Gambar 5.19. Lahan yang rawan longsor
meresap ke dalam tanah sehingga ada kecenderungan berkurangnya air tanah. Jenis tanaman seperti bawang merah, jagung dan tembakau yang tidak
mempunyai kapasitas besar dalam menampung atau menyerap air hujan juga mempengaruhi banyak sedikitnya air tanah. Adanya dugaan laju erosi yang tinggi
menyebabkan tingginya air yang terbuang sebagai aliran permukaan sehingga kapasitas air tanah cenderung menurun. Hal ini senada dengan keluhan beberapa
warga yang mengaku air yang ada di kolam menyusut kebiasaan masyarakat Desa Kwadungan Gunung adalah mandi dan cuci di kolam .
5.4.7. Terpotongnya Alur Air Tanah
Terpotongnya lereng karena lahan digunakan untuk penggalian pasir maka mengakibatkan terpotongnya alur air tanah sehingga muncul air tanah di
permukaan yang digali. Pada lahan yang digali muncul air yang mengalir dan di
bagian bawah membentuk semacam kolam. Secara jelas tampak pada Gambar 5.24 sampai dengan 5.27. Terpotongnya alur tanah sehingga muncul di
permukaan ini jelas berpengaruh pada berkurangnya air tanah yang ada di bawah tanah sehingga berakibat pada berkurangnya persediaan air di tempat lain. Air
tersebut seharusnya tersimpan sebagai cadangan air tanah dan muncul di tempat lain, namun karena lokasi penggalian pasir sudah jauh ke dalam dan didukung
lahan yang miring mengakibatkan air tersebut tidak tersimpan dan keluar menjadi semacam mata air.
1.2. Analisis Dampak Kegiatan Penambangan Pasir
5.5.1. Dampak Fisik Lingkungan
Dampak fisik lingkungan dengan adanya kegiatan penambangan pasir di Desa Kwadungan Gunung adalah sebagai berikut :
1. Hilangnya sebagian lapisan tanah karena tanah yang diruntuhkan sebelum pasir tidak disimpan atau disendirikan tetapi dicampur dengan pasir yang ada
untuk dijual. Hilangnya lapisan tanah menyebabkan kesuburan tanah hilang sehingga tanah tidak produktif lagi dan berubah menjadi lahan kritis Gambar
5.22. Gambar tanah yang terbuang tampak pada Gambar 5.20.