Uji Hipotesis METODE PENELITIAN.

69 3.5.2. Uji Kelayakan Model Uji F Uji Kecocokan atau Kelayakan Model Regresi di sebut juga Uji F. Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Goodness of Fit Test Uji F. Jika nilai sig statistik Goodness of Fit lebih kecil dari α 0.05 berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diteima karena sesuai dengan data observasinya Ghozali, 2011.

3.5.3. Koefisien Diterminasi R

2 Koefisien deternasi R 2 pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen Ghozali, 2011.

3.5.4. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh variabel penjelas atau independen secara individual dapat menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2011. Pengujian ini dilakukan untuk menguji variabel independen secara individual dengan tingkat probabilitas α 5. Apabila tingkat probabilitas lebih kecil dari 5 maka H ditolak dengan kata lain hipotesis alternatif diterima. Dalam Uji t dapat dilihat pula nilai koefisien atau beta yang menunjukkan seberapa besar masing-masing variabel independen dalam 70 menjelaskan variabel dependen, serta dapat dilihat pula pengaruh positif atau negatif berdasarkan tanda positif atau negatif pada koefisien. Untuk menjawab hipotesis dalam penelitian ini yaitu tingkat konservatisme akuntansi sebelum dan sesudah adopsi IFRS, proporsi komisaris independen, frekwensi pertemuan dewan komisaris, tingkat pendidikan ketua komite audit dan kepemilikan manajerial berpengaruh secara positif terhadap konservatisme akuntansi setelah adopsi IFRS diakukan dengan melihat Pvalue masing masing variabel dengan hipotesis sebagai berikut: Ho : Variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen setelah adopsi IFRS. Ha : Variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen setelah adopsi IFRS. Dasar pengambilan keputusan: a. Jika PValue α 5 maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen terima Ha, tolak Ho . b. Jika PValue α 5 maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen terima Ho, tolak Ha. BAB. V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingakt konservatisme akuntansi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebelum dan sesudah adopsi IFRS dan hubungannganya dengan karakteristik dewan yang di proksikan dengan proporsi komisaris independen, frekwensi pertemuan dewan komisaris, tingkat pendidikan ketua komite audit dan kepemilikan manajerial. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian variabel IFRS menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan tingkat konservatisme akuntansi sebelum dan sesudah adopsi IFRS yang di implemtasikan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 2. Hasil pengujian variabel proporsi komisaris independen menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme yang di terapkan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI setelah adopsi IFRS. 3. Hasil pengujian variabel frekwensi pertemuan dewan komisaris menunjukkan bahwa semakin tinggi frekwensi pertemuan yang di lakukan anggota dewan komisari berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi yang di terapkan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI setelah adopsi 100 IFRS. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semingkin tinggi frekwensi pertemuan anggota dewan komisaris akan meningkatkan konservatisme akuntansi yang di terapkan perusahaan manufaktur setelah adopsi IFRS. 4. Hasil pengujian variabel kepemilikan saham oleh komisaris yang terafiliasi menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi yang di terapkan perusahaan manufaktur setelah adopsi IFRS. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kepemilikan saham oleh komisaris yang terafiliasi akan menurunkan tingkat konservatisme akuntansi yang di terapkan perusahaan manufaktur setealah adopsi IFRS. 5. Hasil pengujian variabel komite audit yang di proksikan dengan latar belakang pendidikan akuntansi dan keuangan dari anggota komite audit menunjukkan bahwa dengan latar belakang pendidikan akuntansi dan keuangan dari anggota komite audit tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi yang di terapkan perusahaan manufaktur setelah adopsi IFRS..

5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yaitu : 1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan sektor manufaktur, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digunakan untuk menggeneralisasi seluruh sektor industri, karena tiap sektor industri memiliki karakteristik yang berbeda. 101 2. Pengukuran konservatisme akuntansi dalam penelitian ini hanya menggunkan ukuran berdasarkan accrual yang di kembangkan oleh Givoly dan Hayn, 2000. 3. Penelitian ini hanya menggunakan mekanisme good corporate governance berupa proporsi komisaris independen, frekwensi pertemuan dewan komisaris, kepemilikan manajerial, dan proporsi latar belakang pendidikan akuntansi dan keuangan anggota komite audit. 4. Cut of Periode penelitian ini yang relatif panjang yaitu tahun 2008, sedangkan IFRS secara resmi di implementasikan pada seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI tanggal 2 Januari 2012

5.3. Saran.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa saran untuk perbaikan penelitian serupa di masa yang akan datang, yaitu : 1. Mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan ukuran lain dari konservatisme agar mendapatkan hasil yang lebih komprehensif. Misalnya dengan Net assets measures atau Earning atau Stock Return Relation Measures. 2. Mengembangkan penelitian ini dengan menambah mekanisme good corporate governance yang lain, misalnya efektifitas direksi dalam mengimplementasikan corporate governance di perusahaan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh good corporate governance dan implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

5 129 100

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

4 114 99

Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

1 30 99

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Mekanisme Internal Corporate Governance terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2004 – 2009

15 91 116

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE.

0 0 16

PENDAHULUAN TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE.

0 0 11

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE.

0 1 14

Good corporate governance dan nilai perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei) AWAL

0 0 15

PENGARUH KARAKTERISTIK DEWAN SEBAGAI SALAH SATU MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 139