2.2. Anemia pada Kehamilan 2.2.1. Pengertian
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah eritrosit dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen ke seluruh jaringan. Sedangkan menurut WHO, anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari
batas normal untuk kelompok orang yang bersangkutan Tarwoto, 2007. Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit,
dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan Arisman, 2009. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
kadar hemoglobin di bawah 11 gr pada trimester I dan III atau kadar 10,5 gr pada trimester II Saifuddin, 2007.
Anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang dialami oleh wanita di seluruh dunia terutama di negara berkembang. Badan
kesehatan dunia, WHO m melaporkan bahwa ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75 serta semakin meningkat seiring dengan
pertambahan usia kehamilan Ibrahim dan Proverawati, 2011.
2.2.2. Penyebab Anemia Dalam Kehamilan
Secara umum, ada tiga penyebab anemia defisiensi zat besi, yaitu 1Kehilangan darah secara kronis sebagai dampak perdarahan kronis, seperti pada
penyakit ulkus peptikum, hemoroid, infestasi parasit, dan proses keganasan; 2Asupan zat besi tidak cukup dan penyerapan tidak adekuat; 3Peningkatan
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi, masa pubertas, masa kehamilan, dan
menyusui Arisman, 2009. Sumsum tulang membuat sel darah merah. Proses ini membutuhkan zat besi,
dan vitamin B12 dan Asam folat. Eritropoietin Epo merangsang membuat sel darah merah. Anemia dapat terjadi bila tubuh kita tidak membuat sel darah merah
secukupnya. Anemia juga disebabkan kehilangan atau kerusakan pada sel tersebut Wijaya, 2010.
Penyebab anemia pada umumnya adalah kurang gizi malnutrisi; kurang zat besi dalam diet; malabsorpsi; kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu,
haid dan lain-lain; penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain Mochtar, 2004.
Saat kehamilan, zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh lebih banyak dibanding saat tidak hamil. Tujuan suplemen zat besi selama kehamilan bukan untuk
meningkatkan atau menjaga konsentrasi hemoglobin ibu atau mencegah kekurangan zat besi pada janin, tetapi untuk mencegah kekurangan zat besi pada ibu
Pusdiknakes, 2008. Demikian halnya dengan kebutuhan zat besi pada setiap trimester kehamilan
adalah berbeda. Kebutuhan zat besi tiap semester adalah sebagai berikut : Wirakusumah, 2010
1. Trimester I : Kebutuhan zat besi ± 1 mg hari kehilangan basal 0,8 mghari ditambah 30-40 mg untuk sebagai janin dan sel darah merah.
Universitas Sumatera Utara
2. Trimester II : Kebutuhan zat besi ± 5 mghari kehilangan basal 0,8 mghari ditambah kebutuhan sel darah merah 30 mg dan conceptus
115 mg. 3. Trimester III : Kebutuhan zat besi 5 mghari kehilangan basal 0,8 mghari
ditambah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan conceptus 823 mg.
Zat besi yang diperlukan wanita hamil adalah sekitar 1.000 mg, ini termasuk 500 mg yang digunakan untuk meningkatkan massa RBC, 300 mg untuk janin dan
200 mg untuk mengganti kehilangan zat besi setiap hari. Jadi ibu hamil perlu menyerap rata-rata zat besi 3.5 mghari. Kekurangan zat besi akan menyebabkan
anemia Pusdiknakes, 2008.
2.2.3. Patofisiologi Anemia pada Kehamilan