Hafidhudin,2007.  Upaya  memperkuat  lembaga  amil  zakat  dalam  rangka melaksanakan  syari‟ah  islam  dibidang  ekonomi  perlu  didorong  oleh
pemerintah dan lembaga legislatif serta memberikan dukungan maksimal.
2.2.7.2. Lembaga Zakat Swasta LAZ
1. Organisasi Sosial Lembaga  Zakat  Swasta  LAZ  merupakan  lembaga  pengelola  zakat
yang  dibentuk  oleh  masyarakat  sehingga  tidak  memilki  hubungan  dengan BAZ.BAZ  dan  LAZ  masing
–  masing  berdiri  sendiri  dalam  pengelolaan zakat.Saat  ini  sudah  banyak  LAZ  yang  memiliki  jaringan  nasional,  seperti
Dompet Dhuafa Republika Jakarta No. SK Menag: 439 tahun 2001.Hanya LAZ  yang  dikukuhkan  oleh  pemerintah  saja  yang  diakui  bukti  setorannya
zakatnya  sebagai  pengurang  penghasilan  kena  pajak  dari  muzakki  yang membayarkan  dananya.Jika  sebuah  LAZ  tidak  lagi  memenuhi  persyaratan
pengukuhan  dan  tidak  melaksanakan  kewajibannya,  pengukuhannya  dapat ditinjau ulang bahkan dicabut.
Pencabutan pengukuhan tersebut akan mengakibatkan: a   Hilangnya hak pembinaan, perlindungan, dan pelayanan dari pemerintah.
b  Tidak  diakuinya  bukti  setoran  zakat  yang  dikeluarkannya  sebagai pengurang penghasilan kena pajak.
c Tidak dapat melakukan pengumpulan dana zakat. Aturan
– aturan seperti diuraikan diatas diberlakukan agar pengelolaan dana
–  dana  zakat,  infaq,  shadaqah,  dan  lainnya,  baik  oleh  lembaga
Universitas Sumatera Utara
pemerintah  maupun  yang  sepenuhnya  diprakarsai  oleh  masyarakat,  dapat lebih  profesional,  amanah,  dan  transparan  sehingga  dapat  berdampak  positif
terhadap pemberdayaan dan kesejahteraan umat. Dewasa  ini  permasalahannya  adalah  kurangnya  kepercayaan
masyarakat  terhadap  lembaga  pengelola  zakat,  sehingga  masyarakat  lebih memilih menyalurkan zakat secara langsung daripada lewat lembaga.Padahal
saat  ini  banyak  lembaga  penyaluran  zakat  yang  cukup  kompeten  dan profesional untuk menyalurkan zakat, tetapi menyalurkan secara langsung pun
harus tepat sasaran dan tidak menimbulkan kemudharatan. Maka dari itu dapat digunakan  model  manajemen  sederhana  yang  dipelopori  oleh  James  Stoner,
sebagai  proses  perencanaan  planning,  pengorganisasian  organizing, pengarahan actuating, dan pengawasan controlling.
2. Organisasi Agama Selain  organisasi  sosial  yang  membentuk  lembaga  zakat,  organisasi
agama  pun  juga  membentuk  kepanitiaan  kelembagaan  dalam  pengelolaan zakat,  salahsatunya  adalah  lembaga  takmir  masjid.Takmir  masjid  merupakan
perkumpulan  jama‟ah  disekitar  masjid  yang  membentuk  suatu  wadah organisasi  di  masjid Sunaryo,2009. Takmir Masjid  yang sering dijumpai  di
masyarakat  Indonesia  adalah  merupakan  organisasi  ke-Islam-an  yang bertempat di Masjid yang berfungsi untuk menjaga, melindungi, melestarikan,
dakwah,  serta  menampung  segala  keluhan-keluhan  masalah  keagamaan masyara
kat,tak  terkecuali  dalam  menampung  I‟tikad  baik  dari  penduduk
Universitas Sumatera Utara
dalam mengeluarkan zakat, seperti mengatur sirkulasi atau penyaluran benda zakat  terhadap  mustahiq  secara  merata  dan  adil.Biasa  organisasi  ini  disebut
dengan REMAS remaja masjid.
2.3 Respon.
Respon  berasal  dari  kata  response,  yang  berarti  balasan  atau  tanggapan reaction. Respon adalah istilah psikologi  yang digunakan untuk menamakan reaksi
terhadap  rangsang  yang  di  terima  oleh  panca  indra.  Hal  yang  menunjang  dan melatarbelakangi  ukuran  sebuah  respon  adalah  sikap,  persepsi,  dan  partisipasi.
