50 H2:
Proporsi Komisaris Independensi berpengaruh secara positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi setelah adopsi
IFRS.
2. Intensitas pertemuan dewan komisaris dan konservatisme
Dewan komisaris memiliki peranan dan tugas yang sangat penting. Peran dewan komisaris sebagai fungsi pengawas dapat memberikan kontribusi
terhadap proses penyusunan laporan keuangan yang berkualitas dan mengandung informasi yang relevan bagi pengambil keputusan. Forum for
Corporate Governance in Indonesia FCGI mengemukakan bahwa tugas tugas utama dewan komisaris salah satunya adalah memantau proses
keterbukaan dan efektifitas komunikasi dalam perusahaan OECD Principles of Corporate Governance.
Dewan komisaris memegang penting dalam mengawasi kebijakan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh direksi dan manajer dalam suatu entitas.
Lara et al. 2005 menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki dewan yang kuat mensyaratkan tingkat konservatisme yang lebih tinggi dari pada
perusahaan dengan dewan yang lemah. Dengan adanya monitoring dewan komisaris diharapkanakan membentuk good corporate governance yang
akan mempengaruhi tingginya transparansi laporan keuangan, rendahnya manipulasi akuntansi, dan adanya batasan terhadap kemampuan manajer
dalam menyembunyikan bad news dalam waktu yang lama, dengan
51
demikian laporan keuangan yang di sajikan oleh manajer dan direksi lebih konservatif.
Ahmed dan Duellman 2007 semakin tinggi intensitas pertemuan yang di lakukan oleh dewan komisaris maka proses monitoring terhadap aktivitas
dan kebijakan yang diterapkan oleh manajer dan direksi semakin efektif dan efisien sehingga informasi keuangan yang di laporkan lebih akuntabel
dan konservatif. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi intensitas
pertemuan yang di lakukan oeh dewan komisaris maka semakin besar kekuatan dari dewan komisaris dalam melakukan pengawasan tehadap
tindakan yang dilakukan manajer, sehingga penggunaan akuntansi yang konservatif akan semakin tinggi pula. Berdasarkan penjelasan tersebut,
maka dibentuklah hipotesis berikut ini:
H3: Intensitas pertemuan dewan komisaris berpengaruh secara
positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi setelah adopsi IFRS.
3. Kepemilikan manajerial dan konservatisme akuntansi
Pada perusahaan modern, kepemilikan perusahaan biasanya sangat menyebar. Kegiatan operasi perusahaan sehari-hari dijalankan oleh manajer
yang biasanya tidak mempunyai kepemilikan saham yang besar. Struktur kepemilikan sangat penting dalam menentukan nilai perusahaan. Dua aspek
52
yang perlu dipertimbangkan antara lain: i konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar outsider ownership concentration dan ii
kepemilikan perusahaan oleh manajer manager ownership. Pemilik perusahaan dari pihak luar berbeda dengan manajer karena kecil
kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat dalam urusan bisnis perusahaan sehari-hari.
Wardani 2008 dalam konteks konservatisme, kepemilikan oleh inside directors dan manajemen dapat berperan sebagai fungsi monitoring dalam
proses pelaporan keuangan, dan juga dapat menjadi faktor pendorong dilakukannya ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas. Apabila
inside directors dan manajemen menjalankan fungsi monitoringnya dengan baik, maka ia akan mensyaratkan informasi dari pelaporan keuangan yang
memiliki kualitas tinggi sehinga mereka akan menuntut penggunaan prinsip konservatisme yang lebih tinggi pula.
La. Fond dan Roychowdhury 2007 menyatakan bahwa konservatisme dalam pelaporan keuangan ini merupakan salah satu mekanisme dalam
mengatasi permasalahan agensi ketika timbul pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian. Mereka menghipotesiskan bahwa semakin kecil
kepemilikan manajerial maka permasalahan agensi akan muncul semakin besar, sehingga permintaan atas laporan yang bersifat konservatif akan
semakin meningkat.
Konsisten dengan hipotesa tersebut, mereka menemukan adanya hubungan yang negatif antara kepemilikan manajerial dengan