d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk
sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan fungsi eksternal dan
pemeriksaan retikulosi. 4. Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan
kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat
penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil, sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita.
2.2.5. Tanda dan Gejala Anemia pada Kehamilan
Tanda dan gejala anemia defisiensi besi biasanya tidak khas dan sering tidak jelas, seperti: pucat, mudah lelah, berdebar, takikardia, dan sesak nafas. Kepucatan
bisa diperiksa pada telapak tangan, kuku, dan konjungtiva palpebra. Tanda yang khas meliputi anemia, stomatitis angularis, glositis, disfagia, hipokloridia,
koilonikia, dan pagofagia. Tanda yang kurang khas berupa kelelahan, anoreksia,
Universitas Sumatera Utara
kepekaan terhadap infeksi meningkat, kelainan perilaku tertentu, kinerja intelektual serta kemampuan kerja menyusut Arisman, 2009.
Salah satu faktor masih tingginya angka kejadian anemia, kurangnya pengetahuan disini adalah ketidaktahuan akan tanda-tanda, gejala dan dampak yang
ditimbulkan oleh anemia akibatnya kalaupun individu tersebut terkena anemia ia
tidak merasa dirinya “sakit“ Mardiwiono, 2009.
Tanda dan gejala ibu hamil dengan anemia adalah keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal perlu dicurigai anemia
defisiensi, mengalami malnutrisi, cepat lelah, sering pusing, mata berkunang- kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun anoreksia, konsentrasi hilang,
nafas pendek pada anemia parah dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Proverawati, 2009.
2.2.6. Dampak Anemia pada Masa Kehamilan
Anemia defisiensi besi pada wanita hamil mempunyai dampak buruk, baik pada ibunya maupun terhadap janinnya. Ibu hamil dengan anemia berat lebih
memungkinkan terjadinya partus prematur dan memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah serta dapat meningkatkan kematian perinatal. Menurut WHO, 40
kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi Ibrahim dan Proverawati, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Anemia pada masa kehamilan dapat mengakibatkan efek buruk baik pada wanita hamil itu sendiri maupun pada bayi yang akan dilahirkan. Anemia pada ibu
hamil akan meningkatkan risiko dan cenderung mendapatkan kelahiran prematur atau Berat Badan Lahir Rendah BBLR, risiko perdarahan sebelum dan saat
persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya bila ibu hamil tersebut menderita anemia berat. Hasil beberapa penelitian juga menunjukkan
bahwa 40 kematian ibu saat melahirkan disebabkan oleh karena perdarahan. Selain itu, Ibu hamil dengan anemia berat mempunyai risiko melahirkan bayi mati 3
kali lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak anemia berat Budiono, 2009.
Mengingat besarnya dampak buruk dari anemia defisiensi zat besi pada wanita hamil dan janin, maka perlu perhatian yang cukup dan dengan diagnosa yang
cepat serta penatalaksanaan yang tepat komplikasi dapat diatasi serta akan mendapatkan prognosa yang lebih baik Ibrahim dan Proverawati, 2011.
2.2.7. Pencegahan dan Terapi Anemia pada Kehamilan