Memulai Bisnis Franchise
C. Memulai Bisnis Franchise
Franchise merupakan suatu sistem dalam pemasaran barang dan jasa yang melibatkan dua pihak (Franchisor dan Franchisee). Sistem ini merupakan suatu kiat untuk memperluas usaha dengan cara menularkan sukses. Dengan demikian, dalam sistem ini harus terdapat pelaku bisnis yang sukses terlebih dahulu di mana kesuksesan yang diperolehnya tersebut akan disebarluaskan kepada pihak lain.
Manfaat utama bagi pemilik franchise (Franchisor atau pengusaha yang sukses) adalah pengurangan risiko dan investasi modal yang diperlukan untuk suatu keperluan internal. 87 Namun demikian, ia memikul tanggung jawab tambahan atas bisnisnya yang menuntut banyak usaha. 88 Bagi
pemegang franchise (Franchisee), dapat menikmati suatu sistem bisnis teruji yang dimiliki oleh Franchisor, yang dalam banyak hal dilengkapi dengan
nama dagang yang sudah diterima oleh khalayak ramai. 89
87 Ibid Melalui pembagian bersama keahliannya dan kesuksesannya, maka dalam pembagian
keahlian dan kesuksesannya kepada pihak "franchisee" harus membayar biaya berupa royalty yang berkelanjutan sepanjang keahlian dan kesuksesan pihak franchisor masih digunakan, demikian pula franchisor dapat memperoleh laba melalui pendistribusian 88 barang jika paket franchise tersebut adalah franchise distribusi.
Dalam hal kewajiban franchisor, maka ia harus bersedia membangun susunan manajemen yang menyediakan dukungan kepada para pemegang franchise (franchisee). Dalam paket dukungan tersebut termasuk komitmen untuk melatih, memasarkan, mengendalikan mutu, dan dukungan yang berkelanjutan. Di samping itu, franchisor juga akan menyediakan pelayanan pemilihan lokasi dan kajiannya, rancangan fasilitas dalam hal bisnis yang mempergunakan peralatan khusus dan bergantung pada arus pelanggan yang terkendali seperti rumah makan, pelayanan fast-food dan pemeliharaan kendaraan bermotor, demikian pula toko pengecer produk mempunyai rancangan denah dan teknik peragaan produk yang khas. Juga dalam hal periklanan, pihak franchisor bertanggung jawab untuk 89 mengkoordinasi dan melaksanakan program periklanan serta promosi.
Dengan membuka usaha yang nama dagang dan jenisnya sudah dikenal oleh khalayak ramai maka pihak franchisee terhindar dari risiko yang cukup besar, sebab para
Bagi pihak pengusaha yang akan memfranchise-kan usahanya, langkah-langkah yang minimal harus dilakukan adalah:
1. Menentukan usaha yang akan difranchise-kan. 90
2. Operasi Percontohan. 91
3. Menyusun paket usaha franchise. 92
4. Menyusun buku pedoman operasi. 93
5. Memasarkan paket usaha franchise. 94
6. Memilih pemegang franchise (franchisee). 95 Bagi calon pemegang franchise (calon Franchisee), patut disadari
bahwa mencari suatu franchise atau bisnis apapun merupakan suatu proses yang cukup rumit. 96 Oleh karena itu, diperlukan suatu ketelitian yang
pelanggan (khalayak ramai) sudah kenal betul dengan nama dan jenis barang dan jasa yang baru dibuka oleh franchisee sehingga khalayak ramai tidak ragu lagi dengan kualitas 90 yang selama ini dipunyai oleh franchisor yang sukses.
Usaha yang akan difranchise-kan seyogianya adalah usaha yang terbukti kesuksesannya, sehingga dalam hal ini pihak franchisor akan menularkan kesuksesannya kepada pihak franchisee. Usaha yang akan difranchise-kan juga seyogianya usaha yang sangat sederhana sehingga mudah diserap oleh pihak franchisee yang memang merupakan usaha berskala kecil yang akan membeli kesuksesan dari 91 franchisor.