Respon  pada  prosesnya  didahului  sikap  seseorang  karena  sikap  merupakan kecendrungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku jika menghadapi suatu
rangsangan  tertentu.  Jadi,  berbicara  mengenai  respon  atau  tidak  respon  terlepas  dari pembahasan sikap. Respon juga diartikan sebagai suatu tingkah laku atau sikap yang
berwujud  baik  sebelum  pemahaman  yang  mendetail,  penelitian,  pengaruh  atau penolakan,  suka  atau  tidak  suka  serta  pemanfaatan  pada  suatu  fenomena  tertentu
Sobur, 2003. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
respon seseorang, yaitu : a.  Diri  orang  yang  bersangkutan  yang  melihat  dan  berusaha  memberikan
interpretasi  tentang  apa  yang  dilihatnya  itu,  ia  dipengaruhi  oleh  sikap,  motif, kepentingan, dan harapannya.
b.  Sasaran  respon  tersebut,  berupa  orang,  benda,  atau  peristiwa.  Sifat-sifat sasaran  itu  biasanya  berpengaruh  terhadap  respon  orang  melihatnya.  Dengan  kata
Universitas Sumatera Utara
lain, gerakan, suara, ukuran, tindakan-tindakan, dan ciri-ciri lain dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang.
c.  Factor  situasi,  respon  dapat  dilihat  secara  kontekstual  yang  berarti  dalam situasi  dimna  respon  itu  timbul  mendapat  perhatian.  Situasi  merupakan  factor  yang
turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan seseorang Mulyani, 2007.
2.4  Masyarakat.
Kata  masyarakat  sendiri  dalam  bahasa  Arab  yaitu  musyarak.  Lebih abstraknya,  sebuah  masyarakat  adalah  suatu  jaringan  hubungan-hubungan  antar
entitas-entitas.  Masyarakat  adalah  sebuah  komunitas  yang  interdependen  saling tergantung satu sama lain. Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur Narwoko dan Suyanto, 2004.
Dalam  arti  luas  yang  dimaksud  masyarakat  ialah  keseluruhan  hubungan- hubungan  dalam  hidup  bersama  dengan  tidak  dibatasi  oleh  lingkungan,  bahasa  dan
lain-lain. Atau keseluruhan dari semua hubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti  sempit  masyarakat  dimaksud  adalah  sekelompok  manusia  yang  dibatasi  oleh
aspek-aspek tertentu  yaitu, teritorial, bangsa,  golongan dan sebagainya.  Oleh karena itu  ada  masyarakat  Jawa,  masyarakat  Sunda,  dan  lain-lain.Nasution,  Ilham  Saladin,
Salmon Ginting, Pardamean Daulay, 2007. Defenisi masyarakat yang lain dikemukan oleh:
1.  Linton  seorang  ahli  antropologi  mengemukakan,  bahwa  masyarakat adalah  setiap  kelompok  manusia,  yang  telah  cukup  lama  hidup  dan  bekerja  sama,
Universitas Sumatera Utara
sehingga  mereka  itu  dapat  mengorganisasikan  dirinya  dan  berfikir  tentang  dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
2. M.J Heskovits menulis, bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasi yang mengikuti satu cara hidup tertentu.
3.  J.L  Gilin  J.P  Gillin  mengatakan,  bahwa  masyarakat  itu  adalah  kelompok manusia  yang  terbesar  mempunyai  kebiasaan,  tradisi,  sikap,  dan  perasaan  persatuan
yang sama. Masyarakat itu juga meliputi pengelompokan-pengelompokan yang kecil. 4. Mac  Iver menyatakan bahwa masyarakat  adalah satu  sistem daripada  cara
kerja  dan  prosedur,  daripada  otoritas  dan  saling  bantu-membantu  yang  meliputi kelompok-kelompok  dan  pembagian-pembagian  sosial  lain,  sistem  dari  pengawasan
tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang kompleks yang selalu berubah atau jaringan-jaringan  dari  relasi  itulah  yang  dinamakan  masyarakat  Hartomo  dan  Aziz,
2008. Yang menjadi unsur dari masyarakat ialah :
1. Harus ada kelompok pengumpulan manusia. 2. Telah berjalan dalam waktu yang lama dan bertempat tinggal dalam
3.  Adanya  aturan  undang-undang  yang  mengatur  mereka  bersama,  untuk maju kepada satu cita-cita sama.
2.5 Eksistensi.
Kata  eksistensi  berasal  dari  kata  Latin  Existere,  dari  ex  keluar  sitere  = membuat  berdiri.  Artinya  apa  yang  ada,  apa  yang  memiliki  aktualitas,  apa  yang
dialami. Konsep ini menekankan bahwa sesuatu itu ada.
Universitas Sumatera Utara
Dalam  konsep  eksistensi,  satu-satunya  faktor  yang  membedakan  setiap  hal yang ada dari tiada adalah fakta. Setiap hal yang ada itu mempunyai eksistensi atau ia
adalah suatu eksisten.
