3
4
y komuna
dengan Kota Ku
LOKASI
3. Sistem P
Juml Dengan
bervaria meningk
penamb gerobak
melayan
4.2.2. Asp
Dari yang berpen
1. Biaya yan a.
Ope b.
Inv c.
Pot al 3 m³ mem
salah satu s upang
I PENEMPA
Pengangkuta lah alat peng
n jumlah p asi tergantun
katkan pelay bahan alat
k yang tersed ni 80 rumah.
pek Pembia
tinjauan an ngaruh terhad
ng dikeluarka erasional dan
vestasi. tensi penarik
mpunyai ka seksi pengad
GA ATAN WAD
KOM
an gangkut 2 u
eralatan ter ng dari temp
yanan selain pengangkut
dia memiliki .
ayaan
nalisis aspek dap pengelol
an oleh Pem n pemelihara
kan retribusi apasitas pela
daan pada D
AMBAR 4.2 DAH KUM
MUNAL BA
unit dengan rsebut hany
at dan jumla n ditambah r
t. Untuk k i kapasitas 1
k biaya dapa laan persamp
merintah Din aan.
ayanan 50 K Dinas Keber
2 MUNAL LAM
ARU
ritasi masin ya mampu
ah peralatan ritasenya 3-
klasifikasi p 1,30-1,50 m³
at dibagi m pahan di kam
nas Kebersih KK. hasil w
rsihan dan P
MA DAN W
ng–masing 2 mengangku
yang ada. U -4 kalihari
pengelolaan ³ dan tiap sa
menjadi 2 d mpung nelay
han: wawancara
Pertamanan
WADAH
2 kalihari. ut sampah
Untuk lebih juga perlu
n, minimal atu gerobak
dua bagian yan, yaitu :
2. Biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat kampung nelayan : a.
Retribusi. Untuk tinjauan aspek biaya, analisis hanya dilakukan untuk biaya yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Sedangkan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat tidak dianalisis dengan pertimbangan untuk biaya pengeluaran retribusi besarnya
sesuai dengan potensi penarikan retribusi oleh Dinas Kebersihan.
4.2.2.1. Biaya Pengelolaan
Dari tahun ke tahun anggaran pengelolaan kebersihan semakin meningkat. Pada APBD tahun 2009 dana rutin pengelolaan sampah di Kota Kupang sebesar
Rp. 5.927.668.750,- atau 75 dari total dana rutin keseluruhan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang total dana rutin untuk dinas Kebersihan dan
Pertamanan tahun 2009 sebesar Rp. 7.903.558.335,-, sedangkan untuk dana pembangunan sebesar Rp. 9.200.000.000,- yang digunakan untuk pengadaan
fasilitas pengelolaan persampahan seperti TPS dan TPA dalam rangka menunjang kegiatan pengelolaan persampahan. Dari kenyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa biaya pelayanan persampahan Kota Kupang sangat tinggi sekali. Sedangkan biaya yang dibebankan pada masyarakat berkisar antara Rp. 1.000,-
hingga Rp. 7.500,-bulan dengan total retribusi ± Rp. 1.600.019.000,-tahun. Dengan kondisi seperti saat ini terlihat sekali bahwa retribusi dari masyarakat
hanya mampu menutupi 27 dari total anggaran rutin kebersihan. Oleh karena itu perlu digali lagi potensi dan sumber retribusi.
Dengan retribusi berkisar antara Rp. 1.000,- hingga Rp.7.500,-bulan dirasa masih rendah, perlu adanya penyesuaian tariff retribusi, mengingat tariff
retribusi tersebut ditetapkan pada tahun 2002 dan sampai sekarang belum disesuaikan lagi, sehingga potensi masyarakat dapat digali untuk mendukung
biaya operasional pengelolaan sampah.
4.2.2.2. Retribusi PersampahanKebersihan
Berdasarkan Perda No. 13 Tahun 2000 tentang retribusi pelayanan persampahankebersihan, dijelaskan bahw retribusi kebersihan dikenakan pada
obyek retribusi baik pribadi atau badan meliputi : rumah tangga, perkantoran dan
pendidikan, bangunan usahaniaga hotelwisatapenginapan, restoranrumah makanbar, took, super market, grosir dan warung , salon, bioskop PKL, dan
usaha profesi lainnya, industry dan rumah sakit pabrik, bengkel, usaha pertukangan, rumah sakit, rumah bersalin, poliklinik, puskesmas, praktek dokter
dan sampah khusus. Dengan retribusi bervariasi antara Rp. 1.000,- hingga Rp. 7.500,-bulan,
maka sulit sekali bagi peningkatan pelayanan sampah di Kota Kupang, karena untuk biaya operasional saja tidak mencukupi, dengan endapatan ±
1.600.019.000,-tahun 2009, maka hanya sanggup menutupi 27 biaya rutin kebersihan, dengan kata lain 73 biaya rutin masih disubsidi oleh pemerintah.
Hal ini untuk jangka panjang akan membebani keungan daerah. Menurut analisis, pola penarikan retribusi saat ini sudah tepat dan
maksimal untuk menjaring retribusi, karena penarikan sudah disesuaikan dengan letaklokasi rumah, lokasi usahakegiatan, jenis dan besarnya usahakegiatan, dan
penarikan juga sudah dilakukan dengan PLN. Namun besarnya yang perlu disesuaikan dengan kondisi pendapatan per capital masyarakat, maka pelanggan
PLN pembayaran retribusi sampah dengan listrik. Semua penerimaan retribusi kebersihan disetor ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kupang dan
selanjutnya disetor ke kas daerah, dengan diatur sebagai berikut: a.
80 untuk kas daerah b.
10 untuk PLN sebagai upah pungut c.
10 untuk Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan rincian 5 untuk upah kesejahtraan personil dan 5 untuk biaya operasional.
4.2.3. Aspek Peran Serta Masyarakat