25
manajerial. Pada sisi kewajiban terdapat sebuah varietas dari akun-akun seperti utang jangka panjang, penangguhan pajak dan post retirement
benefits yang juga merupakan manifestasi atas estimasi dan asumsi subjektif seperti estimasi akuntansi konpensional, pengembalian yang
diharapkan atas aset, pertumbuhan yang diharapkan atas pertumbuhan upah pegawai, dan lain lain
Givoly dan Hayn 2002 menyatakan bahwa apabila akrual bernilai negatif, maka laba digolongkan konservative, hal ini disebabkan oleh
laba lebih rendah dari cash flow yang bersumber dari aktivitas operasi yang diperoleh oleh perusahaan pada perioda tertentu. Persamaannya
dapat dilihat sebagai berikut:
Non-operating accruals
= Total
accruals before depreciation − Operating accruals
Dimana:
1. Total Accrual before depreciation = net income + depreciation –
Cash flow from operational. 2.
Operating Accrual = Δ Account Receivable +Δ Inventories + Δ prepaid expense
– Δ Account Payable - Δ Accrued expense – Δ tax payable.
26 c.
Net assets measures.
Ukuran ini digunakan untuk mengetahui tingkat konservatisme dalam penyajian laporankeuangan yaitu untuk menilai nilai aset yang under
statement dan kewajiban yang over statement. Salah satu model pengukuran ini adalah dengan proksi book to market ratio yang mencerminkan nilai
pasar relatif terhadap nilai buku perusahaan.
2.5. Coporate Governance
Corporate Governance merupakan proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis serta urusan-urusan perusahaan, dalam rangka
meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan, dengan tujuan utama mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain. Corporate governance adalah seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan
antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan
hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan Forum for Corporate Governance in Indonesia
FCGI. Good Corporate Governance juga merupakan sistem yang harus menjamin
terpenuhinya kewajiban perusahaan kepada shareholders dan seluruh stakeholders, dan harus mampu bekerjasama dengan stakeholders dalam
27
mencapai tujuan perusahaan. Buruknya hubungan perusahaan dengan stakeholders dapat menimbulkan hambatan dan gangguan pada jalannya operasi
perusahaan.
Manfaat Corporate Governance adalah untuk 1 Memudahkan akses terhadap
investasi domestik maupun asing. 2 Mendapatkan cost of capital yang lebih murah debtcapital 3 Memberikan keputusan yang lebih baik dalam
meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan. 4 Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari shareholder dan stakeholder terhadap perusahaan. 5
Mempengaruhi harga saham secara positif. 6 Meningkatkan kontribusi BUMN terhadap penerimaan Negara dalam bentuk pajak dan dividen, serta meningkatkan
kesejahteraan karyawan. 7 Melindungi DireksiKomisarisDewan Pengawas dari tuntutan hukum dan melindungi dari intervensi politis serta usaha-usaha campur
tangan di luar mekanisme korporasi Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI.
OECD menyusun prinsip-prinsip good corporate governance yang dikelompokkan dalam 5 lima hal, yaitu :
1.
Perlindungan atas hak-hak pemegang saham.
2.
Perlakuan yang adil bagi seluruh pemegang saham.
3.
Peranan stakeholders dalam corporate governance.
4.
Keterbukaan dan Tranparansi.
28
5.
Akuntabilitas Direksi dan Komisaris
Maksud Penerapan Prinsip-Prinsip Corporate Governance Berdasarkan Pedoman Corporate Governance- KNKCG Memaksimalkan nilai Perseroan bagi
pemegang saham dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya
saing yang kuat, baik secara nasional maupun secara internasional, serta dengan demikian menciptakan iklim yang mendukung investasi. Mendorong pengelolaan
perseroan secara profesional, transparan dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Dewan Komisaris, Direksi, dan Rapat Umum
Pemegang Saham. Mendorong agar pemegang Saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan
dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial
Perseroan terhadap pihak yang berkepentingan stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar Perseroan.
2.6. Konservatisme Akuntansi dan Implementasi Corporate Governance.
Untuk meminimalisasi adanya permasalahan agensi, maka dibuatlah kontrak- kontrak dalam perusahaan baik kontrak antara pemegang saham dengan
manajernya maupun kontrak antara manajemen dengan karyawan, pemasok, dan kreditur. Namun, konflik yang terjadi tidak dapat di atasi secara menyeluruh
dengan menggunakan kontrak tersebut karena dalam membuat kontrak
29
membutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena itu, mekanisme corporate governance memainkan peran penting dalam mengurangi konflik tersebut.
Corporate governance diterapkan oleh perusahaan dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan keagenan. Corporate governance Sebagai keseluruhan tatanan
legal, kebudayaan, dan institusional yang mengatur: i apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan publik; ii siapa yang berhak mengendalikan perusahaan; iii
bagaimana pengendalian dilakukan; dan iv bagaimana risiko dan imbal hasil saham dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan tersebut
dialokasikan Wardhani, 2009. Prinsip-prinsip utama corporate governance dikembangkan oleh Organization for Economic Co-operation and Development
OECD yang telah menerbitkan dan mempublikasikan Principles of Corporate Governance yang terdiri dari empat pilar utama yaitu keadilan, transparansi,
akuntanbilitas, dan tanggung jawab Wardhani, 2009. Dalam mekanisme corporate governance, dewan komisaris memiliki peranan
dan tugas yang sangat penting. Peran dewan komisaris sebagai fungsi pengawas dapat memberikan kontribusi terhadap proses penyusunan laporan keuangan yang
berkualitas dan mengandung informasi yang relevan bagi pengambil keputusan. Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI mengemukakan bahwa
tugas tugas utama dewan komisaris antara lain : 1.
Menilai dan mengarahkan strategi perusahaan, garis-garis besar rencana kerja, kebijakan pengendalian risiko, anggaran tahunan dan rencana usaha,
30
menetapkan sasaran kerja, mengawasi pelaksanaan dankinerja perusahaan, serta memonitor penggunaan modal perusahaan, investasi dan penjualan aset.
2. Menilai sistem penetapan penggajian pejabat pada posisi kunci dan penggajian
anggota dewan direksi, serta menjamin suatu proses pencalonan anggota dewan direksi yang transparan dan adil.
3. Memonitor dan mengatasi masalah benturan kepentingan pada tingkat
manajemen, anggota dewan direksi dan anggota dewan komisaris, termasuk penyalahgunaan aset perusahaan dan manipulasi transaksi perusahaan.
4. Memonitor pelaksanaan Governance, dan mengadakan perubahan jika
diperlukan. 5.
Memantau proses keterbukaan dan efektifitas komunikasi dalam perusahaan OECD Principles of Corporate Governance.
Dalam proses pelaporan keuangan, dewan komisaris membutuhkan informasi yang akurat agar dapat memonitor kinerja manajer secara efektif dan efisien.
Sistem akuntansi dan pelaporan keuangan merupakan salah satu informasi yang dapat diandalkan dalam memonitor dan mengevaluasi manajer dan dalam proses
pengambilan keputusan dan penetapan strategi. Konservatisme merupakan karakteristik yang penting dari sistem akuntansi perusahaan yang dapat membantu
dewan komisaris dalam mengurangi biaya agensi dan meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan nilai
perusahaan dan harga sahamnya Ahmed dan Duellman 2007.