2.6 Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil  penelitian  terdahulu  oleh  beberapa  peneliti  yang  pernah  penulis  baca
diantaranya: Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Hasti  Ernawati  pada  tahun  2010  lalu  dengan
judul  Zakat  Sebagai  Sarana  Pengentas  Kemiskinan  Studi  kasus  di  lembaga  Amil zakat “Bina Umat Mandiri” kabupaten Ngawi, menunjukkan bahwa hasil penelitian
tentang  manajemen  pengelolaan  Lembaga  Amil  Zakat  “Bina  Umat  Mandiri” Kabupaten  Ngawi  adalah  menggunakan  sistem  open  managementmanajemen
terbuka, yaitu pemasukan dan pengeluaran dana zakat dapat diketahui langsung oleh masyarakat.
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Didin  Hafidhudin  pada  tahun  2011  dengan judul,  Peran  Strategis  Organisasi  Zakat  dalam  Menguatkan  Zakat  di  Dunia,
menunjukkan  bahwa  optimalisasi  zakat  di  tingkat  nasional  maupun  internasional, baik  pengumpulan,  pendayagunaan,  dan  pendistribusiannya  akan  memberikan
kontribusi secara nyata dalam rangka penguatan zakat di dunia. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Saifuddin  pada  tahun  2011  dengan  judul
Peranan  Badan  Amil  Zakat  Berdasarkan  Undang  Undang  Nomor  38  Tahun  1999 Tentang  Pengelolaan  Zakat  Dalam  Meningkatkan  Kesejahteraan  Sosial  Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Sumatera  Utara  Studi  Pada  Badan  Amil  Zakat  Daerah  Sumatera  Utara, menunjukkan  bahwa  dalam  pengelolaan  zakat  oleh  Badan  Amil  Zakat  Daerah
Sumatera Utara terdapat  beberapa kendala  yang dihadapi,  yaitu persepsi  yang keliru dari  sebagian  masyarakat  muslim  terhadap  pemahaman  zakat  fitrah  dan  zakat  maal
harta,  kekurangan  sumber  daya  manusia  SDM,  masalah  ketidakpercayaan muzakki  terhadap  Badan  Amil  Zakat  Daerah  Sumatera  Utara.Untuk  mengatasi
kendala –  kendala  yang  dihadapi,  Badan  Amil  Zakat  Daerah  Sumatera  Utara  telah
melakukan beberapa upaya, diantaranya adalah melakukan sosialisasi arti pentingnya zakat kepada masyarakat melalui gerakan sadar zakat,melakukan perekrutan petugas
amil  dan  relawan  secara  terbuka,  pengelolaan  zakat  oleh  Badan  Amil  Zakat  Daerah Sumatera  Utara  didasari  amanah  kejujuran,  transparan  keterbukaan,  dan
profesional  serta  keuangannya  di  audit  oleh  akuntan  publik  independen, meningkatkan  kerjasama  dengan  instansi  pemerintah  lainnya  dan  meningkatkan
publikasi  ke  mustahiq  dan  muzakki  dengan  cara  meningkatkan  kegiatan – kegiatan
sosial di tengah – tengah masyarakat.
2.7 Kerangka Konseptual.
Menurut  Sekaran  dalam  Sugiyono  2009:8  kerangka  konseptual  adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Respon  adalah  istilah  psikologi  yang  digunakan  untuk  menamakan  reaksi
terhadap  rangsang  yang  di  terima  oleh  panca  indra.  Hal  yang  menunjang  dan melatarbelakangi ukuran sebuah respon adalah sikap, persepsi, dan partisipasi.
Universitas Sumatera Utara
Respon  masyarakat  ini  sangat  berpengaruh  terhadap  sebuah  keberadaan sebuah  Lembaga  Amil  Zakat  LAZ.  Dan  berdampak  besar  kepada  kepercayaan
masyarakat  atau  perusahaan  yang  akan  memberikan  dana  zakat,  infaq  dan  sedekah ZIS kepada Lembaga Amil Zakat.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.8 Hipotesis
Menurut  sugiyono  2009:93  hipotesis  adalah  jawaban  sementara  terhadap perumusan  masalah  penelitian,  oleh  karena  itu  rumusan  masalah  peneltian  biasanya
disusun  dalam  kalimat  pertanyaan.  difaktakan  sementara  karena  jawaban  yang EKSISTENSI PKPU
RESPON MASYARAKAT
MUSTAHIK MUZAKKI
  Pengetahuan Zakat
  Profesionalitas PKPU
  Program PKPU   Kepuasan
Universitas Sumatera Utara
diberikan  baru  didasarkan  pada  teori  yang  relevan  belum  berdasarkan  fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
2.8.1 Hipotesis Penelitian