Konservatisme Akuntansi TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

22 1. PSAK No. 14 Revisi 2008 yang mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan. 2. PSAK No.17 1994 tentang akuntansi penyusutan yang diganti oleh PSAK No. 16 Revisi 2007 mengenai aset tetap dan pilihan dalam menghitung biaya penyusutannya. 3. PSAK No.19 Revisi 2010 untuk menentukan perlakuan akuntansi bagi aset tidak berwujud yang tidak diatur secara khusus pada standar lainnya. 4. PSAK No.20 tentang Biaya Riset dan Pengembangan. Helaman 2007, kebutuhan konservatisme sering terkait dengan pelaporan yang dapat diandalkan atas peristiwa masa lalu, yang menyiratkan penekanan pada backward looking, pengelolaan dan perilaku auditor. Seorang auditor tidaklah dituntut agar laporan keuangan menjadi terlalu konservatif. Tujuan standar akuntansi modern yang utama adalah berorientasi masa depan, yang bertujuan untuk membantu kepentingan investor dan pihak pengguna laporan keuangan lainnya dalam pengambilan keputusan mereka. Dengan demikian, konservatisme tidak lagi diatur dalam prinsip akuntansi di bawah Standar Pelaporan Keuangan Internasional IFRS. Laporan keuangan berdasarkan IFRS harus bersifat dapat dimengerti, relevan, dapat diandalkan dan sebanding, tetapi tanpa bias konservatif. Hal ini juga tercermin dalam metode akuntansi yang ditetapkan oleh Standar Akuntansi Internasional IASB. 23 2.4. Pengkuran Konservatisme Akuntansi. Menurut Watts 2003b terdapat tiga ukuran yang digunakan dalam mengukur konservatisme antara lain:

a. Earning atau Stock Return Relation Measures.

Pengukuran ini didasari adanya stock market price yang berusaha untuk merefleksikan perubahan nilai aset pada saat terjadinya perubahan baik rugi ataupun laba dalam nilai aset, stock return tetap berusaha untuk melaporkannya sesuai dengan waktunya. Basu 1997 menyatakan bahwa konservatisme menyebabkan kejadian-kejadian yang merupakan kabar buruk dan kabar baik terefleksi dalam waktu yang tidak sama asimetri waktu pengakuan. Hal ini sesuai dengan salah satu definisi konservatisme yang menyebutkan bahwa kejadian yang diperkirakan akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan harus segera diakui, hal itu membuat kabar buruk lebih cepat terefleksi dalam laba dibandingkan kabar baik.

b. Earning atau Accrual Measures

Yaitu menggunakan selisih antara net income dan cash flow Watss 2003b. Net income yang digunakan adalah net income sebelum depresiasi dan amortisasi, sedangkan cash flow yang digunakan adalah cash flow dari aktivitas operasi. Givoly dan Hayn 2000 melihat kecenderungan dari akun akrual selama beberapa tahun, apabila terjadi akrual negatif net income lebih kecil daripada cash flow dari aktivitas operasi yang konsisten selama 24 beberapa tahun, maka hal tersebut merupakan indikasi adanya penerapan konservatisme. Selain itu, Givoly dan Hayn 2000 membagi akrual menjadi dua yaitu :

1. Operating accrual

Berdasarkan literatur Criterion Research Group, dinyatakan bahwa Operating accrual menangkap perubahan dalam aset lancar, kas bersih dan investasi jangka pendek, dikurang dengan perubahan dalam aset lancar, utang jangka pendek bersih. Operating accrual yang utama meliputi piutang dagang dan persediaan dan kewajiban. Akun ini merupakan akun klasik yang digunakan untuk memanipulasi earnings untuk mencapai tujuan pelaporan.

2. Non-operating accrual.

Berdasarkan literatur Criterion Research Group, menyatakan bahwa Non current operating accrual menangkap perbedaan dalam non- current assets, investasi non ekuitas jangka panjang bersih, dikurang perubahan dalam non-current liabilities, hutang jangka panjang bersih. Komponen non operating accrual pada sisi aset yang utama adalah aset tetap dan aset tidak berwujud. Non-current assets ini tergantung pada write down ketika aset tersebut diputuskan telah di turunkan nilainya impaired, dan penentuan dari beberapa permanent impaeirement yang banyak melibatkan abnormal 25 manajerial. Pada sisi kewajiban terdapat sebuah varietas dari akun-akun seperti utang jangka panjang, penangguhan pajak dan post retirement benefits yang juga merupakan manifestasi atas estimasi dan asumsi subjektif seperti estimasi akuntansi konpensional, pengembalian yang diharapkan atas aset, pertumbuhan yang diharapkan atas pertumbuhan upah pegawai, dan lain lain Givoly dan Hayn 2002 menyatakan bahwa apabila akrual bernilai negatif, maka laba digolongkan konservative, hal ini disebabkan oleh laba lebih rendah dari cash flow yang bersumber dari aktivitas operasi yang diperoleh oleh perusahaan pada perioda tertentu. Persamaannya dapat dilihat sebagai berikut: Non-operating accruals = Total accruals before depreciation − Operating accruals Dimana: 1. Total Accrual before depreciation = net income + depreciation – Cash flow from operational. 2. Operating Accrual = Δ Account Receivable +Δ Inventories + Δ prepaid expense – Δ Account Payable - Δ Accrued expense – Δ tax payable.

Dokumen yang terkait

Pengaruh good corporate governance dan implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

5 129 100

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

4 114 99

Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

1 30 99

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Mekanisme Internal Corporate Governance terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2004 – 2009

15 91 116

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE.

0 0 16

PENDAHULUAN TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE.

0 0 11

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE.

0 1 14

Good corporate governance dan nilai perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei) AWAL

0 0 15

PENGARUH KARAKTERISTIK DEWAN SEBAGAI SALAH SATU MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 139