Anemia pada masa kehamilan dapat mengakibatkan efek buruk baik pada wanita hamil itu sendiri maupun pada bayi yang akan dilahirkan. Anemia pada ibu
hamil akan meningkatkan risiko dan cenderung mendapatkan kelahiran prematur atau Berat Badan Lahir Rendah BBLR, risiko perdarahan sebelum dan saat
persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya bila ibu hamil tersebut menderita anemia berat. Hasil beberapa penelitian juga menunjukkan
bahwa 40 kematian ibu saat melahirkan disebabkan oleh karena perdarahan. Selain itu, Ibu hamil dengan anemia berat mempunyai risiko melahirkan bayi mati 3
kali lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak anemia berat Budiono, 2009.
Mengingat besarnya dampak buruk dari anemia defisiensi zat besi pada wanita hamil dan janin, maka perlu perhatian yang cukup dan dengan diagnosa yang
cepat serta penatalaksanaan yang tepat komplikasi dapat diatasi serta akan mendapatkan prognosa yang lebih baik Ibrahim dan Proverawati, 2011.
2.2.7. Pencegahan dan Terapi Anemia pada Kehamilan
Untuk menghindari terjadinya anemia sebaik ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat data-data dasar kesehatan umum calon
ibu tersebut dalam pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium, termasuk pemeriksaan tinja sehingga diketahui adanya infeksi parasit. Pemerintah
telah menyediakan preparat besi untuk dibagikan kepada masyarakat sampai ke posyandu. Contoh preparat Fe diantaranya Barralat, Biosanbe, Iberet, Vitonal, dan
Hamvitom. Semua preparat tersebut dapat dibeli bebas Wijaya, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Pemberian suplemen tablet zat besi secara rutin adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet besi
mengandung FeSO
4
Menurut Wijaya 2010, terapi anemia defisiensi besi adalah dengan preparat besi oral dan parenteral :
sebanyak 320 mg zat besi 30 mg, minimal 90 tablet selama hamil. Dasar pemberian zat besi adalah adanya perubahan volume darah atau
hydraemia peningkatan sel darah merah 20-30 sedangkan peningkatan plasma darah 50. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena
mengandung tannin atau pitat yang menghambat penyerapan zat besi Kusmiyati, 2009.
1. Terapi oral ialah dengan pemberian preparat besi sulfat, fero gluconat atau noferobisirat.
Pemberian preparat 60 mghari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 19bulan. Kini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 mg asam
folat untuk profilaksis anemia. 2. Pemberian preparat parental yaitu dengan forum dextran sebanyak 1000 mg
20ml intervena atau 2 x 10 mlim. Pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2 gr pemberian parenteral ini mempunyai indikasi.
Intoleransi besi pada traktus gastrointestinal, anemia yang berat, dan kepatuhan yang buruk.
Sedangkan menurut Arisman 2009 dan Daemeyer 2005, pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Pemberian tablet besi Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang diprioritaskan dalam
program suplementasi, dosis yang dianjurkan dalam satu hari adalah dua tablet satu tablet mengandung 60 mg Fe dan 200 mg asam folat yang dimakan
selama paruh kedua kehamilan karena pada saat tersebut kebutuhan akan zat besi sangat tinggi.
2. Pemeriksaan hemoglobin Pemeriksaan hemoglobin pada ibu hamil dilakukan minimal 2 x selama
kehamilan, yaitu pada TM I dan TM III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia maka dari itu dilakukan pemberian Preparat
Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu di Puskesmas maupun pada bidan praktek swasta
3. Pendidikan Konsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping yang mengganggu
sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Penolakan tersebut sebenarnya berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan
mereka memerlukan tambahan zat besi. Agar mengerti para wanita hamil harus diberikan pendidikan yang tepat misalnya tentang bahaya yang mungkin terjadi
akibat anemia dan harus pula diyakini bahwa salah satu penyebab anemia adalah defisiensi zat besi.
Universitas Sumatera Utara
4. Modifikasi makanan Asupan zat besi dari makanan dapat ditingkatkan melalui dua cara, pertama
memastikan konsumsi makanan yang cukup kalori sebesar yang dikonsumsi. Kedua meningkatkan ketersediaan zat besi yang dimakan yaitu dengan jalan
mempromosikan makanan yang dapat memacu dan menghindarkan pangan yang bisa mereduksi penyerapan zat besi.
5. Pengawasan penyakit infeksi Pengobatan yang efektif dan tepat waktu dapat mengurangi dampak gizi yang
tidak diinginkan. Tindakan yang penting sekali dilakukan selama penyakit berlangsung adalah mendidik keluarga penderita tentang cara makan yang sehat
selama dan sesudah sakit. Pengawasan penyakit infeksi ini memerlukan upaya kesehatan masyarakat, pencegahan seperti penyediaan air bersih, perbaikan
sanitasi dan kebersihan perorangan. 6. Fortifikasi makanan
Merupakan salah satu cara terampuh dalam pencegahan defisiensi zat besi. Kelompok masyarakat yang dijadikan target harus dilatih dibiasakan
mengkonsumsi makanan fortifikasi ini serta harus memiliki kemampuan untuk mendapatkannya Arisman, 2009. Hasil olahan makanan fortifikasi yang paling
lazim adalah tepung gandum roti, makanan yang terbuat dari jagung serta jagung giling dan hasil olahan susu.
Universitas Sumatera Utara
2.2.8. Cara Pemberian Zat Besi pada Ibu Hamil