Motivasi Belajar KAJIAN PUSTAKA

Menurut Notoatmodjo 2005: 135 ada beberapa cara untuk mengukur motivasi, yaitu: a tes proyektif, b kuesioner, dan c observasi perilaku. Sedangkan menurut Kemendikbud 2013: 9 observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator yang diamati. Selanjutnya menurut Sudjana 2010: 84 melalui pengamatanobservasi dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku siswa, kegiatan yang dilakukannya, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan, proses kegiatan yang dilakukannya, kemampuan, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatannya. Observasi memudahkan guru untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dalam pembelajaran. Menurut Arifin 2011: 153 tujuan utama observasi adalah: 1 untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan, 2 untuk mengukur perilaku kelas baik perilaku guru maupun perilaku peserta didik interaksi antara peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya terutama kecakapan sosial. Sebagaimana instrumen lain, observasi memiliki kelebihan dan kelamahan, yaitu: a. Kelebihan observasi: 1 Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam fenomena. 2 Observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang sedang melakukan suatu kegiatan. 3 Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi justru lebih tepat dengan observasi. 4 Tidak terikat dengan laporan pribadi. b. Kelemahan observasi: 1 Sering kali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca. 2 Jika proses yang diamati memakan waktu lama, maka observer sering menjadi jenuh. 3 Biasanya masalah pribadi sulit diamati. Sudjana 2010: 61 mengemukakan bahwa kriteria dalam menilai motivasi belajar siswa yaitu: a minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, b semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya, c tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya, d reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru, e rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Penulis menyimpulkan bahwa motivasi dapat diukur melalui lembar observasi dengan mengamati minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya, tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya, reaksi siswa yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru, rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Indikator tersebut dapat dimodifikasi menyesuaikan dengan kondisi siswa.

F. Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang sangat penting, karena melalui belajar, diharapkan dapat mencapai tujuan atau hasil belajar. Dengan hasil belajar tujuan pendidikan dapat diukur apakah telah tercapai ataukah belum tercapai. Keller dalam Nashar, 2004: 77, memandang hasil belajar sebagai keluaran dari berbagai masukan. Berbagai masukan tersebut menurut Keller dapat dibedakan menjadi masukan pribadi personal inputs dan masukan dari lingkungan environment inputs. Sedangkan menurut Kunandar 2012: 276 hasil belajar siswa adalah hasil nilai ulangan harian siswa yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran Pengetahuan Sosial. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi tertentu. Sedangkan menurut Sudjana 2010: 22 hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Poerwanti 2009: 7.4 keberhasilan siswa setelah mengikuti satuan pembelajaran tertentu kita sebut dengan keberhasilan hasil belajar. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang diperoleh melalui pengalaman-pengalaman setelah dilakukannya proses belajar.

G. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Kurikulum 2013 mulai berlaku pada tahun pelajaran 20132014. Dalam pembelajaran tematik tidak ada lagi mata pelajaran, melainkan menggunakan istilah tema. Menurut Trianto 2010: 70 pembelajaran tematik adalah: Suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari berbagai standar kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik. Menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Trianto, 2010: 79 pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Sedangkan menurut Subroto dalam Trianto, 2010: 82 pembelajaran tematikterpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi mata pelajaran dengan pengalaman

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A SD NEGERI 02 TULUNG BALAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

13 68 66

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENNGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVA SD NEGERI 2 TULUNG BALAK

0 8 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD N 8 METRO TIMUR TP. 2013/2014

1 16 238

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI TEMA CITA-CITAKU SISWA KELAS IVB SD NEGERI 05 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 4 88

JUDUL INDONESIA: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI TEMA CITA-CITAKU SISWA KELAS IVB SD NEGERI 05 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 87

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SD NEGERI 02 TULUNG BALAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 18 71

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVB SD NEGERI 2 BUMIHARJO

2 9 80

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SD NEGERI 3 METRO PUSAT

0 5 79

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS IVB SD NEGERI 10 METRO TIMUR

17 168 90

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI MANGKUBUMEN KIDUL NO 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 28