Dalam hal operasi percontohan, setidak-tidaknya harus ada satu unit usaha sebagai contoh dalam mengadakan percobaan untuk membuktikan bahwa usaha bersangkutan 92 memang dapat sukses.
Dalam usaha penyusunan paket usaha- franchise, perlu terlebih dahulu mengumpulkan bahan-bahan berupa pengalaman dalam menjalankan operasi percontohan. Dalam paket usaha franchise, seyogianya berisi segala sesuatu yang 93 hendak ditawarkan pada pembeli paket.
Buku pedoman operasi harus berisi uraian yang lengkap dan terperinci serta jelas mengenai cara menjalankan usaha yang difranchise-kan dalam sehari-hari. Dalam pedoman ini, juga harus tercantum tujuan usaha, peralatan, nomor telepon penting, hari dan jam buka, jadwal kerja, formulir, dan prosedur pelatihan, kebijaksanaan harga dan pembelian, standar produk dan pelayanan, royalty, tata buku periklanan dan pemasaran, 94 merk/citra, serta asuransi.
Penawaran paket usaha franchise dapat dilakukan dengan berita dari mulut ke mulut, iklan 95 media massa, dan peragaan atau pameran.
Franchisor seyogianya memilih dengan hati-hati calon pembeli franchise sebab jika salah pilih maka akan dapat menghancurkan nama, citra, merk, sistem usaha, dan sukses yang 96 telah dibangun selama ini dengan susah payah.
Pembelian suatu bisnis mungkin saja merupakan pembelian tunggal terpenting dalam kehidupan seseorang, ia tidak dapat dibandingkan dengan pembelian penting lainnya seperti membeli rumah atau mobil yang tidak melibatkan masalah bahan, operasional, dan Pembelian suatu bisnis mungkin saja merupakan pembelian tunggal terpenting dalam kehidupan seseorang, ia tidak dapat dibandingkan dengan pembelian penting lainnya seperti membeli rumah atau mobil yang tidak melibatkan masalah bahan, operasional, dan
Setelah menentukan pilihan untuk membeli dan mengoperasikan bisnis yang difranchise-kan dalam suatu industri yang memenuhi persyaratan baik pendanaan, maupun pribadi, maka penelitian pembelian siap dimulai.
Dalam rangka penelitian tersebut, calon franchisee dapat melakukan langkah-langkah antara lain sebagai berikut:
1. 97 Melakukan kontak awal dengan pihak franchisor.
2. 98 Melakukan pengkajian terhadap pemilik franchise yang akan di-pilih.
3. Mengkaji aspek-aspek finansial yang timbul dari pembelian franchise tersebut. 99
manajemen, di mana rumah dan mobil tersebut dengan relatif mudah dijual kembali. Oleh karena itu, suatu keputusan yang keliru dalam pembelian suatu bisnis ini dapat berakibat hutang dalam jumlah besar dan berlanjut, seperti pembayaran kembali pinjaman bank 97 atau pembayaran sewa berkepanjangan.
Salah satu metode termudah untuk memperoleh informasi mengenai pemilik franchise (franchisor) adalah dengan menjawab iklan yang menawarkan kesempatan franchise. Atau, apabila sedang mengunjungi suatu operasi yang difranchise-kan sehingga calon pembeli (calon franchisee) dapat melakukan kontak langsung guna mengetahui informasi yang akurat dari petugas pemilik franchise. Setelah kontak awal terjadi, biasanya pemilik franchise (franchisor) akan meng-ajukan paket informasi yang terdiri dari bahan promosi disertai daftar pertanyaan yang berfokus kepada kemampuan finansial calon pemegang franchise (calon franchisee) dan data pribadi lain yang sangat dibutuhkan oleh franchisor untuk menentukan keputusan dalam penjualan bisnis yang difranchise-kan. Penjelasan 98 panjang lebar mengenai masalah ini lihat Queen, Op.cit., hal. 28-30. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengenal pemilik franchise (franchisor) dan bisnis
yang difranchise-kan lebih baik, sehingga calon pemegang franchise (calon franchisee) tumbuh kepercayaannya atas kemampuan pemilik dan keberhasilan usaha yang difranchise-kan tersebut. Sumber informasi lain yang dapat digunakan untuk mengkaji calon pemilik franchise (calon franchisor) adalah "Paket Penjelasan Franchise" yang dibuat oleh pemilik franchise di mana di dalamnya mengandung informasi minimum 99 tentang pemilik franchise dan usaha franchise yang ia promosikan.
