEGERI 2 BUMIHARJO

2 9 80

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SD NEGERI 3 METRO PUSAT

0 5 79

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS IVB SD NEGERI 10 METRO TIMUR

17 168 90

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI MANGKUBUMEN KIDUL NO 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 28