TABEL IV. 4 TINGKAT PENDAPATAN RESPONDEN DI LOKASI STUDI
Lokasi Penelitian
Tingkat Pendapatan Responden
Total
Rp.500 rb Rp.500 rb-
Rp.1.500 jt Rp.1.500 jt-
Rp.2.500 jt Rp.2.500 jt-
Rp.1.500 jt Rp.3.500
jt
Kampung Nelayan
8 15 4 1 - 26
Total Presentase
30,77 57,69 15,40 3,80
-
100
Sumber : Data Primer Diolah, 2009
Berdasarkan angka-angka yang terdapat pada tabel di atas, dapat dikatakan bahwa tingkat pendapatan sebagian besar kepala keluarga KK yang menjadi
responden adalah sebanyak 15 orang atau sebesar 57,69 sangat tinggi dan sebanyak 8 orang atau sebesar 30,77 sedang dan sebanyak 4 orang atau 15,40
rendah. Angka-angka tersebut mengartikan bahwa sebagian besar masyarakat yang menjadi responden di kampung nelayan tersebut merupakan kelompok
mesyarakat yang mempunyai tingkat pendapatan menengah ke bawah. Hal yang diperhatikan berkaitan dengan tingkat pendapatan kepala keluarga di kampung
nelayan adalah tidak adanya perbedaan tingkat pendapatan yang begitu mencolok. Hal ini disebabkan oleh jenis pekerjaan yang ditekuninya tidak ada perbedaan
jauh, yaitu didominasi sebagai nelayan. Dengan tingkat pendapatan yang begitu rendah atau menengah kebawah tetapi mereka tidak terlepas dari sumbangan
kebersihan lingkungan kampung nelayan.
b. Tingkat Pengeluaran
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kampung nelayan, pengeluaran masyarakat ada lima kelompok yaitu: 40, 40-50, 50-60,
60-70 dan 70 dari penghasilan perbulannya. Dari hasil perhitungan didapatkan distribusi tingkat pengeluaran seperti yang terdapat pada Tabel IV. 5.
Sebagai berikut :
TABEL IV. 5 TINGKAT PENGELUARAN RESPONDEN DI LOKASI STUDI
Lokasi Penelitian
Tingkat Pengeluaran Responden Total
40 40 -50
50 -60 60 -70
70
Kampung Nelayan
- - 1 16 9 26
Total Presentase
- - 3,80
61,53 34,61
100
Sumber : Data Primer Diolah, 2009
Berdasarkan angka-angka yang terdapat pada tabel diatas, maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar kepala keluarga yang menjadi 26 responden
mempunyai tingkat pengeluaran antara 60-70 61,53 dari tingkat penghasilannya. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar kepala keluarga
yang tinggal di kampung nelayan merupakan masyarakat dengan tingkat pengeluaran yang cukup besar, karena lebih dari separuh pendapatannya dipakai
untuk biaya kehidupannya. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa kehidupan di kota besar biaya hidup yang tinggi seperti halnya di kampung nelayan, karena
dipengaruhi oleh gaya hidup yang sudah tidak dapat dibedakan lagi dengan masyarakat Ibukota Jakarta metropolitan, Tetapi masyarakat kampung nelayan
sadar akan kebutuhan setiap hari sangat besar baik itu keperluan rumah tangga merekapun juga tidak lupa akan tugas dan tanggung jawab sebagai masyarakat
penghasil limbah padat. Dilihat dari tingkat kebersihan lingkungan tetap salalu bersih, nyaman dan tidak terkesan kumuh dari hasil sampah yang ada.
c. Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah anggota keluarga responden di kampung nelayan dapat dikelompokan menjadi 3 tiga, yaitu: Keluarga kecil 2 orang, keluarga
menengah 3-4 orang, dan keluarga besar 4 orang. Semakin banyak anggota keluarga akan bertambah pula sampah yang ada tetapi masyarakat kampung
nelayan merasa itu adalah tanggung jawab mereka. Didistribusi frekwensi kelompok-kelompok anggota keluarga yang menjadi responden di kampung
nelayan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
TABEL IV. 6 JUMLAH ANGGOTA KELUARGA RESPONDEN DI LOKASI STUDI
Lokasi Penelitian Jumlah Anggota Keluarga
Total 1-2 Orang
3-4 Orang 4 Orang
Kampung Nelayan 1
9 16
26
Total Presentase
3,80 34,61
61,53 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2009
Dari angka-angka pada tabel diatas, jumlah anggota keluarga di kampung nelayan yang menjadi responden, dapat dilihat bahwa sebagian besar penghuni tersebut
merupakan keluarga menengah 34,61 dan keluarga besar 61,53, hal tersebut juga mencerminkan kampung nelayan merupakan wilayah dengan
kepadatan yang tinggi, dengan acuan ketentuan NKKBS Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtra yaitu tidak lebih dari 4 orang artinya satu keluarga terdiri
dari ayah, ibu dan 2 anak dan dapat digolongkan keluarga bersar. Hal yang perlu diperhatikan tentang jumlah keluarga ini adalah semakin
banyak atau besar jumlah keluarga, maka semakin banyak pula sampah yang dihasilkan dari keluarga tersebut, sehingga sangat mempengaruhi pelayanan
persampahan.
4.2. Analisis Deskriptif Sistem Pengelolaan Persampahan