Aspek-aspek finansial yang perlu dikaji dalam hal ini adalah sejauh mana imbalan dari mengoperasikan suatu bisnis akan disertai dengan kewajiban finansial. Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat pada dokumen penjelasan yang dibuat oleh pemilik franchise, jika tidak jelas maka seyogianya calon pemegang franchise meminta perincian yang mendetail mengenai kewajiban finansial seperti misalnya: perkiraan investasi modal untuk peralatan, gedung, biaya awal pembukaan dan biaya franchise yang harus dibayarkan kepada pemilik franchise.
4. Mengkaji produk dan pelayanan yang unik dari usaha yang akan difranchise-kan. 100
5. Mengkaji merk dagang dan dukungan staf pemilik franchise yang diberikan kepada pemegang franchise (franchisee). 101
Setelah menentukan suatu keputusan bahwa pembelian bisnis franchise siap dilakukan, maka selanjutnya harus memperhatikan suatu bentuk kerjasamanya. Secara praktis, bentuk kerja sama dapat ditinjau dari
dua aspek, yaitu aspek formal 103 dan aspek relational. Dalam hal ini, baik pihak calon franchisor maupun pihak calon franchisee sudah harus sepakat
untuk melakukan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan tersebut dengan penuh kejujuran dan saling percaya satu sama lain. Untuk itu, aspek formal dan aspek relational harus benar-benar diperhatikan sebagai dasar bagi hubungan kerja sama di bidang bisnis franchise ini.
Dalam pengkajian ini perlu diperhatikan adalah persesuaian produk dan pelayanan dengan lokasi di mana hal tersebut akan dipasarkan. Suatu contoh, produk musim dingin tidak akan sesuai bila dijual di lokasi yang beriklim panas. Demikian pula suatu makanan,
101 belum tentu disukai oleh konsumen di lokasi lain yang berbeda. Merk dagang atau nama dagang dari suatu bisnis yang berhasil adalah aset yang paling
berharga. Oleh karena itu, perlu diketahui apakah merk dagang tersebut sudah mendapat perlindungan hukum seperti paten di negara atau lokasi di mana akan dijalankan oleh calon pemegang franchise, dan juga apakah masyarakat sudah mengenal nama dagang tersebut. Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius. Di samping itu, perlu pula dipertimbangkan mengenai sejauh mana dukungan staf pemilik franchise terhadap pemegang franchise, misalnya koordinasi pemasaran, pengendalian mutu, pelatihan dan
102 bantuan operasional. Dalam kerja sama formal, landasan yang paling utama dalam hal ini adalah perjanjian
kerja sama yang dituangkan secara tertulis. Untuk sempurnanya landasan kerja sama formal ini, maka perlu memperhatikan suatu pedoman atau suatu kebiasaan yang telah berlaku umum (jika belum terdapat ketentuan hukum yang mengaturnya secara khusus) dalam pembuatan proses menuju kesepakatan franchise. Dari penelitian yang pernah dilakukan, di Indonesia memang hingga tulisan ini dibuat, masih terdapat banyak masalah mengenal hal menuju terbentuknya kerja sama formal yang baik. Untuk itu, diperlukan suatu penelitian yang akurat terhadap masalah ini dan hasilnya dapat dijadikan sebagai